bagian 19

12.4K 973 20
                                        


🌾Selamat membaca

Setelah memeriksa keadaan rafa dokter menjelaskan bahwa rafa di diagnosa amnesia sementara. Zidan jelas kaget mendengarkan penajalasan dokter yang menangani rafa. Begitupun keinan. Tapi ia tak lupa bersyukur karena amnesia yang dialami rafa hanya sementara.

"Kami pihak rumah sakit meminta maaf atas keterlambatan dalam mendiagnosa adik anda." Sesal dokter tersebut saat selesai memeriksa keadaan orang yang mereka tunggu dari tadi.

"Tapi amnesia yang dialami adik saya hanya sementarakan dok? Dia bisa ingat lagikan sama ingatan dia yang dulu?" Tanya Zidan dengan cepat karena takut adiknya tak dapat mengingat hal hal yang bersangkutan dengan dirinya.

"Melihat dari kerusakan di bagian kepala Rafa, amnesia yang adik anda alami memang sementara. Tapi saya harap, jangan terlalu membuat dia terlalu keras untuk memikirkan sesuatu dulu, apalagi mengingatkan dia dengan kecelakaan yang ia alami kemarin. Dia bisa saja stess karena itu." Dokter itu menjelaskan semuanya secara jelas kepada Kedua lelaki yang ada di depannya itu.

"Makasih banyak dok."

"Itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Bila tidak ada yang mau dibicarakan lagi saya izin pamit dulu." Dokter yang menangani Rafa itupun mulai menjauh dari kamar tersebut yang menyisakan Rafa, Zidan dan Keinan.

"Kita temui rafa sekarang?" Keinan menanyai Zidan yang masih terdiam saat memdengar penjelasan dokter barusan.

"Gua belum siap." Jawabnya sambil menatap lantai rumah sakit. Ya, jujur Zidan belum siap untuk bertemu dengan Rafa sekarang. Rasa bersalah itu masih terngiang dipikirannya.

"Gua juga kak. Tapi ngga mungkin kita begini. Seharusnya kita ngebantu Rafa, apalagi lo sebagai kakaknya." Ucap Keinan sambil mendorong bahu Zidan pelan untuk menyadarkannya.

"Hah... Yaudah."  Zidan mendekat ke arah pintu kamar rawat adiknya, perlahan tangan itu mendorong pintu tersebut hingga terpampang jelas Rafa yang tengah melamunkan sesuatu.

Tanpa menunggu lama lagi, baik Zidan maupun Keinan masuk ke dalam ruangan itu hingga pandangan mereka berdua saling menatap Satu sama lain. Rafa yang merasa terganggupun ikut menoleh ke dua orang yang sama sekali tak ia kenali itu.

"Rafa." Zidan mendekat ke sang adik yang tampak kebingungan. Mata Rafa benar benar tampak serius menatap Zidan saat itu.

"Gapapa, kalo lo ngga ingat sama kita berdua." Bukan Zidan yang mengatakan itu, meainkan Keinan. Kepala zidan sudah menunduk terlebih dahulu.

"Yaudah, kita kenalan lagi aja gimana? Jadi, dia ini kakak lo, namanya kak Zidan. Nah kalo gue sahabat lo, nama gue Keinan. Okey?" Keinan duduk di brankar rafa sambil memegang tangan sahabatnya itu. Rafa yang melihat itupun kembali tampak kebingungan.

"Kakak?" Panggil Rafa ke arah Zidan yang masih tak berani menatap manik sendu adik satu satunya itu. Zidan yang merasa terpanggilpun mengangkat kepalanya dan melihat wajah Rafa yang masih sedikit pucat.

Adiknya tampak tersenyum manis kepadanya. Zidan yang melihat itupun membalastl senyuman tersebut lalu memeluk adiknya dengan hangat.

"Iya." Air mata itu tak bisa zidan bendung lagi. Bahagia rasanya mendengar sang adik kembali memanggilnya dengan sebutan kakak setelah sekian lama.
Zidan lalu melepaskan pelukannya karena takut rafa merasa tak nyaman.
"Terus aku siapa?" Pertanyaan menyakitkan itu membuat zidan dan keinan terdiam sejenak. Keinan lalu tersenyum sambil menatap Rafa yang juga tengah menatapnya.

"Nama lo Rafa Faruna. Sama kayak nama kak Zidan." Keinan menjawab pertanyaan tersebut. 1 tetes air mata juga tumpah dari air mata keinan. Tak menyangka hal buruk ini akan terjadi ke sahabat satu-satunya ini.

"Rafa?" Lamunan Keinan ketika Rafa menyebutkan namanya sendiri seakan bertanya kepadanya.

"Iya, kenapa?" Keinan menjawab.

"Rafa, kak zidan, keinan." Ucapnya sambil menunjuk satu persatu dari mereka. Rafa tersenyum setelah mengucapkan nama kedua orang yg berarti dihidupnya itu. Zidan mengusap pipi sang adik.

"Jangan lupain gua fa."

//

Setelah kurang lebih 2 minggu mendekam di rumah sakit, rafa akhirnya sudah diperbolehka pulang oleh pihak rumah sakit tempatnya dirawat. Mata itu berbinar saat melihat tampilan depan rumah megah yang ada di depannya saat ini.

"Jadi ini rumah kita." Ucap zidan sambil menggenggam tangan rafa.
Rafa benar benar kagum, rumahnya bisa dibilang sangat besar dengan taman didepannya.

"Besar banget rumahnya. Nanti rafa kesasar gimana?" Tanya rafa dengan polos. Keinan terkekeh pelan saat mendengar Rafa berucap barusan.

"Kan ada gua. Sekarang kita ke kamar aja gimana?" Zidan melangkahkan kakinya ke lantai 2. Tepatnya ke kamar Adiknya itu.

Ceklek...

"Wah... Bagus banget. Ini beneran kamar Rafa?" Rafa kegirangan melihat kamarnya yg bernuansa monokrom itu.

"Iya, sekarang istirahat ya." Zidan menggenggam kembali tangan adiknya dan membawanya ke atas kasur yang sudah dirapikan tersebut.
Zidan menidurkan sang adik yang kini masih ia genggam tangannya sambil menepuk punggung rafa. Ia tak lupa juga mencium kening Rafa.

"Lo bakal sama gua sekarang."


//

Keesokan siangnya...

"Assalamualikum kak!" Keinan datang sambil menenteng 1 plastik berukuran sedang ditangan kanannya.

"Keinan? Masuk!" Zidan yang sedang menonton Televisi pun menyuruh keinan masuk. Tanpa berpikir panjang lagi Keinan pun mulai mendekat ke arah kakak sahabatnya itu dan duduk disampingnya.

"Rafa mana kak? Gua bawa cemilan nih." Tanya Keinan.

"Kayaknya masih tidur." Jawab Zidan pula dengan tenang.

"Siapa kak?" Rafa yang masih memakai baju tidur itu tiba tiba kini ada di tangga. Mereka berduapun langsung menoleh dari asal suara.

"Eh udah bangun. Sini ada keinan." Zidan menyahuti pertanyaan adiknya itu.

Rafa pun memutusakan untu turun dan menemui keinan. Zidan membenarkan rambut adiknya yg sedikit berantakan sedangkan rafa sibuk mengusap matanya dengan jari karena masih terasa berat.

"Nih gua bawain makanan. Ada coklat, cheetos, ada susu coklat juga. Semuanya kesukaan lo." Ujar Keinan sambil menaruh plastik yang ia bawa tadi di samping Rafa. Rafa tersenyum melihat isi plastik tersebut. Semuanya tampak lezat.

"Makasih."

"Sama sama. Habisin gih! Biasanya kan lo yang ngehabisin makanan gue. Mana lagi bokek lagi." Ujar Keinan kesal yang ia buat-buat.

"Orang kaya kayak lo bisa bokek juga ternyata."

























[TBC]

Kenapa buka wttpd??!! Belajar sana! Lagi ujian kok bacanya wttpd😪

Okelah, makasih yang udah baca sampe habis, udah vote dan komen juga. Jangan lupa belajar lho😶

MAKASIH BANYAAAAAK💜✨

*kalau masih ada kesalahan setelah direvisi, tolong dikoreksi yaa😉

P L E A S E! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang