Bagian 24

14 0 0
                                    

Tiba di depan rumah khas Belanda yang sampai saat ini masih ada di Cirebon, jika kalian pernah melihat film horor yang dibintangi oleh Amanda Manopo kalian pasti tahu seperti apa perumahannya karena pernah dijadikan lokasi syuting film Bisikan Iblis.

Suasananya masih begitu asri. Saat akan membuka pintu mobil Raman mencekal lengan Mika lebih dulu, "pake dulu dong topi ulang tahunnya."

"Hah? Beneran beli begituan, padahal gak perlu Kak."

"Gak apa kali Mi biar kece," Raman malah cengengesan.

Memberikan topi kecil ulang tahun berbentuk kerucut motif polkadot, Mika hanya menggelengkan kepala tak paham kenapa harus memakai beginian.

"Lo pegang kue, gue pegang lilin."

"Mana ada! Masa lilinnya terpisah dari kuenya sih."

"Ya ada lah, ini kita mau nyoba Mi." Dan Raman tertawa.

Mengernyit ketika Mika menyadari ada lilin putih yang Mika tahu lilin itu berguna saat lampu padam ada di dashboard mobil saat Raman mengambil dari sana lalu merogoh pematik disaku celana.

"Seriusan pake lilin itu?"

"Heem, lilin ulang tahun kebagusan buat kasih surprise ke Karin. Mending pakai ini lebih gede pula,"

"Mau ngakak masa?"

"Ngakak aja ngga apa," tertawa sambil memegang perut Mika kembali bingung.

"Ehh kado gimana dong bawanya?"

"Gampang itumah, yuk ah turun!"

Memegang handle pintu mobil lagi-lagi Raman berseru. "Woii pakai dulu topinya, ya elah!"

"Maaf maaf lupa,"

Menaruh sekotak brownies ke pangkuan Mika baru memakai topinya setelah talinya diselipkan di bawah dagu.

Mereka turun bersamaan, segera Raman menyalakan lilin itu.

"Kok sepi ya?"

Melewati halaman rumah tanpa pagar, Mika mengernyit saat pintunya tertutup rapat dan terlihat sepi, takut kalau Karin sedang pergi bersama keluarganya.

Mengetuk pintu agak lama lalu barulah handle pintu bergerak, sebelum Karin menampilkan batang hidungnya Mika dan raman segera bernyanyi lebih ke Raman yang sangat berisik tanpa ada santainya saat nyanyi.

Happy birthday to you,

Ada yang aneh, tampang Karin biasa saja malah terkesan datar dan Mika menyadari kedua matanya bengkak seperti habis menangis cukup lama jangan lupakan lingkar hitam di kelopak mata Karin dengan alis menukik.

Lagu belum selesai dinyanyikan Mika menyenggol Raman yang masih asik belum sadar situasi, kembali menyenggol agak kencang tanpa menjatuhkan kue Raman berjengkit karena kaget dan reflek malah meniup lilin hingga padam.

Mika melotot saat Raman sendiri terkejut dengan ulahnya. "Ckk kok ditiup?!" berbisik pada Raman.

"Bentar gue nyalain lagi apinya." Belum selesai mematik api, Karin segera memecah kepanikan Mika dan Raman.

"Kalian ngapain?" Tentu saja Mika dan Raman dibuat melongo menatap Karin.

"Hah?"

Takut jika Karin marah karena kejutannya gagal Mika segera meminta maaf. "Ah Karin maaf, Raman gak sengaja kok tiup lilinnya, kita nyalain lagi gimana? Kamu yang tiupnya,Rin."

"Nggak usah," bukan Karin yang mendapat kejutan tapi sebaliknya Mika dan Raman yang dikejutkan oleh Karin yang berubah begini, gak mood nih pasti.

"Bentar bentar!" Raman berlari kearah mobil setelah kembali lagi Raman membawa kado di tangannya, Mika belum tahu apa isinya dan ingatkan Mika untuk menggetok kepala Raman yang tega tak memberitahu Mika perihal isi kadonya.

Bibir Karin berkedut, "ini buat gue?" Menunjuk kotak classic mix brownies dengan topping yang berbeda-beda Mika mengangguk dan memberikan kuenya.

"Makasih kalian," dengan sebelah tangan Karin memeluk Mika sambil tersenyum lalu setelah itu Raman.

"Ciee kompak, warna baju kalian samaan." Melihat ke arah Raman Mika baru menyadari apa yang dikatakan Karin, Raman menggunakan celana jeans hitam selutut dan kaos abu-abu. Syukurlah mood karin balik lagi. Lalu mereka tertawa.

***
"Ada yang kasih kejutan lagi ya sebelum kita?"

Melihat sebuah hot air balloon flower box dengan bunga mawar merah muda juga putih dan balon berwarna senada dengan tulisan ulang tahun ada di atas meja.

Melihat ke arah yang dimaksud Karin mengangguk, "dari pacarnya abang gue, Mbak Raras waktu pagi."

"Ohh aku kira Rendi loh," melipat kedua kaki ke atas sofa Karin menggeleng. "Gue udah putus!"

"Alhamdulillah!" Mika dan Raman kompak berucap, Karin yang tadi menunduk langsung melotot melihat kedua sahabatnya.

"Kok kalian jahat sih!"

Mika tertawa. "Apa aku bilang. Kalian gak akan lama jadian, nah terbukti dong sekarang."

"Anjir banget tuh si Rendi! Mana dia mutusin gue pas semalem coba cuma beda berapa jam doang gue mau ultah."

"Nah ini kado dari dia, bikin lo galau!" Raman bahagia sekali jika diantara mereka ada yang menderita bawaannya mengejek terus, Karin pun kesal. "Tega lo!" Tawanya malah semakin pecah.

"Gimana kalo dia cuma prank?"

"Gak ada Mi ini beneran loh gue putus mana udah diblok pula! anjir tuh si Rendi."

Mengambil potongan brownies sambil melahap rakus karena kesal Karin tetap berceloteh memaki Rendi. Bukannya bahagia di hari lahir Karin malah galau-galauan. Diberi kejutan bukannya senang malah biasa saja tapi jangan lupakan brownies yang kini sisa sedikit karena badmood Karin yang dilampiaskan dengan memakan brownies favoritnya.

******
Haii,
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya, Terimakasih.

Salam,

MIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang