Meremas tangan seperti meremas gumpalan kertas Mika menyingkirkan tangan Karin yang tanpa sengaja membuat Mika sedikit meringis. "Apaan sih sakit tahu!" Dan yang
ditegur malah cengengesan. "Ya maaf,""Gue deg-degan terus, Mi." Kali ini Karin meremas tangannya sendiri.
"Kalo gak deg-degan ya mati!" Mendengkus Karin menatap kesal. "Serius loh ini."
"Masaa?" Mencebik Karin langsung menampol lengan Mika sampai gadis itu pura-pura mengaduh.
"Gak biasanya gue begini kalau mau ketemu pacar."
Mika mengernyit, sejak kapan Karin memiliki pacar bukannya dia jomblo ya sama seperti dirinya?
"Siapa?"
"Hah?apanya?" Mika menatap bingung, "ya pacar kamu! Siapa?" Dan yang kembali ditanya malah cengengesan tidak jelas.
"Rendi." Mika benar-benar terkejut saat tahu pacar Mika.
Rendi.
Bukannya cowok itu teman dekat Evan ya semenjak Evan resmi sekolah di sini. Pasalnya Mika sering bertemu mereka di kantin pokoknya Mika sering melihat mereka bersama termasuk Dita, ya cewek itu juga.
Mengerjap Mika kembali membuka suara. "Sejak kapan?"
"Satu minggu mungkin? Sebenarnya gue udah kenal dia sejak lama sih tapi gue emang gak mau cerita dulu takut gak jadian, kan malu." Karin tertawa tapi saat melihat raut resah Mika tawa itu terhenti.
"Iya gue tahu kalau Rendi temanan sama Evan kok,Mi." Sekelas juga.
"Kenapa harus Rendi? Aku yakin banget kalo kalian gak akan lama pacaran, Rin!" Karena hampir semua cewek di sekolah ini tahu jika Rendi sering bergonta ganti pacar dan kini Karin yang menjadi target.
***
Setelah berdebat panjang lebar Karin menggeret tangan Mika untuk ikut dengannya ke kelas Rendi saat jam istirahat tiba. Menolak pun percuma akhirnya Mika hanya mengikuti saat tangannya tak dilepaskan begitu saja oleh Karin karena Mika tak benar-benar mau mengantar Karin ke kelas sang pacar, Rendi.
Dan di sinilah berada, tepat di depan pintu malah yang di temui adalah Dita yang berdiri di ambang pintu sambil mengobrol dengan siapa Mika tak tahu namanya lalu saat tatapannya bertemu dengan kedua sahabat itu Dita langsung memusatkan tatapannya pada mereka. "Haii." Tak lupa senyum manis yang selalu tampil menghiasi wajahnya.
Menunjuk Karin yang ada di hadapannya, "pacarnya Rendi yaa?" Dita memasang tampang jahil dan Karin mengangguk malu yang malah membuat Mika jengah melihat ekspresi sahabatnya itu.
Menoleh ke belakang tepatnya ke dalam kelas Dita berteriak nyaring. "Rendii! Woyy ada dua cewek cantik nyariin lo ini!" Mika dan Karin melotot,"ehh apaan sih, Dit!"
Kali ini Karin kembali bersuara, "benarkan nama lo Dita?" Mengangguk Dita menatap mereka berdua, "iya gue Dita."
Dita kembali menoleh, "Rendi cepetann kenapa sih!" Dan terdengar jawaban walau samar. "Bentar." Mika dan Karin hanya saling tatap dengan mengendikkan bahu mereka.
Sambil menunggu Mika memusatkan perhatian ke arah lain dan saat Dita kembali bicara namun yakin bukan pada dirinya atau Karin Mika cukup deg-degan.
"Kenapa malah lo yang nongol, Van?" Dan Mika yakin saat suara cowok yang menyahut, Mika memilih tak menoleh ke arah mereka dan Karin sengaja menyenggol lengannya. "Lo berisik banget sih,Dit!"
Mengabaikan teguran Dita kembali menatap cowok itu yang Mika tebak adalah Evan. "Mau ke kantin?" Evan mengangguk lalu saat sepasang netranya menatap Karin dahinya mengerut sedangkan Karin kini berbisik, "cepetan nengok--" dan sebelum bisikkan itu selesai segera terpotong oleh suara yang Mika kenal. "Lo pacarnya Rendi?" Pertanyaan itu jelas untuk Karin bukan Mika.
Dan Karin tiba-tiba gugup berhadapan dengan Evan, cowok yang sahabatnya gilai. "I--iya." Karin mengangguk cepat.
"Kok mau?"
"Hahh?" Rasanya Mika ingin tertawa mendengar nada kaget yang Mika yakini cewek itu pasti sambil menganga.
Dan tanpa bersalah Evan bertanya seperti itu dengan santai memasukkan kedua tangan ke saku celana malah membuat Karin kesal seolah mengejek dirinya yang mempacari seorang Rendi, begitu?
Tak mau menghadapi cowok mengesalkan ini sendiri Karin segera menarik tangan Mika agar keluar dari persembunyian yang sedari tadi menghindari tatapan ini sampai Karin menahan tawanya saat Mika berdecak dan mencubit lengannya hingga sedikit meringis.
Saat tatapan Mika bertemu dengan milik Evan dahi cowok itu kembali mengernyit, "loh Mika? Gue kira bukan lo," dan Mika? Hanya tersenyum gugup dirinya bertemu kembali setelah kejadian saat itu di rooftop.
Dan perbincangan mereka terhenti saat si utama yang dicari menampilkan batang hidungnya di hadapan mereka dengan santainya hampir membuat mereka tertawa karena cowok itu mengikat atas rambutnya dengan karet gelang dan beberapa bedak di wajah, kalah dari bermain ludo katanya.
"Udah ya gue duluan ke kantin, yuk Van," itu adalah Dita yang akhirnya meninggalkan mereka bertiga dan memilih ke kantin bersama Evan, sebelum pergi Dita menarik rambut Rendi yang diikat menggunakan karet hingga cowok itu meringis dan mengomel. "Sakitt Dita!!" Dan kini Evan menoleh pada Mika, "jangan mau deh lo dijadiin nyamuk sama mereka berdua, Mi!" Sebelum Mika menyahut dengan segera Dita menarik lengan Evan menjauhi mereka. "Jangan lupa nyusul,Ren!!"
Kompak menoleh lalu hanya Rendi yang mengangguk dengan meneriaki kata ya.
Dan Mika hanya menatap nanar punggung mereka yang sudah menjauh tak mempedulikan Karin dan Rendi yang sudah bicara di dekatnya dan Mika tak mau tahu apa percakapannya karena sebelum datang ke kelas ini Karin hanya ingin menyampaikan janji Karin dan Rendi yang akan pergi ke toko kue saat pulang sekolah nanti karena kebetulan hari ini Mama Karin ulang tahun.
Karin yang walaupun masih bicara dengan Rendi dapat menangkap jelas rasa tak nyaman pada Mika jadi Karin tetap mengapit sebelah tangan Mika dengan erat setelah dengan matanya langsung, Karin tahu Dita sebegitu dekat dengan Evan.
Dan kali ini Karin benar-benar menyesal sekaligus merasa bersalah pada Mika saat mereka berbalik menuju kelas mereka dan Karin bertanya, "Mi?" Dan Mika hanya tersenyum seperti biasa.
******
Haii,
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya, Terimakasih.Salam,
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKA
Teen FictionUntuk kamu yang dulu pernah ada dalam cerita yang akhirnya aku tutup rapat. Bagaimana? Sudah mendapatkan cerita yang lebih indah dariku? Aku tak menyesal melepasmu, sebab aku tahu menggenggammu lebih lama bukan pilihan terbaik. Kamu memaksa tak ingi...