67✓

106 4 0
                                    


Selamat membaca

🍂🍂🍂🍂🍂

Azza masih terus melakukan kegiatannya mengintip Akza dan Ira di balik rak belanjaan. Tiba tiba saja, kepalanya sedikit terasa kembali pusing.

Apa gue lanjutin aja belanjanya sendirian ya, biar nanti Akza tinggal cari sisanya aja. Jadi cepet deh, ni pala udah mulai pusing lagi masalahnya.
Usul Azza dalam batinnya pada dirinya sendiri.

Setelah berinteraksi dengan dirinya sendiri dalam batinnya, Azza memutuskan untuk mencari belanjaannya sendirian. Ia meninggalkan kegiatannya yang mengintip Akza dan Ira, lagipula, ia juga sebal jika suaminya dekat dengan orang lain. Namun mau bagaimana lagi, statusnya dengan Akza masih menjadi rahasia hingga nanti Azza lulus lima bulan lagi.

Azza pun terkadang merasa aneh dengan perasaan yang ia miliki untuk Akza. Kadang ia merasa dadanya sesak jika melihat Akza dengan perempuan lain, kadang juga hatinya perih, kadang juga ia merasa biasa saja atau cemburu yang biasa saja saat Akza dekat dengan perempuan lain. Dan rasa yang ia rasakan saat Akza dekat dengan Ira tadi, ia merasa cemburu, namun cemburu biasa, tidak sampai hatinya atau dadanya perih dan sesak. Jadi, dengan mudah Azza meninggalkan Akza yang sedang mengobrol berdua dengan Ira di tengah keramaian supermarket.

🍂🍂🍂🍂

Saat ini Azza sedang berada di rak rak mie instan. Ia sedang memilih milih mie instan ke sukaannya. Ia mencari cari mie samyang yang biasa ia konsumsi jika di rumah.

Azza melihat lihat rak bagian atas. Karena biasanya, mie samyang terletak di rak atas.

Dan benar saja, mie samyang yang Azza inginkan berada di rak atas. Azza mencoba mengambilnya sendiri. Di lorong mie itu, sedang sepi dan tak ada orang di sana. Jadi, mau tidak mau, Azza harus bisa mengambilnya sendiri. Azza terus berjinjit dan sesekali loncat agar bisa meraih mie yang ia inginkan. Namun, sama saja, ia belum juga bisa meraih mienya walau sudah jinjit dan lompat, kurang sedikit... Lagi. Namun ia sudah tidak bisa lagi, padahal, tubuh Azza itu termasuk tinggi. Walau jika di bandingkan dengan Akza, tubuhnya lebih pendek, mungkin sekitar atas telinga Akza, jadi hanya selisih sedikit. Padahal tinggi Akza sekitar 175 cm.

Ya elah. Masih kurang tinggi juga gue.
Komen Azza sambil menatap ke atas tempat mie samyang berada.

" Sini, biar gue ambilin."
Ucap seseorang laki laki yang berdiri di samping Azza.

Laki laki itu mengambil mie samyang yang Azza ingin kan, laki laki itu mengambilkan dua bungkus untuk Azza.

Azza terkejut saat melihat siapa laki laki yang mengambilkan mie itu.

Gibran!"
Teriak batin Azza saat melihat Gibran lah yang menyondorkan dua bungkus mie samyang pada Azza. Azza mematung di tempatnya.

" Nih, mienya."
Ucap Gibran ramah, sambil menyodorkan dua bungkus mie pada Azza.

Azza menelan ludahnya susah payah untuk mengeluarkan suara.

" Ma, makasih."
Jawab Azza ragu.

" Em. Za, gue denger dari Ziyya, katanya Lo udah nikah ya???"
Tanya Gibran tiba tiba yang membuat Azza lagi lagi menelan ludahnya susah payah.

" Em... Za, Ziyya juga bilang ke gue buat jauh jauh dari Lo karena Lo udah jadi milik orang laen."
Lanjut Gibran menjelaskan.

Lalu Gibran diam sejenak menghembuskan napasnya berat, sementara Azza, ia hanya diam menatap lurus laki laki di hadapannya.

" Za, gue beruntung bisa ketemu sama Lo di sini setelah hampir dua bulan lebih ga ketemu Lo dari insiden baku hantam gue sama Adky di taman waktu itu."
Ucap Gibran terkekeh kecil. Sementara Azza hanya diam tak bergeming.

Akza & AzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang