•• nineteenth

6.8K 1.1K 294
                                    

"eh kok dikunci?"

aku melepas helm jeno yang tadi ku pakai, kemudian membuka pagar rumahku dari dalam dengan tanganku ini yang menyelip diantara pola pagarku.

berhasil. aku mendorong lebar pagarku, dan ngebiarin jeno dan jaemin masukin motor mereka ke bagasi.

"kayaknya enggak ada orang ya?"

aku melihat renjun dengan pandangan bingung. mengalihkan pandangan ke dalam rumah, ternyata dibagasi kosong. biasanya ada scoopy pink punya my mom yang nangkring disana. kalau motor kak lucas enggak ada, ya itu bisa dibilang wajar aja karena emang mungkin dia belum pulang.

"lah iya, motor mama enggak ada." kataku kemudian langsung bergegas untuk membuka pintu rumah.

wah, kacau ini kalau sampai pintu rumah ke kunci juga.

fyi, mamaku ini bukan tipe yang suka taruh kunci ditempat persembunyian gitu— alias, "kalian semua pegang kunci serep rumah masing-masing ya! enggak ada rengek-merengek kalau misalkan ke kunci dari luar atau enggak ada orang dirumah." iya begitu titahnya waktu itu.

masalahnya, kacaunya itu— eum kayaknya aku enggak bawa itu kunci rumah...

aku coba dorong pintuku ini, dan,

—bom banget woy, PINTU RUMAH KE KUNCI!

hadeuh, mamski kemana deh.

"kenapa? enggak ada orang?"

aku geleng-geleng lihat jeno, kemudian menunjukan ekspresi sedih dan menghampiri mereka yang masih berdiri di dekat motor.

"mama kayaknya lagi keluar deh, trus gue gak bawa kunci rumah lagi."

aku nunduk kemudian menghela napas. ini antara bete sama perutku yang laper, jadinya gini deh.

kepalaku rasanya diusap, aku nengok ke samping untuk melihat si pelaku—

dan ternyata renjun.

aku pikir jeno, karena akhir-akhir ini 'kan cowo itu yabg lebih rajin ngusap kepalaku. tentunya selain cowo yang itu tuh, tetangga diblok sana.

renjun merangkulku sambil tersenyum kecil, "mau ke rumahnya haechan aja? siapa tau ada mamanya."

renjun kalau gini, vibesnya sebagai kakak dapet banget. selalu peka kalau aku lagi enggak mood.

tapi aku kembali geleng-geleng kepala sebagai jawaban ajakan renjun barusan. dia melepaskan rangkulannya kemudian bertanya kenapa.

"kemarin malem, mamanya haechan kerumah. trus beliau bawa-bawa buku tebel sama katalog ke rumah, udah gitu ditambah ngobrol sama mama gue lumayan lama. jadinya fix, biasanya kalau kayak gitu besoknya pasti beliau sibuk ambil barang." jelasku,

tapi,

eh, bentar dulu—

aku langsung lihat ke rumah depan. kayaknya sama deh, rumahnya juga sepi. mataku menelisik mengamati dari sini; pertama, pagarnya kelihatan ke kunci. kedua, kayaknya sih pintu rumahnya juga ke kunci. ini pagar rumahnya haechan sama pagar rumahku hampir sama sih, tinggi banget. bedanya, pagarnya haechan tuh lebih apa ya, oh itu— celah atau bentuk polanya yang lebih susah dilihat orang dari luar. jadi buat aku susah berspekulasinya.

me vs you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang