28✓

102 8 0
                                    


Selamat membaca

🍂🍂🍂🍂🍂

Pagi ini seperti biasa, Azza berangkat ke sekolah bersama Ziyya.

Dari perjalanan dari asrama hingga sekolah pondok yang terletak di depan asrama pondok, semua keadaan baik baik saja. Azza dan Ziyya hanya berjalan dalam diam. Azza hanya menatap jalan kosong. Dan Ziyya sedang sibuk membuka buka buku pelajaran yang baru saja di dapatnya kemarin dari ustadzah Nika.

Tiba tiba, Azza teringat. Jika Akza tidak memberi tahu, kapan Azza bisa memulai menghapal Al-Qur'an dengan Akza. Pasalnya, jika hari ini mulai, Azza sama sekali belum menghapal satu ayat pun dari juz lima.

Azza benar benar berjalan dengan melamun. Hingga ia tersandung tali sepatunya sendiri. Karena ia lupa menalinya tadi.

" Allahuakbar!"
Ucap Azza saat ia hampir tersungkur namun tidak jadi karena Ziyya menangkap pergelangan tangannya dan menahannya agar tidak jatuh.

" Lo kenapa za. Dari kemaren Lo sering ngelamun. Apa sih yang Lo pikirin? Hukuman dari ustadz Akza apa?"
Tanya Ziyya sambil membantu Azza kembali berdiri tegak.

" Gue, lupa ya, ga nanya sama mas Akza, kapan gue bisa mulai hapalan. Soalnya kalo mulai hari ini gue belom apal satu ayat pun ya."
Jelas Azza pada Ziyya.

" Jadi Lo kepikiran itu. Sampe ke sandung kaya gini? Ya udah, bilang aja Lo belom sempet hapalan."
Ucap Ziyya pada Azza.

" Iya za, gue ga tau kenapa, kadang tu, jadi takut atau gugup kalo udah di depen mas Akza. Padahal gue sebel banget sama mas Akza. Tapi, kalo gue udah di depen mas Akza, nyali gue langsung ciut gitu aja."
Jawab Azza jujur.

" Ya udah za, Lo nanti kalo ketemu sama ustadz Akza tanya aja. Biar Lo ga terus kepikiran gitu. Oh iya, jangan lupa, tali tu sepatu. Biar ga nyandung lagi."
Saran Ziyya pada Azza.

" Iya deh ya."
Jawab Azza singkat. Lalu menjongkokkan tubuhnya untuk menali sepatunya.

Selesai menali sepatu. Lalu, Azza dan Ziyya segera melanjutkan perjalanan mereka menuju sekolah yang sempat berhenti sementara karena perbincangan kecil yang baru saja Azza dan Ziyya lakukan.

🍂🍂🍂🍂

" Qil, ya, gue keluar duluan ya."
Pamit Azza pada Aqilla dan Ziyya yang masih berada di kelas.

Aqilla dan Ziyya hanya menganggukkan kepala mereka tanpa melihat Azza. Karena mereka sedang sibuk sendiri, entah apa yang membuat mereka sibuk Azza juga tidak tahu.

Azza pun segera keluar kelas. Ia berniat bertemu dengan Akza. Ia mendudukkan dirinya di bangku marmer yang dekat dengan parkiran mobil di pondok nya.

Gimana coba ngomongnya?
Batin Azza bingung, karena saat bertemu Akza nanti ia ingin menanyakan soal hapalan itu.

Tak lama Azza menunggu, Akza sudah siap untuk membuka mobilnya dan masuk ke dalamnya. Namun Azza segera mencegahnya.

" Mas Akza! Tunggu mas."
Panggil Azza saat melihat Akza.

" Ngapain kamu di sini?"
Tanya Akza datar.

" Aku mau nanya mas, kapan aku harus mulai ngapalin? Kalo bisa sih jangan sekarang mas, aku belom ngapalin sama sekali."
Ucap Azza lirih.

" Saya ga minta kamu hapalin sekarang. Tapi saya mau kamu setor nanti malem. Nanti malem saya bakal Dateng ke sini. Saya bakal tunggu kamu. Saya juga masih ada sedikit tugas yang belom selesai. Sekarang saya buru buru. Jangan lupa, nanti malem. Biasanya belajar kan? Nah waktu belajar malem itu kamu Dateng ke kantor ustadz ustadzah, nanti kamu setor sama saya. Misi, assalamu'alaikum."
Ucap Akza cepat sambil berpamitan pada Azza. Memang terlihat sekali jika Akza sedang buru buru saat itu. Jadi Azza hanya bisa mencerna omongan Akza dengan sedikit menggaruk garuk kepalanya yang bingung dengan ucapan Akza yang sangat cepat. Azza juga tidak bisa mencegah Akza untuk pergi.

Akza & AzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang