Setelah memastikan motor Yuta terparkir sempurna, Kala melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Disimpannya sepatu di atas rak yang terletak di samping pintu. Sebenernya Kala lagi males banget ngebungkuk buat lepas sepatu, abis itu disimpen rapi di rak. Maunya tuh langsung copot asal, terus simpen depan pintu.
Tapi kalau kayak gitu, bisa-bisa nanti Kala kena marah Babas dan Dennis.
Sekarang pukul empat sore dan kosan terlihat sangat sepi. Pintu juga tertutup rapat, karena kalau ada orang biasanya pintu dibiarin ngebuka.
Jadi Kala berpikir. "Oh, belom pada balik kali ya?"
Dengan dasar pemikiran itu, Kala merogoh saku celananya untuk mengambil kunci cadangan. Tapi saat hendak memasukkan kunci, "Lah, apaan kok enggak dikunci pintunya?" gumam Kala, tapi tanpa berpikir lebih lanjut, ia tetap melangkah masuk.
"Kok gue laper lagi ya tadi kan udㅡ ASTAGFIRULLAHALADZIM! SAHA IEU?" Pekik Kala saat menemukan sosok berwajah putih bagai buah cempedak di ruang TV.
Kala mengambil sapu yang ada di balik pintu, sebelum akhirnya berjalan mendekat.
Pegangannya pada gagang sapu semakin erat saat langkahnya semakin dekat.
Kala bersiap untuk memukul oknum cempedak itu dengan mulut yang tak henti merapalkan do'a.
"Mampus lo setㅡ ANJING!" Pekik Kala saat secara tiba-tiba si oknum cempedak membuka matanya.
"Kala enggak boleh kasar," ucap oknum cempedak dengan nada malas.
Kala mengerjapkan matanya. "Lahㅡ Juno?"
Oknum cempedak aliasㅡ Juno, mengubah posisinya menjadi setengah tengkurap.
"Iya gue. Lo ngapain sih megang sapu? Ada kecoa lagi emang?" tanyanya clueless sambil menatap sekeliling.
Kala menghembuskan napas kasar kemudian meletakkan sapunya ke tempat semula.
"Lo ngapain sih maskeran kayak gitu? Pake roll rambut segala lagi, gue kira setan tau, enggak?" omel Kala, yang saat ini berjalan menuju dapur.
Mau ambil buavita soalnya haus cuy.
Juno mengamati pergerakan Kala dengan seksama. Enggak berani banyak gerak, takut maskernya retak.
"Biar ganteng lah? Emang lo doang yang boleh ganteng?" jawab Juno sekenanya.
Kala mendaratkan bokongnya di atas karpet sembari meminum buavitanya. Tanpa sedotan.
"Serah lu dah," jawab Kala lalu menyalakan televisi.
Mau nonton Rans Family.
Enggak ada yang tau kan, kalau Kala hobi nonton Rans Family?
"Waduh, teh Gigi tambah cakep aje," gumam Kala.
Juno juga ikutan nonton.
"Kal," panggil Juno yang Kala balas dengan gumaman.
Lagi fokus liat Teh Gigi bikin dalgona buat Rafathar.
"Lo abis dari Mcd, ya?" tanya Juno dengan hidung yang terus mengendus ngendus.
"Tajem bener idung lo," sahut Kala. Matanya masih fokus sama teh Gigi.
"Lah bener? Gue kira si Lana ngibul," jawab Juno lalu berjalan ke kamar mandi.
Udah 15 menit maskernya mau dibersihin.
Mendengar nama Alana, Kala langsung noleh. "ALANA CERITA APA AJA JUN?" tanya Kala. Teriak soalnya kan Juno udah masuk kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
"The Ethereal" Arion ✅
FanfictionDulu, Arion pikir membahagiakan semua orang adalah tanggung jawabnya. Tapi kalo dipikir, capek juga ya beb. Akhirnya, bermodal sedikit nekat dan dukungan orang-orang terdekat, Arion memutuskan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Caranya giman...