"Kalau lu jual Mexico, lu pasti menang Win," kata Yuta.
Darwin perhatiin baik-baik mukanya Yuta, karena Darwin enggak mau kena tipu lagi.
"Lo kan musuh gue, Tuy. Masa lo ngasih tau cara menang ke gue?" tanya Darwin dengan mata memicing curiga.
"Gue cuma bersikap dermawan. Kan dari tadi gue mulu yang menang, kali kali elu lah," kata Yuta meyakinkan.
Darwin memandang kertas monopoli dan Yuta bergantian. "Ah enggak ah, lo boong," kata Darwin.
"Yaelah Win ga percㅡ"
"Enggak usah ngibulin anak orang, nih dari Viola," potong Dennis yang baru aja datang sambil ngasih plastik berisi paket panas spesial McDonalds kepada Darwin.
Darwin yang dikasih, tapi yang ngambil Yuta.
Diambil lagi sama Dennis, terus dikasihin ke Darwin.
"Vio bilang buat Darwin, bukan buat eluㅡ nih," sahut Dennis kemudian berjalan ke dapur.
"DIH NAJIS PELIT AMAT, BAGI LAH?" sewot Yuta tak terima. Sementara Darwin mulai membuka kotak ayamnya dengan gembira.
"Bilang makasih sama Vio ya Nis," kata Darwin dengan senyum terukir di wajahnya. Langsung disenggol tangannya sama Yuta. "Ada apaan lu sama ceweknya Dennis?" tanyanya setengah berbisik.
Maksudnya sih biar Dennis enggak denger, tapi sayangnya anaknya denger.
"Cewek gue naksir Darwin," jawab Dennis cuek lalu menyambar remote tv dari tangan Yuta.
Darwin angkat bahu tak peduli, Yuta histeris.
"YANG BENER AJA BRO? WIN? GA GINI WIN?" seru Yuta sambil ngegoyang goyangin badannya Darwin, sampai keselek deh tuh si kokoh.
"TUY AH, KESELEK INI GUE!" sentak Darwin sambil menghempaskan tangan Yuta, kemudian meminum soda dengan brutal.
Sementara Dennis tetap menonton televisi. Benar-benar tidak peduli.
"ENGGAK ENGGAK, INI GUE BUTUH PENJELASAN! CEWEK LU SELINGKUH SAMA DARWIN, NIS?" sewot Yuta. Masih aja nyerocos.
Sayangnya, mau Darwin atau Dennis, enggak ada yang mau jawab dan itu bikin Yuta marah.
B E T E.
Tapi baru aja Yuta mau buka suara lagi, satu buah bantal sofa mendarat mulus di wajahnya.
"Bacot sekali lagi gue botakin alis lu," kata Dennis yang membuat Yuta menciut. Noleh ke kanan ada Juno keluar kamar, kayanya sih baru bangun tidur.
Hm, asik nih isengin.
"Eh dedek Juno baru bangun?" sapa Yuta dengan nada yang super menyebalkan, di telinga Dennis.
"Lana udah dateng belomㅡ bagi ya Win," tanya Juno lalu menyeruput cola milik Darwin.
Padahal Darwin belum bilang iya. Yaudahsi emang kenapa, kan Juno haus.
"Lana mau kesini emang? Tau gitu bareng gue aja tadi," kata Darwin.
"He'em. Bilangnya sih balik kuliah, tapi udah jam segini gaada bilㅡ Apaansi Tuy?" sewot Juno saat menyadari Yuta yang terus menatapnya sedari tadi.
Yuta balas cengir lebar. Juno memutar bola matanya malas, udah ngerti ini Yuta mesti gabut gaada target keisengan.
"Yang lain pada kemana sih ini? Sepi amat?" celetuk Dennis dengan mata yang masih terfokus pada televisi.
Nonton tetangga masa gitu.
"Noh, pecahin kaca rumah bu Subroto kalo mau rame." Jawab Yuta lalu beranjak dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"The Ethereal" Arion ✅
FanfictionDulu, Arion pikir membahagiakan semua orang adalah tanggung jawabnya. Tapi kalo dipikir, capek juga ya beb. Akhirnya, bermodal sedikit nekat dan dukungan orang-orang terdekat, Arion memutuskan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Caranya giman...