Bagian 29

17 1 0
                                    

"Pulang sekolah jadi kan kita pergi?" Hari ini Raman libur pengayaan lalu cowok itu memaksa ingin jalan bersama Mika dan Karin.

"Udah berulang kali ya Kak kamu ngomong begitu!" Membalik tiap halaman dari novel yang semula Mika baca dengan tenang sebelum Raman datang mengganggunya. Bibirnya mencebik.

"Ya kirain lo lupa, Mi." Duduk menyamping ke arah Mika dengan satu tangan menopang kepala yang dimiringkan dengan siku menahan di meja.

Alisnya menukik saat tatapan Raman jatuh ke bulu mata Mika yang lentik. Mika cantik, tentu saja. Raman menyukai semua hal tentang Mika. Kepolosannya? Raman sangat ingin melindungi gadis itu.

Mengerjap saat mendapati Mika menatapnya membuat Raman sadar jika ia bukanlah cowok yang Mika cintai. Kecewa? Tentu saja, mau bagaimana lagi saat Mika sendiri tak bisa memberi perasaan lebih untuk Raman.

"Karin sudah tahu?" Menegakkan tubuh Raman mengangguk cepat. "Udah dong."

Semangat sekali ya Raman jika menyangkut Karin. Mika manahan senyum hingga bibirnya berkedut geli.

"Gue udah chat Karin dong dari semalam." Dengan menggebu Raman terus bicara.

"Serius?"

"Heem."

Mika terkekeh. "Niat banget ya kayaknya ngajakin kita jalan?"

Raman tiba-tiba salah tingkah sambil mengusap belakang lehernya. Disadari atau tidak Raman selalu bersemangat jika mengenai Karin, walaupun saat mereka dekat pasti saja berdebat. Tapi Mika mengerti itu adalah alasan agar cowok itu bisa terus mendengar suara Karin.

Raman mulai menaruh hati pada Karin ya?

Memikirkannya. Mendadak hati Mika sedikit hampa. Raman memang pantas mendapat seseorang yang lebih baik dari Mika. Dan Mika meyadari betul sikapnya yang sengaja mengabaikan Raman demi Evan. Walau dengan jelas Raman lebih bisa menghargai Mika dibanding Evan.

"Ehm,,bentar lagi gue kan lulus, Mi. Jadi kita harus gunain kesempatan buat sering jalan bertiga. Ya kan?"

Tersenyum Mika membenarkan ucapan Raman. Tinggal menghitung bulan saja sebelum Raman lulus di sekolah ini.

"Kenapa sih kita nggak se-angkatan? Kenapa coba kalian jadi adek kelas gue, jadikan gue gabisa liat kalian berdua tiap hari kalo udah lulus nanti. Kalian berdua bakal kangen gue nih pasti!" Tak lupa diakhiri kekehan Raman yang mengundang decak Mika sambil menggeleng.

"Lebay amat sih! Kita kan masih bisa jalan kalo libur."

"Bakal beda Mi sensasinya."

Mika meringis sambil menatap Raman. "Dihh apaan sih Kak, bahasamu!" Raman tergelak.

***
Memasuki restoran cepat saji yang berada di lantai dua mall di kota ini, mereka menghela nafas setelah lelah mengelilingi mall hanya sekedar mencuci mata sambil melihat barang bagus dengan diskon yang bagus di kantong pula.

Masih menggunakan seragam yang tertutup oleh sweater dengan beberapa papper bag yang berisi sweater warna pastel dengan motif yang lucu, kompak Mika dan Karin heboh ingin membeli saat mendapati potongan harga yang membuat kantongnya meronta kesenangan karena diskon tersebut.

Mencomot kentang goreng yang sudah mereka pesan, Mika kembali menyeruput minumannya.

Tadi setelah keliling cuci mata, mereka kompak mampir di photobox, Karin gemas dengan hasilnya lalu seperti kebanyakan remaja lain Karin memotret hasil fotonya menggunakan kamera di ponsel tak lupa mengunggahnya di akun instagram miliknya sendiri dengan mentag Mika dan Raman.

"Selfie lagi yuk!" Seolah tak bosan berfoto Karin memaksa mereka untuk ikut selfie. "Ogah!" Kali ini Raman yang menimpal. Baginya satu lembar fotobox yang tadi sudah cukup untuk Raman simpan.

Karin mencibir sedang Mika mengiyakan ajakan Karin. "Kalo gitu fotoin kita dong!" Dengan bersemangat Karin menggeser kursi yang di dudukinya agar bersisian dengan Mika.

Ogah-ogahan Raman menuruti perintah Karin karena jika menolak bisa panjang cerewetan gadis itu. "Awas ya kalo hasilnya jelek!" Sudah menyuruh lalu sekarang mengancam pula! "Tenang dong kan ada filter. Udah pasti cakep lah hasilnya." Kali ini Mika yang berdecak. "Nyindir?!"

Karin memicingkan mata sebal. Raman malah mengernyit. "Eh?"

"Ngomong aja lo mau nyindir kita kan setiap kali kita foto selalu pake filter biar keliatan bagus?" Raman mulai panik saat Karin malah tersulut.

"Gue salah ngomong apa kaliannya yang terlalu baper sih?!" Kompak Mika dan Karin menggetok kepala Raman sampai meringis.

******
Haii,
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya, Terimakasih.

Salam,

MIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang