Part 27 || Ruined ||

1K 35 0
                                    

Part ini diketik oleh EndLast3
Di copy secara keseluruhan oleh author_project
Ke dalam project ke 3 kelompok 5 ( SAC )




┯━━━━━━━▧☆︎▧━━━━━━┯
                                
  *_HAPPY READING_*

┷━━━━━━━▧☆︎▧━━━━━━┷


Sudah dua jam El menunggu Zia selesai operasi tapi tidak ada tanda operasi akan selesai membuat El cemas bahkan dari tadi ia tidak berhenti berdoa akan keselamatan Zia dan anaknya.

Lampu sudah berubah menjadi hijau menandakan operasi telah usai, bertepatan itu juga dokter keluar dari ruangan operasi.

"Bagaimana keadaan istri sama anak-anak saya dok?" tanya El setelah dokter keluar dari ruangan operasi.

"Pertama-pertama saya mengucapkan selamat karena istri bapak melahirkan bayi kembar tapi ...."

"Tapi apa dok, mereka nggak apa-apa, kan dok?" potong El cepat.

"Maaf pak, kami tidak bisa menyelamatkan bayi bapak yang satunya dan sekarang istri bapak kritis."

Deg!

"Tidak ... ini pasti bohong!! Ya Tuhan kenapa harus mereka yang menanggung dosaku, kenapa?!" Batin El menjerit.

"La ... lalu anak saya yang satunya gimana keadaannya dok?" Tanya El hati-hati takut ia kembali kecewa pada dirinya.

"Anak bapak yang satunya berada inkubator dan ...."

"Dan kenapa lagi dok!" jawab El kesal karena dari tadi dokter terus memotong ucapannya.

"Dan anak bapak yang selamat mengalami kelainan pada jantungnya efek benturan yang dialami oleh ibu Zia. Kami sudah melakukan yang terbaik pak tapi semua itu tergantung pada Tuhan, kalau begitu saya permisi dulu," pamit dokter tersebut meninggalkan El yang mematung memikirkan ucapan sang dokter.

"Ya Tuhan, kenapa?! Kenapa harus mereka yang menanggung dosaku!!! Mereka tidak salah, aku yang salah. Jangan sakiti mereka lebih jauh lagi tuhan, aku mohon!!" Batin El lirih.

Saat ini El sedang berada di ruang inkubator, memandang anaknya dengan tatapan penuh kasih sayang. Setelah melakukan kewajibannya sebagai seorang ayah El berjalan perlahan menuju ruang tempat Zia dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Sungguh ia sangat menyesal karena melukai Zia, kenapa? Kenapa ia tidak mendengar kan perkataan dokter Marcus dulu. Bahkan rasa menyesal nya melebihi rasa menyesalnya saat membunuh wanita busuk itu.

Arghhh

"El?" Panggil seseorang saat El akan memasuki ruangan tempat Zia berada.

"Mamah."

"Bagaimana keadaan Zia, El? Zia sama anak kalian gak kenapa napa kan?" Tanya seorang wanita yang tenyata adalah ibu Zia.

"Hmm ... It ... Itu," ucap El gugup karena bingung harus jawab apa.

"Iya Zia kenapa El, jawab yang benar," kini giliran ayah Zia yang bertanya.

Secret Ruined || End ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang