Dengan tekad bulat Kriss berjalan memasuki mansion Zayn dan Nazhifa. Ia akan mengatakan jika Kayra akan ikut bersamanya ketika sudah pulih nanti.
"Kriss!" Sapa Zayn, mempersilahkan nya duduk dan tak lama kemudian Nazhifa ikut duduk bersama mereka.
"Jadi ada masalah apa, sehingga kau datang kemari!" Tanya Nazhifa dingin.
"Oke, aku akan katakan. Aku tidak akan berbasa basi dan membuang waktu kalian." Kriss memberi jeda ucapan nya.
"Aku akan membawa Kayra bersama ku, ketika ia sudah pulih nanti!" Tegas Kriss.
Nazhifa menajam kan mata nya, ia tersenyum miring mendegar ucapan Kriss, sedangkan Zayn hanya diam dengan ekspresi yang tak terbaca.
"Omong kosong!" Cibir Nazhifa.
"Kayra sudah setuju dengan keputusan ku, apapun yang terjadi Kayra akan tetap bersamaku!" Tegas Kriss.
"Kau tidak bisa membawanya, Kriss!" Sahut Zayn cepat.
"Mengapa? Aku ayah kandungnya, sudah cukup selama ini aku diam karena aku menghargai Nazhifa dan tidak ingin memisahkan Kayra dari Ibunya. Tapi sekarang aku tidak bisa diam lagi. Aku tidak akan membiarkan putri ku bersama orang orang yang tanpa sadar juga terlibat dalam kesakitan yang ia rasakan. Kayra bukan lagi anak berumur lima tahun yang membutuhkan Ibunya setiap waktu. Dia bisa memilih jalan nya sendiri. Aku tidak akan menolak keinginan nya lagi, sudah cukup penyiksaan batin yang putriku alami. Terutama dari saudari tirinya, dari Langit dan siapapun itu. Kayra adalah harta ku, aku tidak akan lagi membiarkan semua orang menyakitinya." Ujar Kriss panjang lebar dengan sekuat tenaga ia menahan emosinya yang hampir saja meledak.
"Jadi kau pikir kami semua ikut terlibat dengan semua apa yang terjadi padanya?" Tukas Nazhifa.
"Apa kau tidak sadar? Kau tidak peka dengan apa yang terjadi pada putrimu sendiri! Disaat Langit melakukan kesalahan dengan Alluna, apa dia menceritakannya padamu? Tidak kan! Itu karena putriku terlalu baik dan tidak ingin melihat kalian kecewa!" Kriss tersenyum sinis menatap dua orang yang duduk dengan tegang di hadapan nya.
"Apa kami sejahat itu?" Timpal Nazhifa, matanya berkaca kaca dan hampir saja menumpahkan seluruh airmatanya.
"Selama ini kemana saja kalian? Kayra-ku tidak butuh harta atau gelimangan uang dari kalian. Ia hanya butuh teman bicara, teman bersandar. Tapi kalian tidak tahu jika Kayra membutuhkan itu. Aku bicara seperti ini sebab Kayra selalu menceritakan keluh kesahnya padaku. Bahkan malam sebelum ia berangkat ke Italy ia menceritakan semua kebejatan yang Langit lakukan dengan Alluna. Berkali kali Kayra merengek ingin tinggal bersamaku, tapi selalu ku tolak. Bukan apa, tapi aku masih menghargai Nazhifa sebagai Ibu kandung yang selama ini merawatnya seorang diri. Tapi mulai saat ini aku tidak akan menolak keingina Kayra, lagi. Dan satu hal, aku tidak akan pernah menyetujui hubungan Kayra dan Langit. Sebab aku tau jika acara pertunangan itu adalah kebohongan!" Ungkap Kriss, ia pun lantas pergi meninggalkan Nazhifa dan Zayn yang termangu di atas tempat duduknya.
Nazhifa sudah menangis entah sejak kapan, yang jelas ia benar benar seperti dihujani berpuluh puluh anak panah yang tepat melikai uluhati nya. Ucapan Kriss semuanya benar, ia bukanlah ibu yang baik buat Kayra. Ia memang baik dan keibuan tapi ia terlalu sibuk memikirkan Kenzi dan Alluna waktu itu, sehingga ia mengabaikan Kayra begitu saja.
Nazhifa menyesal, begitu juga dengan Zayn. Dulu gadis itu yang memilihnya menjadi Ayah, tapi nyatanya, ia juga bukanlah Ayah yang baik buat Kayra. Dan semua penderitaan yang Kayra alami, adalah putri kandungnya sendiri yang melakukan nya. Zayn nampak meraup mukanya berkali kali. Ia sudah salah, ia pikir Kayra akan bahagia jika selalu disisi Langit, tapi kenyataannya itu semua salah. Justru Langit juga melukai nya. Zayn benar benar tertohok atas ucapan Kriss beberapa saat yang lalu.
☆☆☆
"Aku masih mau makan yang itu, Lon!" Kayra mendengus kesal ketika Marlon memakan Maccarons yang hanya tersisa satu buah.
"Aku lapar sekali, Kay!" Rengek Marlon, pria gondrong itu benar benar terlihat lapar, sebab ia tak sempat makan. Sedangkan Kayra membuktikan semua ucapannya, jika ia ingin menghabiskan semua makanan yang di belikan Marlon untuknya. Awalnya Marlon ragu dan takut jika Kayra akan sakit perut atau pencernaan nya akan terganggu. Tapi nyatanya ia baik baik saja dan masih ingin memakan beberapa makanan lagi.
"Ayah kemana ya? Kenapa lama sekali!" Kayra bertanya sembari memakan sekotak bomboloni isi coklat di pangkuannya.
"Om Kriss ada urusan, Kay! Sudah habiskan saja itu bomboloni kesukaanmu, tanpa memikirkanku. Aku sudah kenyang!" Marlon mencibir perihal Kayra yang tak menawari nya kue berbentuk bulat pipit dengan isian coklat yang sangat nikmat.
"Aku juga tidak berniat untuk memberimu ini semua. Kalau mau beli saja sendiri!" Ujar Kayra dengan taws renyah khas nya.
Marlon berjalan mendekati Kayra, ia tersenyum lantas mengecup puncak kepala gadis itu.
"Apapun yang kau inginkan, Dear. Aku pergi dulu, mau cari makan!" Marlon mengusap pipi Kayra pelan lantas keluar dari kamar rawat Kayra..
Sedangkan gadis itu hanya terdiam, ia sempat menikmati perlakuan Marlon padanya. Meskipun ia bukanlah sosok pria romantis, tapi ia tahu bagaimana caranya memperlakukan seorang gadis. Kayra tersenyum saat pintu sudah kembali tertutup. Ia memegangi pipi nya yang pasti sudah memerah saat ini.
~TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End (Selesai)
RomanceSequel dari Father for My Daughter.. #1 pengecut 15/06/2020