🌾Selamat membaca
Semua panik ketika mendengar kabar bahwa salah satu teman mereka tak kembali ke area perkemahan. Pak delopun juga sudah menyarankan untuk menelpon polisi, tetapi dicegah oleh keinan karena seseorang yg hilang harus 2 kali 24 jam.
Sama halnya dengan zidan, ia benar benar kalut. Berlari seorang diri ke dalam hutan setelah mendengar kabar rafa yg hilang dari keinan. Ntah mengapa kakinya mengajak zidan untuk mencari adiknya itu. Pak delo sudah menegaskan bahwa tidak boleh ada satu orangpun yang boleh memasuki hutan. Tapi zidan menolak. Padahal hari sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"RAFA!!" ia berteriak sebisa mungkin supaya rafa mendengarnya Walau ketakutan tengah menguasainya.
Sedangkan dilain tempat...
//
Rafa pov
"eungh... Awh.." kepalanya serasa diputar. Semuanya bergoyang. Ia mencoba mendudukkan diri dan menyandarkan tubuhnya di batang pohon.
"awh... TOLONG!! AKHH...!" Kepalanya kembali terasa pusing.
"kak...Tolongin rafa! Sakit kak..." ia bergumam dan memohon agar kakaknya ada didepannya saat ini. Tapi itu hanyalah angannya saja. Bahkan hari sudah gelap. Mana mungkin ada yang mencarinya.
Namun teriakan lantang seseorang memecah keheningan malam itu. Rafa yang tengah memegang kepalanya itu perlahan menurunkan tangannya dan melihat ke arah depan.
"RAFA!!"
Ia tak mungkin bermimpi. Itu suara kakaknya. Air matapun mulai turun yg Diiringi sesak didadanya.
"K-ka-kakak...KAKAK! KAK TOLONGIN RAFA! Rafa disini..." ia berteriak sekencang mungkin. Tapi sesak itu semakin menjadi-jadi.
"RAFA DIMANA LO!!" suara kakaknya semakin dekat.
"hiks..hiks..hah..kak..hah.. sakith.." ucap rafa sambil memukul dadanya sendiri. Ia tak sanggup lagi berteriak. Lemas yg kini ia rasakan.
Kini suara kakaknya itu meredam. Tak terdengar sama sekali, harapan itu seketika pupus. Kakaknya takkan kembali, pikirnya. Ia menyandarkan kembali punggungnya ke pohon dan mengangkat kepalanya ke arah langit.
"kak...rafa disini" lirihnya.
//
Zidan pov
Entah apa yg mengganjal dari tadi dihatinya. Matanya slalu terperintah untuk melihat ke arah bawah sana.
"Tuh anak ngga mungkin jatoh, inikan tinggi banget" sambil melihat kearah tebing nan curam tersebut. Namun hatinya merasa bahwa rafa ada disana. Hingga lirihan itu terdengar...
"kak...rafa disini.."
"itu...itu suara rafa, RAFA!"ia mencoba turun sambil memegang ranting pohon yg ada disekitaran itu. Hingga sampailah ia ke bawah sana. Jujur sekarang ia tak dapat melihat apapun, semuanya gelap.
"RAFA! MANA LO!!?" Teriaknya ketika sampai di bawah sana.
Isakan Rafa yang tadinya menggema itu terhenti saat mendengar kakaknya kembali berteriak. mencoba mengatur nafasnya, tapi tak bisa.
"Kak...hiks.." lirih rafa seraya memanggil sang kakak.
"Rafa?!!" akhirnya hal yg diharapkan rafa terkabul, zidan di depannya sekarang. Zidan langsung berlari ke arahnya.
"Kak..hiks..hikss..sakiit.." segala rasa sakitnya kini diadukannya kepada zidan yg sudah memegang tangannya sedaritadi.
"Lo kenapa bisa jatoh? Udah dibilangin jangan lewat sini, bahaya" ucapan zidan barusan terdengar sangat halus.
Kini zidan mencoba menenangkan adiknya yg sedari tadi menangis karena kesakitan dan ketakutan. Ia membawa adiknya ke pelukannya.
"sssstt... Lo laki ngga sih? Gini aja nangis, udah diem!" kata itu terucap begitu saja.
"m-mm-makasih kak, rafa ngga tau kalau kakak ngga ada." ia melepaskan pelukannya tadi dan menatap sang kakak.
"Kita ngga mungkin bisa ke atas kalo keadaan lo kayak begini. Jadi untuk sementara kita tidur disini dulu." ucap zidan sambil melihat sekelilingnya.
Zidan mulai berdiri dan memungut kayu bakar adiknya yg berserakan. Ia harus menghidupkan api supaya mereka tidak kedinginan dengan alat seadanya.
Setelah beberapa menit apipun hidup. Zidan duduk disamping rafa dan membuka jaketnya lalu ia berikan kepada rafa. Anak itu masih terlihat shok. Terlihat dari sorot mata rafa yang masih menampilkan raut ketakutan.
"tidur!" suara dingin itu kembali seperti semula, tak seperti tadi saat ia menenangkannya. Tapi setidaknya kakaknya masih ada untuk rafa. Masih menjaganya.
"rafa takut kak.." Adunya pada sang kakak.
"apinya udah nyala, ngga bakal ada apa apa. Tidur!" Perintah zidan kembali dengan tangan yang membetulkan jaket yang dipakai rafa.
"kak?" rafa memanggil kakaknya sambil menatap mata zidan.
"hmm." ia membalas tatapan sang adik.
"makasih."
[TBC]
Makasih yang udah baca, vote dan komen. Sorry kalo banyak kata yang kacau😅
MAKASIH BANYAAAAK💜💜😘
*kalau masih ada kesalahan setelah direvisi, tolong dikoreksi yaa😉
![](https://img.wattpad.com/cover/229644042-288-k897193.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
P L E A S E! [End]
Roman pour AdolescentsDia yang hidup hanya sebagai pelampiasan kemarahan dari seseorang yang tak lain adalah kakaknya sendiri. ......... "LO ITU CUMA NUMPANG BANGS*T!! "Maaf kak..." #48 friendship → 20200831 #10 brotheship→ 20200907 #06angst → 20210217 ⚠AKU TEKANIN, CER...