Part 29 || Amnesia ||

1.1K 31 0
                                    

Part ini diketik oleh EndLast3
Dicopy secara keseluruhan oleh author_project
Ke dalam project ke 3 kelompok 5 ( SAC )




*╭▭⎼▭⎼▭⬚۪۪✧۫۫᭢₍📖⁾۪۪✧۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭╮*

HAPPY READING

*╰▭⎼▭⎼▭⬚۪۪✧۫۫᭢₍📖⁾۪۪✧۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭╯*


Setelah menempuh waktu sekitar 30 menit akhirnya El sampai di rumah sakit. Ia berjalan terburu-buru menuju kamar Zia, bahkan sempat beberapa kali menabrak orang lain yang melintas di lorong rumah sakit.

Sampai di depan ruangan Zia rasanya jantungnya ingin copot karena melihat mamah nya yang sedang menenangkan mamahnya Zia yang sedang nangis histeris.

"Mah ini kenapa? Zia nggak apa-apa, kan? Iya kan mah," tanya El beruntun berusaha berpikir positif walaupun pikiran negatifnya masih bersarang di kepalanya.

"Mah jawab!! jangan diem aja, Zia kenapa?" Geram El saat mamahnya hanya diem saja.

"Zia nggak apa-apa kok, tapi ...."

"Tapi kenapa mah!! Jangan di potong potong!!"

"Tapi Zia lupa ingetan, bahkan dia lupa sama orang tuanya," ucap mamah El yang membuat El seperti terkena serangan jantung mendadak.

"A ... Apa Zi ... Zia lupa sama El dan Leo juga mah?" tanya El hati hati.

"Mamah gak tau, coba kamu masuk ke dalam tapi inget jika Zia gak inget dengan mu jangan di paksain."

Setelah itu perlahan lahan El mulai masuk ke ruangan Zia, bahkan saat ini dia sedang gugup takut Zia melupakannya dengan Leo.

Perlahan tapi pasti El mulai mendekati brankar di mana Zia berada. "Zi?"

Jantung El berdetak sangat kencang saat orang yang ia panggil tadi mulai membalikkan badannya.

"El? Kamu dari mana aja tadi, aku takut. Mereka tadi siapa?" Ucap zia saat melihat siapa yang ada di depannya dan langsung saja turun dari brankar rumah sakit dan memeluk orang itu.

Deg

"Zia-nya tidak melupakannya? Boleh kah ia merasa senang sekarang di saat orang lain bersedih tuhan?" batin El senang.

"Kamu inget aku Zi?" Tanya El terharu.

"Tentu saja aku inget, tidak mungkin aku melupakan orang yang ku sayang."

Runtuh sudah pertahanan El sedari tadi, kini ia menatap Zia menyalurkan rasa sayang yang begitu dalam.

"Terima kasih tuhan, aku janji kali ini gak akan sia sia kan kesempatan yang kau berikan," batin El.

"Hey, kenapa kamu menangis. Apa aku ada salah?"

"Tidak. Aku hanya terharu aja," jawab El meyakinkan Zia.

"Oke Zia, karena kamu belum pulih, sekarang kamu harus istirahat," perintah El sambil menuntun Zia kembali ke brankar.

"Harus yaa?"

Secret Ruined || End ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang