Jadi setiap hari Minggu Mika selalu jogging di sekitar Alun-alun kejaksan. Walaupun banyak orang yang memilih jogging di area stadion bima cirebon Mika tak mau repot ke sana, karena rumahnya lebih dekat ke alun-alun.
Seperti biasa setelah duduk di samping lapangan untuk meregangkan otot kaki, tak lama Mika bergegas untuk membeli es durian langganannya. Kembali menyantap es durian sambil duduk di kursi panjang dan menatap lalu lalang. Mika memang suka sekali ketika duduk sendirian, melamun lalu matanya melihat apapun yang lewat di depannya tak tahu mengapa Mika sering melakukan hal itu walau banyak orang menganggap hal itu hanya membuang waktu saja.
Kursinya sedikit bergerak dan saat menoleh Mika mengira adalah Raman yang sering muncul tiba-tiba di sampingnya.
"Hai, cantik!!" Sontak saja Mika terkejut saat mendapati kedua kakak beradik itu di sini.
"Kok tumben sih jogging?" Menyaksikan Ecan yang baru duduk di samping Mika langsung lahap memakan satu cup es durian yang Mika heran entah kapan dipesannya, sedangkan Evan menarik kursi plastik ke hadapan Mika dan Ecan.
"Mama suruh Ecan buat jogging supaya berat badannya turun." Mika terkekeh mendengarnya, ia memang menyadari tubuh Ecan semakin gembul saat terakhir lihat.
"Kamu?"
"Cuma nemenin. Ecan mana mau jogging sendiri, ini aja susah loh bangunin dia harus dengar Mama teriak dulu baru mau pergi."
"Kakak kok sendiri?" Akhirnya Ecan mengalihkan perhatian dari es durian kepada Mika lalu Melap sudut bibir dengan tangan, Evan langsung berseru. "Jorok!"
Mika memberi tisu yang tadi sempat di beli. Satu cup habis Ecan malah merengek meminta kembali kali ini menunjuk ke penjual tahu gejrot yang berada sekitar dua meter dari sini.
"Nggak! Kita ke sini mau jogging ya bukan buat makan apalagi nambahin lemak di perut kamu, Can."
Mika menegur Evan yang kesal. "Ngga apa kali, Van. Ecan lebih cakep gembul kok."
Ecan mengangguk setuju saat Mika membela, "tuh kan Kakak benar. Ecan lapar tahu!" Mika mencubit gemas pipi tembamnya, bocah ini memang selalu saja lapar tiap kali lihat makanan.
***
Selalu saja sendiri saat pergi jogging, Karin tak pernah mau jika diajak pun Raman jarang walau kadang pernah berpapasan saat di alun-alun lalu menemani Mika mencicipi banyak camilan yang di jual disekitan sini.Selesai jogging bersama Evan juga Ecan Mika memilih langsung pulang untuk rebahan sebelum agenda lainnya terpaksa mengganggu weekend Mika.
Hari ini bertepatan dengan hari kelahiran Karin. Mika dan Raman sudah merencanakan akan memberi kejutan kecil untuk Karin walaupun sebenarnya Mika malas sekali keluar rumah di hari minggu ini.
Ketika Raman mengajak pergi saat pagi tentu saja Mika menolak dan memilih pergi saat siang walau mentari sedang terik-teriknya dan kini mager itu tambah menyerang, inginnya rebahan terus.
Memakai dress warna abu-abu muda dengan corak bunga juga pita yang menghias dipinggulnya Mika mengecek ponsel ketika Raman mengirim pesan sudah memasuki komplek perumahannya.
"Mau kemana, Mi?" Dewi yang duduk di sofa ruang tivi menoleh saat Mika turun dari tangga. "Ke rumah Karin, Ma. Dia ulang tahun hari ini."
Duduk sebentar di samping Dewi sambil menunggu Raman benar-benar sampai di depan rumah. "Udah shalat dulu kan?"
"Udah. Aku berangkat ya, Ma?" Melihat pop-up chat saat Raman sudah di depan Mika buru-buru mengecup punggung tangan Dewi.
"Iya, sampein salam Mama ya buat Karin."
***
Membuka pintu depan mobil, Mika langsung bertannya. "Gimana? Kuenya udah ada?" Raman yang masih duduk di kemudi tersenyum bangga."Udah dong, beres semuanya."
Melihat kotak yang berisi classic mix brownies kesukaan Karin sudah bertengger manis di kursi belakang Mika mendesah lega lalu mengacungkan kedua jempolnya. "Sipp lah!"
Menyandarkan tubuh sambil memasang seatbelt, Mika menoleh. "Di luar panas banget gak sih? Males banget keluar jadinya."
"Lah lo mah enak Mi tinggal gue jemput doang. Coba gue? Harus ngantre beli brownies dulu belum lagi jemput lo, syukur gue bawa mobil."
Mika tertawa, "ya maap." Sebenarnya Mika yang memaksa Raman membeli dan harus mengantre di toko kue, sudah bilangkan Mika mager, jadilah ia manfaatkan Raman dan cowok itu benaran cekatan mengurus segala kejutan kecil ini juga kado yang sebenarnya sudah Raman rencanakan jauh-jauh hari.
Mika hanya bersantai sambil menunggu Raman yang menjemput dan kali ini membawa sedan putih yang Mika ketahui milik kakak perempuan Raman.
******
Haii,
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya, Terimakasih.Salam,

KAMU SEDANG MEMBACA
MIKA
Teen FictionUntuk kamu yang dulu pernah ada dalam cerita yang akhirnya aku tutup rapat. Bagaimana? Sudah mendapatkan cerita yang lebih indah dariku? Aku tak menyesal melepasmu, sebab aku tahu menggenggammu lebih lama bukan pilihan terbaik. Kamu memaksa tak ingi...