37✓

105 6 0
                                    


Selamat membaca

🍂🍂🍂🍂🍂

Sejak tadi, setelah melihat Azza mulai menangis, Bara benar benar di buat terbungkam. Ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa sejak melihat Azza menangis di rumah sakit tadi. Bahkan sampai saat ini, mereka sudah jalan pulang pun Azza masih sesegukan karena menahan tangisnya.

Bara benar benar tidak paham sama sekali situasi tadi. Azza yang tiba tiba menangis, dan Akza yang tiba tiba bilang jika ia adalah pacar Azza dengan nada emosi.

Bara antara tidak tega melihat orang yang ia sayangi menangis, dan bingung atas apa yang baru saja terjadi.

Sejak tadi, hingga di dalam mobil saat ini, Bara hanya bisa menatap Azza sendu, ia belum berani menanyakan apa yang terjadi dengan Azza agar ia bisa paham saat ini. Yang Bara pikirkan saat ini adalah membawa Azza pulang dan menanyakan hal ini ketika Azza sudah tenang nantinya.

🍂🍂🍂🍂

Sementara di rumah sakit, tepat nya di kamar VIP papa Akza di rawat. Saat ini hanya ada Akza dan papanya di dalam kamar. Sementara mamanya dan Kenzi mengobrol di luar kamar.

Papa Akza langsung meminta untuk berbicara empat mata setelah kepulangan Azza dari ruang itu.

" Za, kamu kenapa?"
Tanya papa Akza memulai pembicaraan dengan anak pertamanya itu.

" Kenapa apanya sih pa?"
Akza malah balas bertanya dengan nada mengeluh tanpa melihat kearah papanya.

" Liat papa!"
Bentak papa Akza pada Akza.

Akza pun menghadapkan wajahnya tepat di depan wajah papanya.

" Apa yang kamu lakuin ke Azza?"
Tanya papa Akza.

Akza hanya diam ia malah kembali mengalihkan pandangannya dari wajah papanya.

" Akza, jawab papa!"
Ucap papa Akza sedikit meninggi.

" Pa, oke, Akza jujur sama papa. Akza cinta pa sama Azza, Akza emang nyimpen rasa buat Azza pa."
Akhirnya Akza mengatakan isi hatinya pada papanya.

" Akza, papa udah tau itu. Tapi, kalo kamu cinta sama Azza, kenapa kamu berani berkata seperti tadi di depannya?"
Tanya papa Akza yang membuat Akza bingung.

" Maksud papa apa? Pa, Akza cuma mau berusaha buat ngilangin rasa cinta dan sayang Akza buat Azza pa. Akza sadar, kalo Akza ga akan bisa memiliki Azza. Karena apa?"

Jeda, " karena Akza ga pernah lupa sama perjodohan yang udah papa susun selama ini."

Jeda, " Akza terlanjur cinta dan sayang sama hamba Allah yang namanya Azza pa. Dan Akza ngomong kaya tadi, supaya Akza bisa mulai benci sama Azza dengan cara yang masuk akal. Dan mungkin Akza bisa mulai mencintai calon istri Akza nantinya."
Jelas Akza pada papanya.

" Masuk akal gimana maksud kamu Akza?"
Papa Akza tidak paham dengan kalimat akhir yang Akza katakan.

" Tadi, sebelum Akza sama Kenzi ke sini, Akza ke mall sama Kenzi buat beliin oleh oleh buat mama sama papa. Tapi pa. Ga sengaja Akza liat Azza lagi debat sama cowok yang suka sama Azza pa, cowok itu namanya Gibran, Gibran itu juga pernah ketemu sama Akza sebelumnya, ternyata dia punya rasa juga pa sama Azza."

Jeda, " waktu Gibran sama Azza lagi debat Dateng cowok tadi, pacar Azza. Azza yang ngaku sendiri pa, di depan cowok yang namanya Gibran itu kalo Bara itu pacarnya."
Akza mengehentikan ceritanya, dan siapa sangka, seorang laki laki tampan yang bisanya tegas, cuek, dan dingin menangis sejadi jadinya di depan papanya karena menangisi perempuan yang dicintainya.

Akza & AzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang