22

1.1K 149 20
                                    

Hana datang sambil membawa bubur yang ia beli tadi. Hana masuk ke UKS dan melihat Saeron sudah sadar dan sedang berbicara dengan Renjun.

"Hana udah dateng." kata Ryujin

"Ini makanannya." Hana meletakkan makanannya di atas meja.

"Kamu lapar? Mau makan?" tanya Renjun, dan Saeron mengangguk.

'Aku beli buburnya kurang, Renjun pasti lapar. Aku ngalah aja kali ya?'

"Jun, ini bubur buat kamu." Hana memberikan bubur ke Renjun, dan Renjun menerimanya.

"Dan ini untuk Saeron." Hana memberi bubur miliknya ke Saeron.

Jaemin mendekati Hana, "Makan bubur aku aja Han."

"Gausah, kamu lapar kan? Kamu aja yang makan."

"Kalian gak makan?" tanya Saeron.

"Aku udah tadi." kata Hana sambil tersenyum, dan temannya merasa iba ke Hana. Mereka tau kalau Hana tidak mungkin memberi tahu Saeron kalau yang Saeron makan itu buburnya Hana.

"Aku keluar dulu ya."

"Mau aku temani?"

"Gausah Jin, kamu disini aja ya."

Hana keluar dari UKS dan pergi mencari udara segar. Hana pergi ke halaman sekolah dan duduk di kursi yang ada. Ia memejamkan matanya sambil menikmati angin segar.

"Hana."

Hana membuka matanya lalu melihat Jungwoo di hadapannya.

"Iya, kenapa?"

"Gapapa." Jungwoo duduk disamping Hana

"Luka kamu udah diobatin belum?"

"Udah, kamu kenapa bisa tau kalau aku di UKS?"

"Aku ga sengaja lihat kamu bersama Guanlin dari toilet ke UKS."

"Kamu belum makan kan? Ayo aku traktir."

"Beneran?"

"Iya beneran, ayo."

Hana dan Jungwoo pun pergi ke kantin.













"Makasih ya udah traktir."

"Iya, sama-sama."

"Aku ke UKS dulu, kamu mau ikut?"

"Enggak deh."

"Yaudah, aku pergi dulu."

Hana pergi dari hadapan Jungwoo dan menuju UKS. Saat masuk, Renjun menatap Hana tajam.

"Kamu kemana aja!?"

"Aku dari---"

"Bisa gak sih gak usah keluyuran, kamu lebih baik jagain Saeron. Dia kayak gini juga karena ulah kamu!"

"Gak tau diri!"

'Dasar berengsek!'

"Aku juga luka tapi kamu gak peduli, kamu hanya peduli sama Saeron kan? Aku gak iri sama Saeron tapi tolong jangan gini. Waktu aku luka gak ada yang nemenin, aku ditinggal sendirian. Kalau Guanlin gak inget aku udah ditinggal sama kalian semua. Aku ngerti kalau kamu sayang sama Saeron, aku tau kalau Saeron makin parah karena ulahku. Dan kamu bilang aku gak mikir? Ya, aku emang gak mikir kalau semua ini bakal terjadi. Tapi bukannya kamu juga gak mikir waktu bilang semua itu ke aku? Kamu juga gak mikir kan seberapa sakitnya hatiku!?"

Hana menghela nafas lalu...

"Aku abis dari kantin, aku juga lapar tau gak. Aku belum makan karena makananku udah aku kasih ke Saeron! Baru dateng dibilang gak tau diri, otak kamu tuh dangkal banget tau gak! Aku tau aku salah tapi jangan kayak gini." Hana berusaha bicara setenang mungkin.

Kemudian Hana tersenyum, "Pada akhirnya Kim Hana selalu salah, permisi."

Hana pergi.

"Aku salah ya? Maaf." kata Saeron.

"Kamu gak salah, Hana cuma sensitif aja." balas Renjun.

"Kamu harusnya gak ngasih kata-kata itu! Pikirin hati orang juga." kata Ryujin, lalu ia pergi menyusul Hana.

Renjun diam, dia bertanya pada dirinya sendiri.

'Salah ya aku sama Hana?'

'Apa dia sakit hati?'

Renjun tak tau harus berbuat apa sekarang, dia merasa marah ke Hana tapi dia juga merasa bersalah sudah memarahi Hana. Renjun tau kalau ini bukan sepenuhnya salah Hana.












Hana gak marah, cuma kecewa saja, apa yang Hana lakuin tadi salah? Hana melamun sendiri, hingga seseorang menepuk pundaknya.

"Jangan ngelamun."

Ternyata itu Ryujin.

"Aku tau kamu gak sepenuhnya salah, niat kamu kan baik mau melawan orang jahat yang nyakitin Saeron."

Hana hanya menatap lurus kedepan.

"Kata-kata Renjun jangan dimasukin ke hati ya." 

"Tapi kata-kata Renjun sangat menusuk, aku mencoba untuk tidak terluka. Tapi itu menyakitkan sekali."

"Iya, aku tau. Nanti aku bantu kamu baikan ya sama Renjun."

Hana tersenyum ke Ryujin lalu berkata, "Gausah Jin, mungkin persahabatan ku dengan Renjun sedang diuji."

"Aku akan tetap bantu kamu, jadi jangan sedih ya." Ryujin memeluk Hana, Hana membalas pelukan Ryujin, ternyata masih ada yang peduli dengan dirinya.

Namun Hana harus apa saat sampai dirumah nanti, pasti akan ditanya ini itu oleh kakaknya. Hana tidak mau membuat mereka khawatir dengan. Sudah cukup Hana menyusahkan kedua kakaknya itu.

Hana dan Ryujin berada di atap hingga jam pulang berbunyi. Ryujin dan Hana pergi dari atap dan berjalan menuju kelas untuk mengambil tas mereka.

Setelah dari kelas, merrka berdua pulang. Hana pulang naik bus bersama Jaemin, Jaemin tidak membiarkan Hana pulang jalan kaki.

Sampai di rumah, Hana ditanyai ini itu oleh kakak-kakaknya di ruang diruang keluarga. Hana duduk di sofa dan kakaknya berdiri dihadapannya Hana.

"Kenapa bisa luka gini." Taeyong membuka pembicaraan.

"Tadi Hana nolongin teman Hana yang di sakitin sama orang asing." kata Hana sambil menunduk, ia terlalu takut melihat wajah kedua kakaknya itu.

"Lalu kamu mengabaikan diri kamu sendiri?" kata Chanyeol.

Hana hanya diam.

"Kamu bisa nyelamatin orang lain tapi gak bisa nyelamatin diri sendiri."

"Maafin Hana karena gak hati-hati."

Chanyeol menghela nafas, "Lukanya udah di obatin kan?" nada suara Chanyeol melembut.

Hana mengangguk, ia belum berani menatap Chanyeol.

"Lain kali kamu hati-hati ya, kakak dukung kalau kamu mau bantu orang, tapi kamu harus perhatikan diri kamu juga."

Hana mengangguk lagi.

"Kakak gak marah, kakak cuma khawatir sama kamu. Kamu anak cewek satu-satunya di keluarga kita, rasa sayang kakak ke kamu itu melebihi segalanya." giliran Taeyong yang bicara.

Chanyeol dan Taeyong memeluk Hana erat, yang dirasakan Hana iyalah rasa tenang dan hangat.




Tbc.

Yours | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang