🌾Happy reading!!
Pagi itu....
"RAFA!! RAFA SINI LO!!" sudah hal yg biasa bila mendengar seseorang berteriak kencang di rumah itu. Yap, itu Zidan faruna. Bersosok keras dan dingin membuat Rafa faruna, sang adik slalu merasa takut untuk dekat.
"Iya kak. Kakak ada perlu sama Rafa?" tanya Rafa dengan tulus.
"MANA SARAPANNYA?" Bentakan itu tiba-tiba Zidan layangkan ke sang adik. "Oh s-sa-sarapannya... Rafa telat bangun...jadi rafa.." ucapnya terbata-bata.
"NGGA BIKIN SARAPAN? IYAA!!" Tanya Zidan dengan lantangnya.
"M-maaf kak." Lirih Rafa.
"MUAK GUA TAU NGGA DENGER MAAF LO!! awas lo ntar. Habis lo!" ucapan zidan benar² membuat bulu kuduk Rafa berdiri.
"Maaf kak, rafa ngga pernah jadi adik yang guna buat kakak. Cuma bisa repotin kakak. Maaf." Ia sedikit menghela nafas setelah itu. Walau ia merasa benar benar muak dengan kehidupannya yang seperti ini. Semua kesalahan sedang berpihak padanya.
**P L E A S E!**
(SMA BAKTI JAYA)
"Woi! Diem aja lo dari tadi, kenapa lagi?" Keinan putra salah satu teman dekat Rafa. Keinan sering membantu Rafa baik itu dengan suatu barang ataupun nasehat tertentu.
"Kakak gua marah lagi." hampir setiap hari kata itu terucap dari mulut rafa.
"marah lagi? Rafa... Rafa, kan udah gua bilang lo jauh jauh aja dari kakak lo itu." Ujar Keinan seraya memberi saran.
"Kalau gua bisa pasti udah gua lakuin dari dulu." jawaban yg tepat sekali. Rafa bahkan rela dipukul habis-habisan hanya demi dekat dengan Zidan.
"Fa, dengerin gue. Gue bukannya mau ngejauhin lo dari kak Zidan. Cuma gue khawatir, lo bisa aja diapa-apain tau ngga?" ucapan Keinan ada benarnya.
"Gua ngga perduli nan, yg gua mau kak Zidan nerima gua, apapun itu caranya." sambil menatap keinan. Mata itu tampak tak ada kebohongan sedikitpun.
"Ya itu terserah sama lu. Tapi kalo ada sesuatu lo bisa minta bantuan gue kok." Jawab keinan dengan senyum manisnya itu.
"makasih nan." Rafa mencoba tersenyum walau rasanya benar benar lelah.
Tingtong!!
"Udah bel. Masuk kelas dulu yuk!" ajak Keinan yang langsung diangguki oleh sahabatnya tersebut.
"hmm." Ujar Rafa sambil berdiri dan berlalu ke kelas.
**P L E A S E!**
Sepulang sekolah, Rafa tidak langsung melangkahkan kakinya ke rumah melainkan ke tempat ia bekerja. Rafa memang kerja part time disalah satu caffe yang tak jauh dari sekolahnya.
"Assalamualaikum mbak Dina!!" ucapnya dengan semangat.
"Ihh...dedek gemesh dataaaang!!" seseorang yang bernama dina tersebut berlari lalu mencubit pipi Rafa.
"Haduuhh mbak... Sakit tauuu??!" ucap rafa kesal.
"hehehe abisnya kamu gemesin."
"Gemesin ya gemesin, tapi jangan dicubit juga dong. Sakit nih!!" sambil menunjuk pipinya yang memerah tersebut
"Yaampun, orang cuma cubit sedikit kok." Ejek Dina sambil terkekeh pelan.
"Udah deh mbak.. Aku ke belakang dulu yaa!" Rafa langsung berlari kecil ke dapur.
"Andai lu adik gua... Udah merah-merah tuh badan gua cubitin." ujar dina dalam hati.
//
"Huh....akhirnya kelar juga, eh udah jam berapa yaa?" Ujar rafa Sambil mengeluarkan handphone kecilnya.
22.23
"Siap-siap aja. Pasti kak Zidan bener-bener pukulin aku malam ini. Ya Allah... Rafa harus gimana?" Ia kembali berkeluh kesah dalam hatinya.
"Eh rafa? Kok belum pulang?" Yap, Itu suara pemilik toko tempat ia bekerja. "Ngga kok pak, ini juga mau balik." Jawab Rafa sambil tersenyum ramah padanya.
"Oh yasudah. Hati-hati yaa!!"
"makasih pak."
Setelah bercakap singkat dengan bosnya itu Rafa mulai berjalan untuk pulang. Ia bukannya tak ingin menaiki angkutan umum, namun ia merasa duit yg ia hasilkan menjadi sia-sia. Uang itu akan habis dalam sekejap bila ia pergunakan hanya untuk angkutan umum saja.
Tak terasa ia sudah sampai ke tempat yg menjadi bukti kerasnya hidup dan susahnya rafa mengumpulkan hasil kerjanya hanya untuk mengkontrak sebuah rumah.
"Assalamualaikum!"
Tak ada sahutan, Sudah biasa baginya. Namun sosok dingin itu datang secara mendadak ke arahnya dari arah samping kanan Rafa.
"HEH!" Sentak zidan.
"Kak zidan?" Ia cukup terkejut melihat kakaknya yang sudah di sampingnya.
"Kaya janji gua tadi. Habis lo malam ini." Ia membisikkan kata itu tepat di telinga sang adik.
"kak... Kak Rafa-"
Ucapannya terputus seketika karena zidan mendorong tubuh Rafa hingga membentur dinding.
"GUA NGGA PERNAH MAIN-MAIN SAMA APA YANG GUA UCAPIN, DENGER LO?!"
"Tapi dengerin Rafa dulu kak.." Rafa mencoba memberi penjelasan. Namun tak ada gunanya, sang kakak takkan mau mendengar apapun pembelaan yang ia buat.
"NGABISIN WAKTU GUA TAU NGGA LO!!!" Zidan benar benar kalap malam itu, bahkan ia sampai ia menendang kepala sang adik hingga Rafa benar tak bisa mempertahankan kesadarannya.
[TBC]
Makasih yang udah baca, vote dan komen♥♥♥
Semoga ceritanya bisa ngehibur waktu baca kalian yaa😉😍
MAKASIH BANYAAAK💜💜💫
*kalau masih ada kesalahan setelah direvisi, tolong dikoreksi yaa😉

KAMU SEDANG MEMBACA
P L E A S E! [End]
Teen FictionDia yang hidup hanya sebagai pelampiasan kemarahan dari seseorang yang tak lain adalah kakaknya sendiri. ......... "LO ITU CUMA NUMPANG BANGS*T!! "Maaf kak..." #48 friendship → 20200831 #10 brotheship→ 20200907 #06angst → 20210217 ⚠AKU TEKANIN, CER...