89~

96 6 0
                                    


Selamat membaca

🍂🍂🍂🍂🍂

Gibran berjalan tergesa menuju ruang inap Azza, masih ada rasa emosi di dalam dirinya karena sempat bertengkar dengan Adky beberapa saat tadi.

"Eh, lo!"
Teriak seseorang dari arah belakang Gibran.

Gibran membalikkan tubuhnya kebelakang, karena ia berpikir mungkin saja yang di panggil adalah dirinya.

Dan benar saja, yang memanggilnya adalah teman pondok Azza, yang Gibran ketahui namanya Lia.

Gibran menaikkan satu alisnya sebagai tanda bingung. Karena Gibran juga melihat dua orang perempuan sedang berjalan di belakang Lia.

Lia berlari kecil untuk tiba di depan Gibran lebih dekat.

"Lo belom juga ke kamar Azza?"
Tanya Gibran saat Lia sudah berdiri di depannya.

"Ya belom lah. Orang lo gak kasih tau gue kamar Azza dimana. Dan kita mau nanya ke ruang informasi tadi malah ruang informasinya kosong, ya ujung ujungnya harus nunggu lah."
Jelas Lia merasa kesal karena laki laki di hadapannya itu berwajah biasa seperti tidak melakukan kesalahan apapun.

"Oh, ya sorry, gue tadi buru buru mau ketemu sama temen gue. Terus, sekarang dah tau kamarnya kan?"
Tanya Gibran santai.

"Udah!"
Jawab Lia sarkas sambil berlalu dari hadapan Gibran, dan meninggalkan Gibran begitu saja.

Gibran hanya geleng geleng kepala melihat tingkah teman pondok Azza itu.

Dan saat Gibran hendak berbalik arah dan melanjutkan jalannya untuk menuju ruang inap Azza, dirinya kembali merasa terpanggil oleh seseorang.

"Eh. Kamu!"
Teriak seseorang yang berasal dari belakang Gibran juga. Untung saja Gibran belum berbalik arah sepenuhnya, jadi dia segera berbalik badan kembali saat ada seseorang yang sepertinya memanggilnya.

Gibran melihat dua perempuan sedang berjalan cepat menuju kearahnya, dua perempuan itu adalah perempuan yang berjalan dibelakang Lia tadi.

"Kamu temennya Lia?"
Tanya salah satu perempuan yang terlihat lebih tua dari perempuan satunya dan dari Gibran juga.

"Eh, em... saya itu teemnnya Azza mbak."
Jawab Gibran mencoba ramah.

"Oh, kamu temennya Azza? Aku Ira, ustadzahnya Azza, sama ini temennya Azza juga, sama kayak Lia."
Ucap Ira ramah memperkenalkan dirinya dan Ziyya pada Gibran.

"Oh, iya, tadi Lia juga sempet kenalin kalian kok ke saya."
Jawab Gibran ramah.

"Kalo gitu kita langsung kekamar Azza bareng aja gimana?"
Tanya Ira ramah.

"Iya, boleh."
Jawab Gibran yang lalu berjalan di depan memimpin kedua perempuan yang ada di belakangnya.

🍂🍂🍂🍂

"Lho, kok kalian di luar semua?"
Tanya Gibran saat tiba di depan ruang inap Azza, karena ia melihat, Leon, Zidan, Syuja, dan Lia mereka menunggu di luar ruang inap Azza.

Namun ia tidak melihat Bara disana.

"Terus Bara kemana?"
Lanjut Gibran bertannya.

"Bara di dalem, Azza lagi di periksa, dan keluarganya aja yang boleh masuk buat liat kondisi Azza waktu di periksa ini, nanti kalo dokter udah selesai periksa Azza, kita boleh masuk kok."
Jelas Leon pada Gibran, Ira, dan Ziyya yang barusaja tiba.

"Azza gak kenapa napa kan? Operasinya berhasil kan?"
Tanya Ziyya yang benar benar khawatir dengan teman dekatnya itu. Ia ingin segera masuk dan memastikan sendiri jika operasi Azza itu berhasil dan Azza selamat, walaupun ia sudah di beri tahu oleh Lia jika Azza selamat dan melaksanakan operasi dengan lancar.

Akza & AzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang