13

1.2K 167 1
                                    

Malam ini Renjun belajar seperti biasanya, tapi kali ini ia sama sekali tidak bisa fokus. Pikirannya tertuju ke Hana. Apa ia keterlaluan ya udah memarahi Hana, tapi ia juga tidak percaya Hana yang melukai Saeron. Renjun juga tidak tau kejadian dari awal seperti apa.

Tiba-tiba hpnya berbunyi, ia pun memeriksanya, dan ternyata ada orang asing yang mengirim video.

Karena penasaran, Renjun pun membuka video itu. Dan ia terkejut, ternyata ini video kejadian di toilet sekolah, Renjun melihat Saeron yang di bully oleh seseorang, Renjun sepertinya mengenali orang itu, setelah ia lihat lagi dan ternyata itu....

Koeun?!

Renjun tak percaya Koeun yang melakukan ini, Renjun lanjut melihat videonya dan ternyata Koeun yang melukai tangan Saeron dan kemudian Hana datang dan merebut cutter yang dipegang Koeun.

Renjun merasa dirinya bodohh karena langsung menyimpulkan tanpa mendengar penjelasan Hana. Tapi kenapa Saeron tidak bilang kalau pelakunya Koeun dan bukan Hana, kenapa dia diam saja?

Pertanyaan itu terus berputar di kepala Renjun.

Namun tiba-tiba hpnya berbunyi lagi dan setelah ia lihat ternyata orang yang mengirim video itu mengirimkan sebuah pesan.

Sudah lihat videonya?

Siapa?

Besok pergi kebelakang sekolah
Sepulang sekolah.

Renjun penasaran siapa orang ini, ia menyuruhnya untuk menemuinya di belakang sekolah.












Pagi ini Renjun sudah sampai di sekolah, hari ini ia berangkat sendiri, tidak bersama Saeron ataupun Hana.

Renjun berjalan menuju kelas. Ketika sampai dikelas, ia duduk dibangkunya. Ia menoleh ke bangku Hana yang masih kosong.

Dan tak lama kemudian Hana datang dengan wajah datarnya, ia meletakkan tasnya lalu berjalan keluar kelas, ia bahkan tak menatap Renjun.

Renjun bangkit dan pergi menyusul Hana keluar kelas, ia mengikuti Hana tanpa sepengetahuannya. Dan ternyata Hana pergi ke kantin, Renjun melihat dia memesan makanan lalu duduk di salah satu bangku di kantin.

Ia meletakkan makanannya diatas meja lalu mengambil sambal yang ada di depannya, Renjun segera mendekatinya dan menahan tangannya yang hendak menuangkan sambal ke makanannya.

"Jangan makan sambal pagi-pagi."

"Apa peduli mu? Bukankah kau sendiri yang bilang kalau aku sudah biasa makan sambal pagi-pagi."

"Iya, tapi kan nggak baik buat kesehatan, apalagi kamu punya penyakit maag."

"Udahlah, kamu pergi aja."

"Hana, aku mau ngomong."

"Itu udah ngomong."

"Serius Hana, aku mau ngomong."

"Cepetan, aku mau makan. Aku nggak mau diganggu."

Renjun menarik nafas dalam dalam. "A-aku minta maaf ya Hana soal yang kemarin."

"Kenapa minta maaf?"

"Aku udah marahin kamu, udah nuduh kamu yang enggak-enggak, jadi aku minta maaf."

Yours | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang