Part 10 || Lost? ||

730 32 0
                                    

Part ini diketik oleh almaharani23
Dicopy secara keseluruhan oleh author_project
Ke dalam project ke 3 kelompok 5 ( SAC )




⊰🎀⊱┈──╌📖╌──┈⊰🎀⊱

HAPPY READING

⊰🎀⊱┈──╌📖╌──┈⊰🎀⊱

Zia sudah berkali-kali terbangun dari tidurnya, malam ini ia ingin sekali melihat pemandangan di kota Basel ini. Wanita itu menolehkan kepala kepada jam dinding yang ada di kamarnya, sudah menunjukan pukul sepuluh malam. El juga sudah tidur, Zia tidak tega untuk membangunkannya mengingat tadi siang ia sangat banyak permintaan pada lelaki itu.

"Apa gue jalan sendirian aja?" monolog Zia pada diri sendiri.

Menatap kepada El sejenak lalu Zia turun dari ranjang. Wanita itu mengambil mantel dan beberapa perlengkapan yang akan ia bawa nantinya. Sebelum keluar dari kamar Zia lagi-lagi menoleh kepada El yang masih terlihat nyenyak dalam tidurnya.

Zia sudah keluar dari hotel yang dijadikan tempatnya menginap itu, memesan taksi lalu berjalan mengelilingi kota ini. Walaupun sudah malam, kota Basel ini masih saja ramai terlihat dari banyaknya kendaraan dan pejalan kaki yang berbondong-bondong.

Zia sangat antusias melihat kerlap-kerlip lampu jalanan yang menghantarnya ke tempat tujuan, tepi sungai Rhine. Zia benar-benar antusias, terlebih lagi melihat beberapa museum yang tadi dilewatinya, sepertinya besok siang Zia harus mengajak El mengelilingi kota Basel ini.

Setelah memberikan bayaran kepada supir taksi, Zia segera melangkahkan kakinya ke taman yang membatasi pemandangan sungai Rhine itu, malam hari ternyata sedikit berbeda dengan lampu-lampu taman yang menghiasi area ini. Zia mendudukkan dirinya di bangku besi itu, mengeratkan mantel dan menikmati indahnya kota dan sungai Rhine ini.

***

El menggeliat dari tidurnya, tangannya mengais-ngais mencari sesuatu untuk ia peluk namun nahas ranjang di sebelahnya sudah kosong dan ... dingin.

El membuka matanya, benar-benar yang tersuguh di depannya membuat lelaki itu kalut. "Zia?! Zia?!" teriaknya memanggil wanita itu.

El bangkit dari atas ranjang, berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari keberadaan wanita itu. "Zia?" panggilnya membuka pintu kamar mandi itu, tetapi tidak menemukan siapapun di sana.

"Zia?!"

El menoleh kepada jam dinding yang berdetak itu, jam kini sudah menunjukan pukul sebelas malam. Semakin panik El mengikuti instingnya bahwa Zia berada di ruang tv atau dapur untuk memakan sesuatu. Saat kakinya keluar dari kamar ia tidak menemukan Zia di ruang tv, ia mencoba berpikiran positif jika Zia berada di ...

"Zia lo dimana?!" pekik El saat tidak melihat siapapun di dalam dapur tersebut.

Teringat bahwa ada ponsel, El segera kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya dan menelfon wanita itu. El mendial beberapa angka lalu menyambungkannya. Lama El menunggu, bahkan lelaki itu harus mengulang untuk menghubunginya. "Zia lo dimana sih?!" cemas El memakai mantelnya, masih dengan tangan yang memegang ponsel di telinga.

Untuk kedua kalinya, telfon lelaki itu tidak di angkat. El berjalan dengan cepat meninggalkan kamar hotelnya untuk mencari Zia. Memasuki lift El dengan tidak sabaran menunggu pintu kotak besi itu kembali terbuka.

Secret Ruined || End ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang