2 | Impianku Impianmu

12.1K 1.4K 257
                                    

"Sarapan bareng, yuk?"

Abel mengirim pesan setiap hari, berharap lelaki itu luluh dan menyudahi amarahnya. Jadi meskipun butuh tiga hari untuk membuat lelaki itu membalas pesannya, Abel tetap bersyukur.

"Lunch. Di tempat biasa."

Bagaikan terlepas dari belenggu, rasanya selega itu. Abel membaca balasan dari Arvin dengan senyum di bibir, lalu mengirim emoticon hati sebagai balasannya. Arvin tidak lagi membalas, namun tak mengapa. Mendapat balasan singkat dari lelaki itu sudah membebaskan Abel dari muram berkepanjangan.

Ketika Abel berkata bahwa dirinya kacau jika Arvin mendiamkannya, itu benar. Dia tidak nafsu makan apapun selama Arvin masih bersikap dingin, dia bahkan tidak bisa menjalani hari dengan baik karena hatinya terasa berat. Lelaki itu terlalu menguasai dirinya dalam tingkat yang mengkhawatirkan.

Namun Abel tidak keberatan. Bukankah demikian cara cinta bekerja?

Maka di sinilah dia. Duduk di kedai gado-gado favorit mereka berdua untuk makan siang.

Abel tiba lebih dulu daripada Arvin. Lelaki itu memberinya pesan bahwa dia akan terlambat beberapa menit. Abel memakluminya, dia tahu sekali Arvin tidak akan tenang jika masih ada pekerjaan yang menumpuk di meja kerja.

Siang ini, ia mengenakan blus floral berwarna salem. Celana jeans hitam membalut kaki jenjangnya dengan sempurna. Abel mengeluarkan kaca lipatnya dan memperbaiki penampilan. Ia tidak begitu suka menghadapi kaca yang besar, sebab hal itu akan membuat seluruh wajahnya terlihat. Dan Abel, benci melihat wajahnya sendiri.

Gadis bergincu merah itu ganti memusatkan atensi pada ponselnya, lalu membaca brief yang belum selesai ia pelajari.

Izinkan Abel bercerita sedikit tentang Maddadesign.

Pada awalnya, Maddadesign adalah crowdsourcing berbasis desain grafis. Namun saat ini, Maddadesign membuka layanan desain web demi menjawab kebutuhan pasar yang semakin berkembang. Ia mempertemukan klien-klien yang membutuhkan produk grafis dengan para desainer yang bekerja secara freelance. Klien ini bisa perorangan, organisasi, maupun sebuah perusahaan. Abel, adalah salah satu desainer grafis yang menjadikan Maddadesign sebagai tempat mencari pundi-pundi rupiah.

Ada tiga cara klien mendapatkan produk grafis di Maddadesign. Membuka proyek, melalui 1-to-1- project, atau membeli produk jadi di Maddashop.

Jika klien membuka proyek, ia akan mempersilahkan desainer-desainer untuk mengajukan proposal berdasarkan brief yang mereka pasang. Proposal terpilih nantinya akan melalui banyak revisi sebelum menjadi produk final.

1-to-1 project adalah layanan yang lebih eksklusif. Layanan ini lebih privat karena hanya melibatkan satu desainer yang dipilih langsung oleh klien untuk mengerjakan sebuah proyek. Biasanya klien yang memilih opsi ini adalah klien yang datang dengan proyek besar, atau klien yang sudah mempunyai desainer langganan di Maddadesign. Karena one to one project masuk ke dalam privat service, harga yang ditawarkan biasanya lebih tinggi. Hal ini sebanding dengan kualitas service yang diberikan oleh desainer.

Para desainer grafis di Maddadesign dibagi menjadi tiga kategori. Umum, yang berisi para desainer amatir. Silver, berisi para desainer yang mempunyai kualitas lebih baik dan sudah memegang banyak proyek. Dan platinum yang merupakan kategori desainer paling berpengalaman, mempunyai jam terbang tinggi, dan satu-satunya kategori desainer yang diperbolehkan masuk ke dalam proyek-proyek premium berharga ribuan dolar.

Abel memulai semuanya dari bawah. Di bawah arahan Saka dan para senior Dhalung, kemampuan Abel berkembang pesat. Beberapa klien sering kembali dan mengajaknya bekerjasama lewat 1 to 1 project.

Colour Palette [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang