•• twenty-second

6.6K 1K 438
                                    

kak doyoung, kak jungwoo, renjun dan aku, sekarang lagi dimobilnya kak doyoung otw ke klinik dimana haechan sekarang.

daritadi aku menghela napas buat menepis kemungkinan buruk yang terjadi sama haechan. maksudnya- itu orang kok bisa sih sampai cedera gitu. biasanya juga kalau main futsal, sok jagoannya alay banget.

ih, kesel sama panik takut aku tuh!!!

"ada info terbaru enggak? coba tanyain ke siapa gitu, sekarang haechan kondisinya gimana." kataku ke renjun.

renjun sendiri cuma ngangguk-ngangguk, "udah gue telfonin anak futsal, tapi pada gak ada yang ngangkat. si haechan juga kayaknya datanya mati dah."

awas aja ya, anaknya papa lee dan mama hyoyeon, sampai sana aku cubitin.

"yang ini kliniknya?" mendengar suara kak doyoung yang ada dibalik kursi kemudi, lantas aku melirik sekitar.

gotcha! ini kliniknya.

"oh iya, bener kak." kata renjun. respon kak doyoung, dia langsung masuk dan markirin mobilnya.

selesai markir, aku auto turun dan lari ke dalam klinik. oke, sekarang ini aku enggak bisa mikirin apa-apa lagi selain panik.

itu dia hyunjin anak kelas sebelah, "haechan mana?" kataku tanpa basa-basi.

hyunjin bisa kulihat kaget, cowo itu mengusap dadanya. "ada didalem sini," dia nunjuk sebuah ruangan yang ada tulisan 'periksa'.

aku langsung buka pintu ini dan mengabaikan suara siapapun diluar sana.

"lee haechan!" aku sedikit berteriak, pas lihat haechan yang lagi berdiri tapi posisinya menghadap sana alias sekarang ini membelakangiku.

aku menghampirinya dan dia menoleh melihatku,

"adiiinnnn.....!!!"

heh? waras gak sih, posisinya itu di kaki kanannya ada perban di pergelangan sampai betis, dan orang ini malah ketawa???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

heh? waras gak sih, posisinya itu di kaki kanannya ada perban di pergelangan sampai betis, dan orang ini malah ketawa???

"lo kenapa malah ketawa anjir?!"

haechan masih aja senyum-senyum ketawa, sambil menyeleting tasnya. dia ngelihat aku, terus menenteng tasnya pakai bahu kanan, "ayo pulang." katanya masih senyum-senyum.

"excuse me? seharusnya sekarang ini lo jelasin ke gue, kenapa itu kaki bisa sampai kayak gini?!"

"cuma keseleo doang kok,"

doang katanya?

aku lihat haechan; 😠.

"ih, kok marah sih. gue tuh sengaja senyum-senyum gini biar lo enggak nambah panik."

"mana bisa gue enggak panik?!"

"nanti aja ya marahnya, gue mau pulang."

aku mendengus, "emangnya lo bisa jalan sendiri?"

me vs you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang