Part 7 || First Sweetness ||

959 37 0
                                    

Part ini diketik oleh almaharani23
Dicopy secara keseluruhan oleh author_project
Kedalam project ke 3 kelompok 5 ( SAC )




⊰🎀⊱┈──╌📖╌──┈⊰🎀⊱
          
HAPPY READING

⊰🎀⊱┈──╌📖╌──┈⊰🎀⊱

Setelah taksi yang mengantarnya berhenti, El segera membayar dan turun. Lelaki itu berjalan dengan tergesa-gesa memasuki rumah sakit yang diberitahu oleh pelayan hotel bahwa Zia berada disana.

"Excuse me? Can you tell me a room of Mrs. Smith from Encourege Hotel's? ( Permisi? Bisakah Anda memberi tahu saya kamar Ny. Smith dari Hotel Encourege? )" ujar El bertanya kepada suster yang berdiri di balik meja itu.

"Yes, sir. She's in a VVIP room. if you want, I can take you there. ( Ya, pak. Dia ada Diruangan VVIP. Jika anda mau, saya bisa mengantarkan anda kesana )."

El menganggukkan kepalanya sopan, melangkahkan kakinya mengikuti suster tersebut.

Lelaki itu bergerak-gerak gelisah di dalam lift rumah sakit yang penuh pengunjung atau suster lainnya. Rasanya lift bergerak lambat, sampai keringat dingin keluar membasahi pelipis El.

Ting!

Pintu lift terbuka, El segera bergerak menyusul suster itu untuk sampai di kamar Zia.

"This the room of Mrs. Smith, sir, ( ini ruangannya Ny. Smith, pak )," ujar suster itu menuding pintu kamar bernomor 21 itu.

El menganggukkan kepalanya paham. "Okay, thank you." selepas itu El langsung memasuki ruangan tersebut. Ia melihat Zia yang terbaring di brankar rumah sakit dengan mata terpejam. Lelaki itu segera berjalan mendekat, menarik kursi yang tersedia ke sebelah ranjang tidur Zia.

"Lo kenapa bisa gini, Zi?" tanya El, walaupun tak di respon apapun lelaki itu tetap menatap wanita dihadapannya dengan khawatir.

"Gue khawatir sama lo, jangan bikin gue kayak gini."

Suara pintu terbuka, El menolehkan kepalanya. Seorang wanita paruh baya dengan setelan jas dokter dan seorang suster di belakangnya membuat El segera bangkit dari duduknya. "How are they? Are they okay? ( Bagaimana keadaan mereka dok? Apa mereka semua baik baik saja? )," tanya El dengan suara penuh ke khawatiran.

Dokter wanita itu tersenyum, berjalan ke sisi lainnya ranjang Zia. Ia menatap El dengan hangat, "Mother and fetus are fine, just stress. So there's nothing to worry  ( ibu dan janinnya baik baik saja, hanya stress. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan )," ujar Dokter tersebut memberi tahu.

"Stress?"

"Yes."

El kembali menatap Zia, ada apa? Kenapa wanita ini bisa stress? Apakah karena dirinya?

***

"Hmm ...."

El segera memfokuskan pusat perhatiannya pada Zia yang mulai bergerak memperbaiki posisinya. Secara naluri pula El membantu wanita itu untuk mengambil posisi duduk bersandar. "Lo udah baik-baik aja, Zi?" tanya El.

Secret Ruined || End ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang