Prolog✨

4.7K 109 3
                                    

Part ini diketik oleh :
EndLast3 & almaharani23
Dicopy keseluruhan oleh : author_project
Ke dalam project ke 3 kelompok 5 ( SAC )




┯━━━━━━━▧☆︎▧━━━━━━┯

*_HAPPY READING_*

┷━━━━━━━▧☆︎▧━━━━━━┷


"Ais, ngapain gua ikut acara kayak gini, sih?" gumam seorang gadis dengan kesal sambil mengguling-gulingkan dirinya di kasur.

"Lo kenapa sih dari tadi ngedumel mulu? Panas nih kuping gua lama-lama." sahut Cloe kesal dengan tingkah tak biasa temannya itu.

"Ya gimana gua nggak ngedumel, uang tabungan gua habis ke pake buat acara beginian?! Lo juga sih ngapain maksain gua ikut, sayangkan duit gua," balas gadis tersebut tak mau kalah.

"Astaga Alizia Anatasya, please ... Lo jadi orang pelit amat sih cuma ngeluarin duit tiga ratus ribu doang ngedumelnya nyampe kayak mau beranak gini." Cloe berucap dengan pandangan menatap tidak percaya temannya yang satu itu.

"Apa lo bilang tiga ratus ribu doang?! Itu banyak Woi! Gua bisa beli lima novel pake uang segitu!"

Cloe memutar bola matanya malas. "Udah deh, dari pada lo disini guling-guling sambil ngedumel gak jelas kayak perawan tua belum dapat jodoh, mending lo ikut gua kebawah!" ajak Cloe sambil menarik paksa Zia dari kegiatan absurd gadis itu.

Dan disinilah Zia dan Cloe berada, di taman belakang Villa melakukan kegiatan yang menurut seorang Alizia Anatasya sangat tidak berguna.

"Heh, lo jangan ngedumel aneh-aneh, disini banyak anak fakultas lain, apalagi sampe lo ketahuan anak fakultas hukum habis Lo ya disidang sama mereka," bisik Cloe mencoba memperingati Zia.

"Iya, iya."

•••

Sedangkan disisi lain, tempat pengap dengan dentuman musik DJ terdengar sampai kemana-mana terdapat 2 orang pemuda yang sedang duduk dipojok ruangan, segelas wine bermerk menghiasi tangan mereka.

"El, lo ngapain dah ngajakin gua kesini? Harusnya kita itu gabung sama almer di Villa." Tristan berujar dengan sedikit berteriak karena suaranya yang terendam oleh dentuman musik DJ.

Sedangkan pemuda yang ditanya tadi hanya bergumam tidak jelas karena keadaannya yang sudah mabuk berat. "Yaelah, lo yang ngajakin gua yang ujung-ujungannya dibikin susah, ngapain juga lo minum sebegini banyak?!" kesal Tristan, "Noh! Lihat siapa yang mau bayar sepuluh gelas wine yang lo minum ini?!" lanjut Tristan, tidak ada respons dari temannya membuat pemuda itu berdecak kesal lalu bangkit dari duduknya.

Tak berselang lama Tristan sudah kembali ke tempat Michael dengan wajah kecut karena membayar tagihan Michael yang tidak bisa dibilang murah. "Ayo, cabut!" ajak Tristan sambil merangkul tubuh Michel yang sempoyongan.

"Ais! Nyusahin amat sih lo jadi temen! Awas aja besok lo nggak bayar uang gua, gua bakar mobil kesayangan lo ini!" ancam Tristan setelah berada di hadapan mobil Mercedes-AMG GT milik Michael.

Tristan memasukan Michael ke dalam mobil pemuda itu. "Bener-bener ga guna lo, El!" umpat Tristan kesal.

Tristan melajukan mobilnya membelah jalanan kota menuju Villa yang menjadi tempat mereka bermalam. Pemuda itu memarkirkan mobil mewah itu lalu kembali memapah Michael memasuki ballroom Villa tersebut.

"Lo diem-diem aja disini! Gue mau ngambil kunci kamar di almer," tukas Tristan melepaskan rangkulannya pada bahu Michael.

"Hmm ...."

"Eh!? Lo mau kemana, Nyet! Diem-diem disini!" Tristan menarik Michael kembali duduk di sofa. "Diem disini!"

"Hmm ...."

Michael mengangguk-anggukan kepalanya tidak teratur. Sebenarnya Tristan ragu untuk meninggalkan temannya yang mabuk ini, tetapi tidak mungkin jugakan Tristan harus membopongnya mengambil kunci kamar dan kembali lagi menaiki tangga? Terlalu merepotkan!

Michael mencoba agar matanya tetap terbuka. Beberapa orang yang melewati pemuda itu ia sapa. Seperti saat gadis cantik itu. "Hai," sapa Michael meraih lengannya.

Gadis itu melotot tak terima, menghentak tangan Michael hingga terlepas. "Apaan sih?!"

"Mau kemana cantik?" racau Michael lalu menarik gadis itu hingga jatuh terduduk di sofa sebelahnya.

Menyadari pemuda di sebelahnya itu mabuk, Zia segera bergerak menjauhkan diri. "Disini aja, temenin gue." Michael terus saja mendekatkan kepalanya kepada Zia.

Gadis itu risih, mendorong dada Michael menjauh namun gagal, pemuda itu terlalu cekatan untuk menarik lengannya. Michael bangkit dari duduknya, mengajak Zia yang berontak menuju lorong sepi yang jarang terlewati orang-orang.

"Lepasin! Tolong! Lepas!"

"Diem dong, apa mau gue cium?"

Zia membulatkan matanya sempurna. Apa-apaan pemuda didepannya ini?!

"Gue gak kenal sama lo! Lepasin!"

Michael menolehkan kepalanya pada Zia. Smirk menghiasi wajah pemuda itu membuat Zia merinding melihat itu. Tanpa aba-aba dan tanda-tanda, Michael menarik Zia, menempelkan punggung gadis itu ke dinding.

Tidak mengerti apapun, namun alarm berbahaya di kepala Zia berdering keras. Terlebih ketika Michael semakin mempertipis jarak wajah mereka.

Please, Tuhan. Ini cowok mau ngapain?

Zia memejamkan matanya rapat, hembusan nafas Michael menerpa wajahnya.

"Lo milik gue malem ini."












*✧ ⃟ ⃟ ⃟ ━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧*

~Secret Ruined~
Rabu, 17 Juni 2020


Hallo all, gimana sama ceritanya?
Jangan lupa vote and komennya yaa
Klo bisa share juga ketemuan teman kamu!!

See you next time

•Kepoin anggota SAC yokk :

  1. Ale : EndLast3

  2. Rara : almaharani23

  3. Vio : AlvionaTriAnanda8

  4. Anggun : anggun_ribya

  5. Varissa : Jeon_vna


Salam :

ANGGOTA SAC🔥

Secret Ruined || End ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang