Part 22 || Comeback ||

664 27 0
                                    

Part ini diketik oleh Jeon_vna
Dicopy secara keseluruhan oleh author_project
Ke dalam project ke 3 kelompok 5 ( SAC )




⊰🎀⊱┈──╌📖╌──┈⊰🎀⊱
          
HAPPY READING

⊰🎀⊱┈──╌📖╌──┈⊰🎀⊱

Sesampainya di apartemen Zia langsung memasuki kamar dan mengunci pintu rapat rapat. Sungguh saat ini ia sangat ketakutan, bayangan El menyayat seorang wanita masih membekas dalam ingatannya. Perlahan dia luruh ke lantai, kakinya terasa lemas seperti jelly dan air matanya tanpa permisi mulai mengalir dari pelupuk mata bahkan bahunya berguncang hebat, ia teramat sangat menyesal membuntuti El, dia juga menyesal tidak bisa membantu wanita yang tidak bersalah itu.

Terdengar suara langkah kaki dari luar kamar, Zia menghentikan tangis nya dia berjalan menjauhi pintu.

tok...tok...tok

Pintu diketuk oleh seseorang dari luar, Zia semakin ketakutan. Dia melihat kenop pintu yang terputar, seseorang itu berusaha membuka pintu. Tapi Zia tak berani bersuara bahkan bernapas pun dia enggan.

"Zi ... buka pintunya," teriak orang itu.

Tunggu, Zia mengenal suara itu, itu suaranya Cloe. Zia langsung berlari membuka pintu, saat pintu terbuka raut khawatir Cloe lah yang menjadi pemandangan pertama. Zia langsung memeluk Cloe sambil menangis sekencang kencangnya. Cloe yang kaget dengan tingkah tak biasa Zia hanya menatap bingung sahabatnya itu. Kenapa dia menangis malam malam begini?

"Lo kenapa nangis?" tanya Cloe lembut sambil mengusap punggung Zia.

Tapi bukannya menjawab Zia malah menangis semakin kencang, Cloe yang bingung dengan tingkah Zia hanya bisa melepaskan pelukannya lalu membawa Zia untuk duduk di kasur. Cloe duduk menghadap Zia, ia tidak langsung bertanya meski jiwa keponya meronta ronta karena dia paham Zia pasti butuh waktu untuk menceritakan apa yang dia alami sampai dia menangis ketakutan.

Cloe menunggu tangis Zia reda, untuk mulai berbicara. Sebenarnya niat Cloe kesini ingin memberitahukan kabar gembira, tapi yang dia dapat malah tangisan zia. Setelah beberapa menit tangisan Zia mulai reda, Zia bertanya kepada Cloe mengapa dia datang kesini malam malam.

"Ngapain lo dateng kesini malem malem?" tanya Zia dengan muka sembab.

"Tadinya gue kesini mau ngasih kabar gembira, tapi gue malah ngeliat adegan menyedihkan" jelas Cloe dengan muka sedih.

"Emang kabar gembira apa?" tanya Zia bingung.

"Lo pasti bakal seneng ngedenger ini, katanya ....." ucapan Cloe terpotong Zia.

"Cepetan apa!" ucap Zia memotong ucapan Cloe.

"Isssssh. Diem dulu jangan main potong omongan orang," kesal Cloe.

Sementara Zia hanya nyengir lebar memperlihatkan gigi giginya. Cloe memutar bola mata malas lalu melanjutkan ucapannya yang tadi terpotong "Naufal besok pulang dari Singapura."

Sontak saja mata Zia membulat "seriusan lo?"

"Iya serius, yakali gue bercanda," ucap Cloe "besok kita jemput dia di bandara," lanjutnya.

"Oke besok kita jemput dia di bandara," Ucap Zia antusias sambil melompat diatas kasur. Cloe menatap Zia seram, bagaimana bisa Zia melompat lompat diatas kasur dengan perut buncit nya.

"Dasar GILA tadi aja nangis sekarang lompat lompat" Ucap Cloe sambil menekan kata gila.

"Suka suka gue dong," Ucap Zia sambil memeletkan lidah nya.

Untuk saat ini biarlah ia melupakan sebentar rasa takutnya, karena dia sangat senang sahabatnya Naufal akan pulang. Bahkan ia tidak bisa berhenti tersenyum membayangkan sahabatnya yang ia rindukan akan pulang ke Indonesia, sementara Cloe menatapnya ngeri, bagaimana bisa sahabatnya ini seperti orang gila, tadi dia menangis kejer, sedangkan sekarang dia tidak berhenti tersenyum.

"Oh ya, tau dari mana lo kalo Naufal bakal pulang?" tanya Zia

"Dari Naufal," Ucap Cloe cepat.

"Loh kok dia gak bilang sama gue, dia cuma bilang sama lo doang. Jangan jangan dia udah ngelupain gue," Seketika wajah Zia murung.

"Isssh dasar bumil, Naufal bilang tadi dia udah nelpon lo beberapa kali tapi gak lo angkat angkat," jelas Cloe.

Zia pun langsung memeriksa handphone yang ada didalam saku celananya dan ternyata benar, banyak panggilan tak terjawab dari Naufal.

Naufal My besti💛  36 panggilan tak terjawab

Zia langsung nyengir lebar, sementara Cloe lagi lagi memutarkan bola matanya malas.

"Yaudah gue cuma mau nyampein itu doang, gua mau balik. Udah malem," Pamit Cloe.

Zia langsung menggenggam tangan Cloe "lo nginep sini aja, gue gak ada temen" mohon Zia.

"Emang El kemana?" tanya Cloe yang seketika membuat raut wajah Zia murung. Cloe yang melihat perubahan Zia setelah menyebutkan nama El pun langsung mengerti bahwa mereka sedang ada masalah.

"iya deh gue nginep disini, lagian laki lo demen banget ninggalin istri yang lagi bunting sendirian," gerutu Cloe.

Zia langsung membaringkan tubuhnya tanpa menghiraukan gerutuan Cloe. Cloe yang melihat Zia sudah berbaring mengikutinya, lalu mereka menutup mata agar bisa bangun tepat waktu untuk menjeput sahabat mereka, Naufal. Tanpa membutuhkan waktu lama keduanya sudah terlelap. Maklum saja hari ini merupakan hari yang melelahkan, apalagi saat dia mengetahui bahwa El seorang psycopat. Rasanya Zia ingin melupakan kejadian hari ini dan menanti hari esok untuk bertemu dengan sahabatnya.










*✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧*

~Secret Ruined~
Minggu, 26 Juli 2020


Hallo guys, gimana sama partnya?
Jangan lupa vote and komen yaa
Kalo bisa share juga ke teman teman kamu!!

• Kepoin anggota SAC yok :

  1. Ale : EndLast3

  2. Rara : almaharani23

  3. Vio : AlvionaTriAnanda8

  4. Anggun : anggun_ribya

  5. Varissa : Jeon_vna

Salam:

ANGGOTA SAC 🔥

Secret Ruined || End ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang