4O

1.4K 155 4
                                    

Saat ini Chanyeol dan Taeyong berada di ruangannya Hana. Chanyeol menggenggam tangan Hana dan menatap alat rumah sakit yang menempel di tubuh Hana dan Chanyeol sendiri tidak tau namanya.

"Bangun ya sayang, gak capek apa tidur mulu?" kata Chanyeol sambil mengelus kepala Hana.

"Kamu mau ke Jepang kan? Ayo kita pergi bareng-bareng, asalkan kamu mau bangun."

Taeyong menatap Chanyeol iba, lalu mengelus bahu kakaknya itu. Taeyong rasanya mau nangis tapi ditahan.

"Yong." panggil Chanyeol.

"Apa?"

"Kita harus bilang apa sama mama papa?" kata Chanyeol dengan suara pelan.

Taeyong diam, dia juga bingung harus ngomong apa sama orang tuanya nanti.

"Gimana reaksi mama papa saat tau Hana koma?" lanjut Chanyeol.

Pertahanan Taeyong runtuh, air meluncur bebas ke bawah disertai isakan. Kenapa harus adik kesayangannya yang menerima semua ini. Chanyeol menarik Taeyong agar mendekat, lalu mengelus kepala Taeyong.

"Bulan ini harusnya menjadi bulan liburan buat Hana tapi malah menjadi bulan keramat buat kita semua."

Taeyong mengangguk.








Sekarang Renjun berada di ruangan Hana bersama Ryujin, Jaemin dan Haechan. Renjun menggenggam tangan Hana erat sambil memandang Hana yang terlihat damai.

"Kamu betah banget tidurnya."

Ryujin mendekati Renjun lalu duduk di sampingnya.

"Tumben gak ngajak Saeron."

Renjun menghela nafas "Aku udah putus sama Saeron."

Ryujin dan Haechan kaget.

"Kok bisa?" tanya Haechan.

"Aku merasa biasa aja saat bersama Saeron, namun saat bersama Hana rasanya seneng banget. Mungkin gak jodoh kali ya."

"Kamu suka Hana?" tanya Ryujin tiba-tiba.

"Sepertinya begitu "

Ryujin tersenyum "Bagus! Hana juga suka sama kamu Jun."

Renjun mengangguk "Iya, Jungwoo udah cerita."

Bicara soal Jungwoo, saat Jungwoo dinyatakan meninggal, semuanya merasa sangat kehilangan. Sudah tidak ada lagi Jungwoo yang ceria, Jungwoo yang baik dan Jungwoo yang bobrok.

Mereka tidak bisa membayangkan seperti apa Hana nanti saat tau kalau Jungwoo sudah tidak ada. Ryujin yang berdiri di samping Renjun ikut memegang tangan Hana

"Aku rindu banget sama kamu Han, cepet bangun ya."

Haechan mendekati Renjun dan Ryujin.

"Aku duluan ya, udah dicariin sama mama, besok aku datang lagi."

"Aku ikut Chan."

Haechan mengangguk.

"Kalian hati-hati ya." kata Jaemin.

Mereka berdua mengangguk lalu pergi dari ruangan Hana.

"Jun, aku mau beli makanan. Kamu mau nitip apa?"

"Samain aja Jaem."

Jaemin mengacungkan jempolnya llu pergi. Dan Tersisalah Renjun dan Hana di ruangan. Renjun masih menggenggam tangan Hana.

"Aku mau curhat, gapapa kan?"

"Aku udah putus sama Saeron, dan aku lakuin itu buat kamu. Aku sadar kalau bahagia aku itu kamu Han."

"Cepet bangun ya."

Renjun tidak tega melihat Hana dalam keadaan seperti ini, ingin rasanya Renjun menggantikan posisi Hana.

Renjun mutusin Saeron saat Hana di operasi. Awalnya Saeron tidak terima namun Renjun menjelaskannya secara baik-baik, dan Saeron pun mengerti. Jujur saja, sejak awal Renjun merasa tidak cocok dengan Saeron.

Namun ia berusaha tidak mempedulikan hal itu, dan Renjun tetap bersama Saeron. Namun pada akhirnya perasaan Renjun benar, mereka tidak cocok.

Saeron juga bilang kalau orang tuanya pindah tugas dan dia mengikuti orang tuanya. Renjun dan Saeron juga tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh.

Saeron titip salam buat Hana dan yang lainnya sebelum dia pergi.

.

Malam ini Renjun menginap di rumah sakit. Awalnya udah di suruh pulang oleh Taeyong, namun Renjun bersikeras untuk tetap disini. Semuanya udah tidur, kecuali Renjun. Dia sama sekali tidak bisa tidur.

Tawa Hana, senyum Hana, semuanya terngiang-ngiang di kepala Renjun. Kemudian Renjun mendekati Hana lalu menggenggam tangan Hana.

"Maafin aku Han, aku bukan sahabat yang baik buat kamu "

"Aku sayang sama kamu. Kamu orang berharga dihidupku Han, harusnya aku lindungin kamu dan bukannya malah ninggalin kamu."

"Wake up Hana." bisik Renjun di telinga Hana.

Renjun menangis, ia tak kuat melihat Hana yang terbaring dengan alat rumah sakit yang ada di tubuhnya.

Jaemin sebenarnya belum tidur, dan dia mendengar semua yang Renjun katakan. Jaemin berusaha menahan isakannya, dia tidak kuat melihat Hana. Kemudian Jaemin bangun lalu pergi ke kamar mandi.

Sampai di kamar mandi, Jaemin membasuh wajahnya lalu melihat dirinya di cermin, keadaan sangat berantakan. Jaemin meremas pinggiran wastafel dan menahan tangisnya. Jaemin merasa dirinya sangat lemah makanya tidak bisa menjaga Hana.

Pertahanan Jaemin runtuh. Jaemin duduk di lantai dan lututnya ditekuk lalu menangis. Jaemin menegakkan kepalanya, ia tiba-tiba ingat kata kata Hana.

Hana pernah bilang kepadanya kalau dia tidak suka orang kesayangannya menangis dan Hana bilang kalau ia akan ikut sedih. Jaemin mengusap air matanya kasar lalu keluar dari kamar mandi. Jaemin berusaha untuk tidak menangis dan menjadi kuat untuk Hana



Tbc.

Yours | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang