Hari ini disekolah, dikelas Hana dapat jam kosong. Biasanya jam kosong Hana dan Renjun akan pergi ke luar kelas, entah itu ke rooftop, ke perpus, dan kantin.
Namun sekarang udah tidak seperti itu lagi, setiap jam kosong akan dipergunakan Renjun untuk mengajarkan materi yang belum Saeron paham.
Mereka kelihatannya seneng banget, ketawa bareng, fokus bareng.
Dan Hana?
Hana hanya diam saja duduk di kursi sambil termenung. Tiba tiba ada yang menepuk-pundak Hana, iapun menoleh dan ternyata itu Hyunsuk.
Choi Hyunsuk, ia teman sekelas Hana sama kayak yang lain. Hyunsuk duduk dibelakang Haruto. Ia orangnya ya baik, ramah, suka ngelucu tapi garing. Tipe ketua kelas yang nyebelin.
"Ngapain bengong sih?" tanya Hyunsuk.
"Nggak apa-apa."
"Cewek kalau bilang nggak apa-apa pasti ada apa-apanya nih."
"Mendingan kamu diam aja."
"Kamu kenapa sih, dari tadi murung terus?" tanya Hyunsuk lagi.
Hana tidak menjawab pertanyaan Hyunsuk, ia hanya diam sambil melihat ke arah Renjun dan Saeron.
"Oh aku tau nih."
"Tau apa?" tanya Hana tanpa melihat ke arah Hyunsuk.
"Kamu cemburu kan lihat Renjun sama Saeron."
Peka juga Hyunsuk.
"Kalo iya kenapa?" tanya Hana
"Tuh kan bener, kamu suka ya sama Renjun?" tebak Hyunsuk.
Hana hanya mengangguk. Jika sudah ketahuan maka Hana pasti akan mengaku.
"Yaudah sabar aja ya, kalo Renjun emang jodoh kamu pasti ia bakal balik ke kamu. Jodoh gak bakal ketukar." kata Hyunsuk.
"Iya."
"Aku juga lagi suka sama seseorang sebenarnya," kata Hyunsuk.
"Siapa?" tanya Hana.
"Orangnya sekelas sama kita, terus rambutnya panjang dan pake poni." jelas Hyunsuk.
Kemudian Hana mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, lalu menatap Hyunsuk.
"Gimana udah tau belum?" tanya Hyunsuk.
"Tau apanya, orang rambut panjang sama pake poni dikelas kita kan banyak."
"Iya juga ya." Hyunsuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"udah bilang aja."
"Doyeon." kata Hyunsuk pelan.
"Ohh Doyeon."
"Pantas sih dia cantik, terlihat dewasa, banyak yang suka padanya."
Kim Doyeon, ia teman sekelas Hana, mereka lumayan akrab. Ia juga lebih tinggi dua senti dari Hana. Hana akui dia memang cantik, juga ia ramah, tak heran banyak lelaki yang menyukai nya termasuk Hyunsuk.
"Kamu juga cantik kok Han, muka kamu kayak anak kecil jadi imut banget deh."
"Apaan sih, btw makasih loh haha."
Wajah Hana memang terlihat seperti anak kecil, banyak orang yang gemas dengannya ,dan sasarannya adalah pipinya.
"Iya sama-sama, nah gitu dong senyum, jangan murung lagi ya."
Hana hanya mengangguk.
.
Hana pulang sekolah sendirian, kenapa nggak sama Renjun atau Jaemin? Karena Renjun katanya mau nganter Saeron pulang, katanya kasihan pulang sendiri.
Lah bagaimana dengan Hana? Ia juga pulang sendirian. Kalau Jaemin ya you know lah, dia main dulu sama Jeno dan Haechan.
"Tumben sepi banget nih jalan, kayak hidupku."
"Ehh nggak aku nggak kesepian, masih ada Jaemin, Kak Chanyeol, Kak Taeyong, Ryujin, Haruto, Hyunsuk, dan yang lainnya."
Hana berbicara sendiri saat berjalan pulang, jika ada orang yang melihatnya berbicara sendiri, pasti dikira nggak waras, tapi namanya juga Hana pasti bodo amat.
Sampai dirumah, Hana mengganti pakaiannya lalu menuju dapur. Saat melewati ruang tamu ternyata ada Jaemin yang sudah duduk manis di depan tv.
Kapan dia datangnya? Hana pun tak tau.
Saat sampai di dapur, Hana melihat Taeyong yang lagi masak.
"Ehh, untung ada kamu Han." ucap Taeyong
"Kenapa Kak?" tanya Hana.
"Tolong ke supermarket depan ya, beliin keperluan rumah yang udah habis." kata Taeyong.
"Kenapa nggak suruh Jaemin aja?"
"Emangnya dia udah datang?"
"Udah, tuh lagi nonton TV."
"Yaudah kamu perginya bareng dia aja, kamu bilangin sana."
Hana pun berjalan menuju ruang tamu dan menghampiri Jaemin.
"Jaem, anterin ke supermarket depan ya disuruh Kak Taeyong."
"Huhu kamu aja ya yang kesana, kaki aku sakit." kata Jaemin dramatis sambil memegang kakinya yang luka.
"Lah, kaki kamu kenapa? "
"Jatuh tadi, huhu sakit Han, kamu aja ya, masak kamu tega nyuruh aku ke supermarket dalam keadaan gini?"
"Yaudah iya."
Hana pasrah aja. Lagipula luka Jaemin gak serius-serius amat, Jaeminnya aja yang lebay. Kemudian Hana kembali ke dapur.
"Kak, kaki Jaemin luka. Dia nggak mau ikut."
"Yaudah kamu sendirian aja."
"Tapi Hana males Kak, Hana capek."
"Nggak ada alasan" Taeyong menyodorkan daftar belanjaan dan uang.
"Kak nanti aja ya, Hana lagi malas keluar."
"Berani kamu sama Kakak?"
Kayaknya kak Taeyong mulai kesal yeorobun. Hana ngeluhnya salah sasaran. Kemudian ia menarik nafas dalam dalam dan menatap Taeyong. Perlu keberanian buat natap dia.
"Yang bilang Hana takut sama Kakak siapa?"
"Ya iyalah Hana takut." lanjut Hana lalu mengambil daftar belanjaan dan uangnya lalu pergi dari dapur. Taeyong hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Hana.
Hana berhenti di depan pintu dan memakai sepatu, lalu berjalan menuju supermarket.
Hana pergi nya cuma pakai celana selutut sama baju kaos oversize dan sepatu putih. Ia berjalan dengan santai, tangannya dimasukan ke saku celananya.
Tak lama kemudian, Hana pun sampai di supermarket.
Hana masuk ke dalam dan mengambil keranjang belanja, ia membuka daftar belanja yang diberikan Taeyong tadi, kemudian ia menghela nafas.
"Kak Taeyong kalo nyuruh emang nggak main-main." gumam Hana.
Taeyong mencatat banyak sekali barang barang yang harus dibeli. Kemudian Hana menuju rak yang terdapat barang barang yang di suruh untuk beli.
Setelah mendapat semua barang yang disuruh, Hana menuju rak camilan dan mengambil beberapa makanan ringan dan minuman botol.
Kalau Taeyong nyuruh buat belanja ada enaknya juga, pasti Taeyong memberi uang lebih dan uang itu Hana gunakan untuk membeli camilan.
Saat di rak camilan, Hana melihat Renjun dan Saeron berdua, tiba-tiba moodnya menjadi buruk, ia segera mengambil camilan yang ia mau lalu pergi dari situ.
Hana segera ke kasir dan membayar belanjaannya kemudian pulang.
Di perjalanan, Hana hanya murung sambil meminum minuman yang dibeli tadi, sumpah moodnya lagi nggak baik saat ini.
Sampai rumah, Hana langsung kedapur sambil membawa belanjaannya dan menaruhnya dimeja lalu mengambil camilannya dan membawanya ke kamar.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours | Huang Renjun
Ficção AdolescenteHana suka Renjun, namun Renjun suka Saeron. Hana sering merasa sakit saat melihat Renjun bersama Saeron. Kebohongan dan pertengkaran sering Hana rasakan karena Renjun. Hingga pada saatnya Hana memutuskan untuk tidak mau mengenal sosok Huang Renjun l...