🌾Selamat membaca
Rafa akhirnya membuka matanya setelah kurang lebih 3 jam terlelap di alam bawah sadarnya. Ia menoleh ke samping kanan dan kirinya, ternyata ia dirumah sakit sekarang. Saat melihat sekelilingnya salah satu perawat masuk ke kamar rawatnya sambil tersenyum manis ke arah Rafa.
"Eh udah bangun?" Tanya suster itu sambil menghampiri rafa yang masih terlihat kebingungan. Suster itu lalu mencoba menggenggam tangan rafa. Namun di tepis oleh Rafa.
"Jangan pegang!" tegas Rafa. Tangan itu ia sembunyikan disamping badannya diiringi mata yang sedikit menajam ketika menatap wanita berparas cantik dihadapannya.
"Suster baik kok. Kamu tenang ya? Jangan takut sama suster. Kita cerita bareng-bareng, okey?" Kalimat itu sukses membuat rasa takut rafa hilang. Ia lalu menatap mata suster tersebut lalu menurunkan tangan yang ia sembunyikan tadi.
"Kamu ada masalah apa heum? Tanya suster itu dengan lembut sambil mengelus rambut Rafa.
"K-k-kakak marah s-sama Rafa." Jawabnya dengan terbata-bata. Dapat suster itu lihat bagaimana raut kecemasan dan ketakutan dari dalam diri Rafa. "Kenapa kakak marah sama rafa? Kasih tau suster." Suster itu kembali bertanya.
"Rafa ngga dorong tante Fitri. Tapi kakak ngga percaya." Jawabnya lagi dengan polos. Bahkan mata itu mulai berkaca-kaca. Suster itu terdiam. Ternyata ada sedikit kesalahpahaman disini. Melihat Rafa yang mulai mnundukkan kepalanya membuat ia berusaha menenagkan Rafa sebisanya.
"Emang bukan Rafa yang ngedorongnya?" Tanya suster itu perlahan karena takut membuat anak itu takut. Namun gelenganlah yang menjadi jawabannya. Suster itu kemudian menghela nafas sejenak lalu melanjutkan perkataannya.
"Suster bakal jelasin ke kakak kamu nanti. Ngga usah takut. Sekarang kamu tidur ya? Suster jagain." Suster itu berkata sambil mengusap pipi rafa yang tak bersalah itu.
Mata itu kini mulai tertutup hingga tak lama terdengar dengkuran halus dari mulutnya. Suster dengan nametag Meita itu tersenyum sendu pada Rafa. Bagaimana anak sepolos bahkan disaat kondisnya yang masih belum ingat apapun bisa menyakiti seseorang.
"Suster bakal coba bantu kamu." Ucapnya dengan halus agar tak membangunkan rafa yang baru saja terlelap itu.
//
Keesokan harinya rafa sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Tapi kini berbeda, tak ada zidan di sisinya. Kini hanya suster baik itu yg menemaninya. Semenjak semalam zidan belum kembali.
"Rafa, mulai sekarang panggil suster kak Meita. Ok? Biar kita bisa akrab, gimana?" Tanya Suster itu selembut mungkin agar Rafa bisa sedikit nyaman dengannya, Sedangkan Rafa hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Kak Zidan ngga ada ya?" Pertanyaan itu lolos dari mulutnya yang selama ini terkunci
"Kak Zidan nunggu Rafa dirumah. Jadi kakak yang antar Rafa pulang." Jawab Meita yang berusaha meyakinkan Rafa. Ia terpaksa berbohong karena takut anak ini semakin tertekan.
"Ayo kak! Rafa udah kangen kak Zidan." Rafapun menggandeng tangan halus Meita lalu mengajak wanita itu ke dalam mobil pribadi milik suster baik tersebut. Meita tersenyum melihat tingkah rafa yang begitu lugu.
"Kenapa natap kakak begitu?" Tanya meita ke Rafa yang dari tadi menatapnya aneh. Rafapun menggelengkan kepalanya, "Rafa ngga ngeliat kakak kok. Rafa ngeliat ke sana." Jawabnya sambil menunjuk ke bahu jalan yang ramai.
Meita kembali tersenyum melihat tingkah Rafa. Tak lama mereka akhirnya sampai didepan tempat tinggal Rafa dan Zidan. Untungnya pihak rumah sakit tempat Rafa dirawat menyimpan lengkap alamat pasien yang dirawat sehingga memudahkan Meita saat itu.
"Yuk keluar! Kakak anter ke dalam." Ucap meita sambil melepaskan sabuk pengamannya. Rafapun melepaskan sabuk pengamannya juga lalu mengambil 1 bungkus obat yang ada disaku mobil.
"Udahkan? Yuk kedalam." Ucap Meita sambil menggenggam tangan rafa. Sedangkan rafa mengikuti apa yang dilakukan meita terhadapnya. Setidaknya Meita dapat membuat ia nyaman dan sedikit tenang.
Tok
Tok
"Assalamualaikum!!" Belum ada sautan dari dalam. Meitapun memutuskan untuk melihat keadaan rumah yang sepi itu melalui jendela besar yang ada disamping pintu rumah Rafa itu.
"Assalamualaikum! Zidan!" Panggilnya sekali lagi.
"Kak Zidan mana?" Tanya rafa ke meita yang tengah melihat keadaan rumah rafa lewat jendela. "Kayaknya kakak kamu lagi ngga dirumah. Kita makan dulu aja gimana? Abis itu kesini lagi." Meita tersenyum padanya setelah mengucapkan itu. Namun Rafa menundukkan kepalanya. Tatapan sendu yang tadi sempat hilang kini kembali.
"Rafa mau kakak." Katanya dengan lirih.
"Iya, kakak ngerti kamu rindu kakak kamu. Tapi kitakan belum sarapan. Nanti kalau sakit lagi gimana?" Rafa hanya bisa mengangguk karena apa yang diucapkan meita ada benarnya. Benar-benar memuakkan bila ia harus dirawat dirumah sakit lagi.
Mereka kembali ke dalam mobil Meita dan mulai meninggalkan hunian yang lumayan mewah itu. Mobil Meita mengarah ke salah satu restoran yang tak jauh dari rumah Rafa.
"Rafa mau apa?" Tanya meita kepada adiknya itu setelah sampai didalam restoran bintang 5 tersebut. "Hmm, mau nasi goreng seafood aja sama jus jeruk aja kak." Pintanya pada Meita.
"Okey. MAS!" panggilnya ke salah satu pelayan direstoran mewah itu.
"Bisa saya bantu?"
"Saya mau mesan 2 nasi goreng seafood sama 2 jus jeruk ya? Abis itu desert buahnya 2." Jawab Meita dengan sopan kepada pelayan tersebut.
"Pesanan siap 20 menit lagi. Harap menunggu, Saya permisi." Pelayan itupun pamit lalu melangkah menjauh dari Rafa dan Meita.
"Rafa kenapa? Cerita sini sama kakak!" Ucap meita sambil mengangakat dagu Rafa. "Rafa mau kak zidan." Ucapnya dengan binar redup yang kini menatap mata Meita. Wanita itu lalu mencoba mencari cara agar Rafa tak sedih seperti ini.
"Rafa, abis inikan kita ketemu kak Zidan. Jadi ngga usah sedih." Ujarnya seraya mengusap pelan pipi sang adik.
//
Setelah sarapan tadi mereka sampai juga didepan rumah yang mereka singgahi tadi. Meita kembali mengetok pintu kayu itu.
"Assalamualaikum!! Zidan! Assalamualaikum!" Panggil Meita pada pemilik rumah. Tak lama, terdengar suara langkah kaki dari dalam hunian megah tersebut dan yang benar saja, itu Zidan.
"Rafa?" Zidan sedikit terkejut melihat rafa tengah bersama seorang wanita yang tak lain adalah suster rumah sakit yang kemarin ia mintai pertolongan darinya. "Saya kesini buat antar adik kamu pulang. Perkenalkan saya Meita. Kamu Zidankan?" Tanya Meita dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.
"Ngga usah bingung. Adik kamu nyebut nama kamu terus dari tadi, makanya saya tau kamu Zidan, kakaknya." Ujar Meita sambil menatap Rafa sejenak lalu kembali manatap Zidan yang masih tampak diam.
"Makasih udah antar adik saya pulang dan jagain adik saya semalam .Kalau udah ngga keperluan suster bisa pulang." Ucap zidan sambil menarik tangan rafa ke dalam rumah.
Dan menutup pintu rumahnya dengan kasar.Meita hanya bisa diam. Ini merupakan privasi seseorang. Sudah cukup ia tahu ada kesalahpahaman antara Zidan dan Rafa. Tanpa berpikir panjang lagi, iapun menjauh dari rumah besar itu dan kembali ke rumah sakit.
spoiler:
"............................... LO MAU NGADU GITU!"
[TBC]
Maaf kalo part ini ngebosenin. Aku mau santai dulu sebelum nyiksa Rafa lagi Wkwk😝 oh iya, dikarenakan part ini pendek ntar malam aku up lagi😌👍
MAKASIH BANYAAK SEMUAA💜💫
KAMU SEDANG MEMBACA
P L E A S E! [End]
Roman pour AdolescentsDia yang hidup hanya sebagai pelampiasan kemarahan dari seseorang yang tak lain adalah kakaknya sendiri. ......... "LO ITU CUMA NUMPANG BANGS*T!! "Maaf kak..." #48 friendship → 20200831 #10 brotheship→ 20200907 #06angst → 20210217 ⚠AKU TEKANIN, CER...