•• thirty-fifth

5K 744 35
                                    

sekarang udah hari apa sih? aku lupa. soalnya minggu ini banyak ijinnya dan banyak (berkah)nya. tapi ini kalau si haechan udah dateng dari pagi buta, berarti sekarang weekend.

oh, ternyata hari sabtu.

"ayah enggak bisa ijin, nanti doyoung yang nganterin pulang."

kok? kak doyoung enggak bilang apa-apa ke aku?

aku lihat mamaku yang lagi beres-beres, jadi bingung sendiri. tapi seneng juga sih.

"terus haechan apa gunanya disini?"

"astaga. tante denger kan barusan? kok ini anaknya mulutnya makin pedes. coba diperiksa lagi tan."

aku ketawa sambil geleng-geleng. habisnya sih, dia tuh udah kayak always powerfull gitu. mengingat kemarin kakinya yang keseleo dan sekarang udah bisa lari kesana-kesini, ish bener-bener keren banget.

haechan kalau denger aku muji dia dihati pasti langsung jadi ngeselin.

untungnya dia lagi mau pakai earphone gitu sih.

masih jam setengah tujuh dan aku udah suntuk banget. boleh keluar gak ya?

"ma, aku boleh ke taman gak?"

"boleh, tapi habis sarapan sama minum obat."

yah, jam sarapan masih setengah jam lagi. masih lamaaa.

"mau ngapain si."

aku lihat haechan yang— "kenapa sih, kok nadanya gak biasa gitu?" —yang agak ketus dan gak terima.

haechan malah berdiri sambil ketawa-tawa.

APAAN SIH.

oke, ini kayaknya aku beneran pms karena kenapa jadi sesensi gini.

"mau makan roti aja gak?" katanya haechan sambil jalan ke lemari yang ada di sebelahku.

"emang boleh?" jawabku sambil lirik mama.

"mama mau ke bawah dulu, nebus obat buat dibawa pulang sama ngurusin yang lainnya." ya, mamaku malah pergi dan meninggalkan haechan disini.

aku menghela napas kasar.

"sabar, bentar lagi juga balik."

aku merengut— tapi tiba-tiba ada sepotong apel di depan wajahku. aku lihat haechan ???

"makan nih apel,"

aku jawab dengan buka mulut, alias kode minta disuapin.

"yaelah."

haechan sibuk ngupas sama motong apel sedangkan aku, ya cuma duduk nyender doang. habis mau mainin handphone, itu benda persegi panjang enggak tau ada dimana. padahal semalem aku taruh disamping kepala woy. kalau enggak mama, ya haechan nih yang sembunyiin.

bicara soal handphone,,,

"chan."

"hm."

bentar aku mikir dulu.

"apaan." katanya lagi sambil lihatin aku agak kepo gitu.

"lo— lo ngerasa aneh gak sama jeno?"

aku tau ini pertanyaan yang super random banget, tapi aku tuh penasaran.

"aneh gimana?"

aku geleng-geleng, tapi langsung tegakin badan, "dia tuh kayak gimana ya ke gue."

"gak usah mikir aneh-aneh. lo tuh bukan tipenya jeno."

"HAH APAAN SIH?! KOK LO MIKIRNYA GITU?!"

haechan ngusap dadanya, "anjir gak usah teriak dong."

aku berdecak kesel, "lagian lo nyebelin malah mikir gitu."

me vs you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang