Saat ini Hana berada dikantin bersama teman-temannya. Seperti biasa, mereka makan sambil mengobrol banyak hal. Mulai dari hal penting sampai hal yang gak penting pun mereka diomongin.
"Belakangan ini aku jarang banget belajar, udah goblok makin goblok aku." kata Guanlin.
"Lah, ngaku dia." sahut Haechan
"Iyalah, aku kan sadar diri. Daripada ngaku ganteng padahal gak ganteng."
"Terserah kamu aja."
"Kamu kan gak goblok amat Lin." kata Jeno.
"Iya juga ya, gak kayak Haechan yang gobloknya sudah mendarah daging."
"Aku lagi yang kena."
"Tapi bener loh kata Guanlin, kamu dimana saat pembagian otak Chan?" tanya Ryujin.
"Dia di antrian paling belakang, makanya dapat sisa doang."
Daritadi Hana hanya menyimak pembicaraan unfaedah teman-teman ku.
"Haechan ternistakan banget ya." kata Saeron sambil menahan tawa
"Biar pun ternistakan, dia itu moodbooster, selalu jadi happy virus buat kita agar bisa tersenyum." akhirnya Hana megeluarkan suara.
"Uwaaa, Hana aku padamu." kata Haechan dramatis.
"Apaan sihh Chan, alay tau gak." kata Jeno.
"Terserah aku."
"Udah, jangan nistain Haechan terus, gitu-gitu dia bisa buat kita ketawa kan." kata Hana.
"Bener kata Hana." balas Renjun.
"Hana baik benget sihh, terharu aku tuh."
"Alaynya di kurangin ya Chan."
"Buat Hana mahh aku siap."
"Bentar lagi kenaikkan kelas kan?" tanya Saeron.
"Iya." jawab Renjun.
"Gak kerasa usah mau kelas 12 aja, padahal baru kemarin rasanya mendaftar jadi murid SMA." kata Guanlin.
"Nanti kita bakal jarang ngumpul kayak gini gak ya? Kita kan pasti sibuk buat persiapan kelulusan nanti." sahut Jeno.
"Aku harap sih kita masih bisa sering ngumpul kayak gini nanti."
"Temen-temen maafin Jeno ya kalau Jeno ada salah sama kalian. Ya walaupun Jeno gak pernah buat salah sih, tapi Jeno tetep minta maaf. Tau diri kan Jeno."
"Ampas Jen, besok juga buat masalah lagi. Ya gak Chan?"
"Yoi Lin."
"Ryujin juga minta maaf, sama makasih udah mau nemenin Ryujin selama sekolah disini, gak kerasa tahun depan kita udah lulus."
"Kok jadi sedih gini sih, semangat dong. Kan nanti masih bisa ngumpul bareng ya meskipun gak sering juga. Lagian masih tahun depan juga, masih ada waktu buat senang-senang." ujar Haechan.
"Jadi inget masa mos, waktu itu kita kan diisengin sama makhluk yang Hana sebut malaikat pencabut nyawa."
"Bener tuh Jun, kesel banget waktu itu."
"Gak terasa ya waktu cepat berlalu."
"Jangan sedih gitu Lin, ikutan sedih nih."
"Jun, ayang bebeb kamu sedih katanya tuh."
"Jangan mulai Lin."
Saat ini, Hana akan pergi ke cafe yang ada di dekat sekolah. Namun ia sedang menunggu Ryujin datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yours | Huang Renjun
Teen FictionHana suka Renjun, namun Renjun suka Saeron. Hana sering merasa sakit saat melihat Renjun bersama Saeron. Kebohongan dan pertengkaran sering Hana rasakan karena Renjun. Hingga pada saatnya Hana memutuskan untuk tidak mau mengenal sosok Huang Renjun l...