39

4K 255 5
                                    

Pemakaman Sean berlangsung hikmat dan penuhi tangis duka oleh orang orang yang mencintai nya. Mika dan Bryan selaku orangtua Rodrigo sudah tiba beberapa jam sebelum pemakaman berlangsung. Kedua orang itu sangat terpukul atas kejadian yang menimpa cucu kesayangan mereka. Sesuai kesepakatan, jenazah Sean akan di makamkan setelah Oma dan Opa nya tiba di Indonesia dan itu memakan waktu dua hari kemudian.

Seluruh keluarga tengah berkumpul di ruang tengah, tapi tidak termasuk Rodrigo dan Allena yang harus menjalani perawatan kembali di rumah sakit. Mika menatap Kayra penuh amarah, kalau saja gadis itu menuruti perkataan Mika untuk tidak datang kembali ke Indonesia, tentu saja musibah ini tidak akan terjadi.

"Jadi sekarang apa yang akan kalian katakan untuk mempertanggung jawabkan ini semua?" Kata Mika begiti sinis.

"Aunty, kami minta maaf. Ini semua di luar dugaan kami!" Sahut Kayra.

"Kalau saja kau menuruti ucapan Aunty, ini semua tidak akan terjadi Kayra!" Desis Mika, sebisa mungkin wanita parubaya itu menahan amarah nya.

"Aku akan mempertanggung jawabkan ini semua Aunty!" Kayra menunduk, dan berkata lirih. Sedangkan semua orang menatap Kayra tak percaya.

"Apa maksud mu, Sayang? Apa yang akan kau lakukan?" Bisik Langit.

"Oke, kalau begitu Kayra akan menikah dengan Rodrigo setelah pengobatan Rodrigo selesai. Anggap saja ini adalah bentuk tanggung jawab kalian atas kemalangan yang menimpa cucu ku!" Tegas Mika.

"Baik, jika itu kemauan Aunty! Kayra akan menikah dengan Rodrigo." Ujar Kayra datar, namun di detik berikutnya emosi Langit meledak.

"Apa kalian bercanda? Astagaa.. tanggung jawab macam apa ini? Ini semua salah Alluna, lantas kenapa harus Kayra mempertanggung jawab kan nya?" Kesal Langit, pria itu sempat menggebrak meja sebelum meninggalkan rumah Zayn.

Semua orang hanya terdiam, termasuk Kayra. Gadis itu terdiam di tempat duduk nya tanpa berniat menyusul Langit yang telah pergi.

"Kay!" Nazhifa menghampiri Kayra yang kini tengah duduk melamun di teras balkon kamar nya.

"Ya Mom!" Gadis berambut panjang itu tersenyum, saat mendapatkan kecupan hangat dari sang Ibu.

"Apa yang kau pikirkan?" Nazhifa duduk di samping Kayra lantas merengkuh tubuh gadis itu ke dalam pelukan nya.

"Tidak ada Mom, Kay sedang tidak memikirkan apapun!" Kayra berbohong, sebenarnya ia sedang gundah dan merasa cemas.

"Sejak kapan kau pandai berbohong, hm?" Nazhifa menyampirkan anak rambut Kayra kebelakang telinga nya.

"Aku hanya sedikit cemas, tapi aku tidak tau masalah apa yang membut ku secemas ini, Mom!" Kayra menatap mata Ibu nya seakan akan ia butuh pertolongan, dan dalam keadaan gawat.

"Kau tidak perlu menerima pernikahan itu, Kay! Kau hanya mencintai Langit, Mom tau itu. Jangan membebani dirimu sendiri Sayang!" Nazhifa kembali memeluk Kayra, saar gadis itu kembali menggelendot manja padanya.

"Aku tidak bisa menolak permintaan Aunty Mika, Mom. Aunty Mika sudah berbuat banyak padaku, tapi aku justru membuat masalah dan kemalangan menimpa kehidupan mereka. Kay tau, ini sangatlah berat buat Kay. Tapi Kay yakin, Kak Langit bisa mengerti. Kay akan berbicara pada nya besok!" Tutur Kayra. Nazhifa hanya mengangguk dengan apa saja yang di ucapkan putrinya.

☆☆☆

Di sisi lain, Langit sangatlah marah dengan keputusan Kayra yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Pria itu menyesap berbatang batang rokok untuk menghilangkan pikiran stress nya. Mana mungkin Kayra semudah itu menerima permintaan Aunty Mika. Apa selama ini ia hanya bermain main dengan dirinya? Apa selama ini Kayra belum sepenuhnya memaafkan nya? Langit tidak bisa berfikir dengan jernih kembali. Ia melempar foto kebersamaan nya dengan Kayra hingga bingkai kaca itu menjadi serpihan serpihan kecil yang mampu melukai siapapun yang menginjak nya.

"Dasar bodoh!" Langit tersenyum miris, pria itu memukul mukul kepala nya yang ia anggap bodoh.

"Apa yang kau lakukan, Kak!" Teriak Kayra dari ambang pintu. Kayra merasa perasaan nya tidak enak, jadi tanpa pikir panjang gadis itu segera menemui Langit malam ini juga.

Kayra berlari hingga tanoa sadar kaki nya menginjak serpihan kaca bekas bingkai foto mereka. Kayra tidak bisa mengeluarkan kata kata lagi, saat Langit menatap nya tajam. Putung rokok tercecer dimana mana, Langit terlihat kacau. Bahkan pria itu masih memakai kemeja hitam yang di kenakan sewaktu di pemakaman sore tadi.

"Kak, kita harus bicara!" Kayra meringis menahan perih di kedua telapak kaki nya.

"Pergi darisini, Kay! Jangan membuatku tega untuk menyakiti mu!" Lirih Langit, pria itu terus menghisap rokok nya tanpa memperdulikan Kayra yang hampir pingsan sebab alergi dengan bau nya.

"Jangan sakiti dirimu sendiri, Kak! Ku mohon, buang rokok rokok itu!" Pinta Kayra, gadis itu mengiba berharap Langit mau menghentikan aksinya.

"Pergi darisini Kayra! Pergi, sudah cukup kau menghancurkan semua nya. Sudah cukup kau mempermainkan perasaan ku! Aku tau jika saat kita ke Pacitan waktu itu bukanlah rasa tulus mu memaafkan ku. Tapi cuma ajang pembalasan dendam padaku kan? Astagaaa.. betapa bodoh nya aku. Yang tidak menyadari itu semua!" Langit tersenyum sinis menatap Kayra yang terdiam mematung di tempat nya.

"Kau salah, Kak! Semua ucapan mu tidak benar!" Teriak Kayra, gadis itu tidak bisa menahan lagi emosi dan airmata nya.
"Aku sudah memaafkan mu, bahkan aku berusaha melupakan semua apa yang pernah kau lakukan. Aku tidak pernah bisa menyakiti mu, apalagi membalas dendam. Itu bukan sifat ku, Kak! Ku mohon hentikan, kita harus bicara. Aku tidak ingin melihat Kakak seperti ini!" Kayra menangis, ia ingin menyentuh Langit namun pria itu menepis tangan nya dengan kasar.

"Diam Kayra. Diam!" Bentak Langit.

"Keluar dari kamar ku sekarang!" Langit mencekal lengan Kayra lantas menyeret gadis itu keluar dari kamae nya. Tidak perduli gadis itu meronta bahkan menangis dengan cukup keras. Langit tidak peduli. Ia hanya tidak ingin melihat gadis itu terlalu lama menangisi nya. Mereka sama sama hancur dan dalam sebuah pilihan yang sulit.

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang