Setelah Hana menceritakan semuanya ke dua kakaknya dan Jaemin, reaksi mereka sudah pasti terkejut. Kedua kakak Hana mengomel kecuali Jaemin, dia hanya menyimak saja.
"Mulai besok kalian berdua bakal kakak antar jemput ke sekolah, gak ada penolakan!" tegas Chanyeol.
"Kok gitu sih?"
"Ini demi keselamatan kalian berdua, kakak gak mau hal kayak gini keulang lagi."
"Tapi, apa harus ya diantar jemput segala?" tanya Jaemin.
"Udah, kalian terima aja." kata Taeyong.
"Mulai besok, jika kalian mau pergi keluar harus izin dulu. Gak boleh pulang terlambat, kalau kakak gak bisa jemput kalian jangan keluyuran. Harus segera pulang!"
"Kalau kalian nggak melakukan hal yang kakak suruh tadi, siap-siap aja uang jajan dipotong."
"Kok mainnya uang jajan sih?"
Tanya Jaemin"Ohh, kamu mau mainnya nyawa ya? Oke, sekarang juga kakak telepon orang suruhan kakak buat bunuh kamu."
"Jangan kak, astaga."
"Makanya nurut."
Hana pasrah aja kalau begini. Tapi yang Hana pikirkan itu nanti saat pulang sekolah gak bisa keluyuran dulu, pasti Chanyeol atau Taeyong udah ada di depan gerbang. Terus kalau mau jalan harus minta izin dulu sama mereka, kan ribet jadinya.
"Kamu dengar kan Hana?"
"Iya, Hana denger." Jawab Hana kesal.
"Baguslah, jadi kakak gak perlu capek-capek buat ngomong lagi."
Hana mendengus kesal ke Chanyeol, lalu menatap Taeyong dengan tatapan memelas, berharap Taeyong mau bantu. Taeyong malah geleng-geleng, lalu ngomong 'gapapa' tanpa suara, hanya ngerakan bibirnya saja.
"Yaudah Hana ke kamar dulu."
Hana bangkit lalu pergi ke kamar.
"Kamu juga Jaem, udah malam. Besok sekolah."
Jaemin hanya mengangguk lalu berjalan mengikuti Hana dari belakang. Chanyeol menghela nafas sambil menatap kedua adiknya itu.
"Kakak lakuin semua ini cuma buat keselamatan kalian."
Hana terbangun tengah malam, ia merasa sangat lapar. Waktu makan tadi Hana cuma makan sedikit. Kemudian Hana turun dari kasur lalu keluar kamar dan pergi ke dapur.
Sampai di dapur, Hana menghidupkan lampu. Tiba-tiba pundaknya di pegang dan hawanya menjadi dingin. Hana tak berani menoleh ke belakang, kakinya gemetaran. Mana ini tengah malam lagi, Hana hanya bisa diam dan memejamkan mata, sungguh ia merasa ketakutan.
"Jangan ganggu Hana." kata Hana lirih.
"Hana"
Hana membuka matanya, ia tau suara ini. Gana memberanikan untuk menoleh ke belakang, dan ternyata itu.......
Taeyong
Hana bernafas lega, ternyata bukan hantu.
"Kamu ngapain disini?"
"Hana lapar, kalau kakak sendiri ngapain?"
"Kakak mau ambil air, haus."
Taeyong berjalan ke arah dispenser.
"Kamu mau makan apa? Sini Kakak buatin."
"Nasi goreng."

KAMU SEDANG MEMBACA
Yours | Huang Renjun
Fiksi RemajaHana suka Renjun, namun Renjun suka Saeron. Hana sering merasa sakit saat melihat Renjun bersama Saeron. Kebohongan dan pertengkaran sering Hana rasakan karena Renjun. Hingga pada saatnya Hana memutuskan untuk tidak mau mengenal sosok Huang Renjun l...