23 : Beda Jalur

206 26 17
                                    

Kalo kata Marcell, "Tuhan memang satu, kita yang tak sama."

Virzha, lewat lagunya yang berjudul Kita Yang Beda juga bilang hal serupa, katanya, "Tuhan kita cuma satu, kita yang berbeda."

Terus nih terus, sama Elmatu, dibilang begini, "Tolong tanyakan pada Tuhan-Mu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya, mencintai hamba-Nya."

Ketiga lirik itu emang pas banget buat menggambarkan dilema yang dirasain setiap pasangan beda keyakinan.

Ga cukup berdebat sama diri sendiri, tapi juga harus kuat denger ocehan orang-orang disekitar.

Mereka bilang, "Kalian tuh ngga bisa sama-sama! Percuma! Pasti ujungnya putus, karena yang kalian lakuin itu dosa!"

Dosa, ya? Padahal apa yang dia dan dia lakuin, ga nyakitin siapapun. Mereka jatuh cinta satu sama lain pun, bukan kehendak hati sendiri.

Kalo emang yang dibilang orang-orang itu bener, kenapa Tuhan kasih perasaan ini buat orang yang bukan umat-Nya?

Kenapa? Apa ini cara Tuhan buat menguji keimanan umat-Nya? Atau emang semesta yang lagi bosen terus ngajak bercanda?

Semua hal itu udah jadi bahan pikiran Dennis setiap hari, dan meski dipikirin terus tiap detik, Dennis tetep ga nemu jawabannya.

"Ah tau ah bodo amat!" gumam Dennis abis itu ngeluarin ponselnya dan ngirim chat ke Viola.

"Ah tau ah bodo amat!" gumam Dennis abis itu ngeluarin ponselnya dan ngirim chat ke Viola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah iya... gereja..." gumam Dennis sambil menatap layar ponselnya.

Baru aja selesai mikir, jawaban dari Viola malah bikin Dennis balik mikir.

"Nis bagi duit dong..."

Dennis noleh dan mendapati Darwin dengan setelan rumahannya.

Kaos oblong, boxer kungfu panda, rambut acak-acakan, mata belerㅡ fix baru bangun tidur!

"Ngelindur lu?" tanya Dennis yang dijawab gelengan kepala sama Darwin.

"Bagi duit, Nis. Mau beli kembang tahu..." jawab Darwin dengan mata merem melek.

Dennis berdiri terus ngeliat keluar jendela, Oh kebangun gara-gara kembang tahu... gitu pikir Dennis begitu ngeliat grobak kembang tahu di depan kosannya.

"Nih, pake mangkok kita aja jangan mangkok abangnya. Sama bilang, kuahnya jangan kebanyakan, lo kan ga terlalu seneng jahe..." kata Dennis sambil ngasihin selembar uang sepuluh ribu.

Darwin ngangguk, "Lo mau ngga, Nis?" tanya nya.

"Ngga, lo aja." jawab Dennis.

Darwin ga nyautin lagi, anaknya langsung jalan ke dapur buat ambil mangkok, abis itu lanjut pergi ke teras.

"The Ethereal" Arion ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang