Bagian 22: Riak Gelombang

1.7K 213 14
                                    


"Jalan sama siapa?" Tanya Malik dengan wajah gusar. Masalahnya lelaki itu tadi melihat storygram Pelita. Ada seorang lelaki yang sepertinya terus-terusan cari perhatian.

"Sama temen-temen kantor. Biasa dinner bareng." Jelas Pelita dengan tenang.

"Yang cowok itu? Yang nempel-nempel sama kamu? Siapa?"

Malik benar-benar berada dalam mode interogasi.

"Itu Andrew. Fotografer di kantor. Kebetulan tetangga flat."

Dan Pelita sudah salah bicara.

"Tetangga?" Mata Malik terbelalak. "Kamu sadar nggak, dia naksir kamu."

"Sok tau."

"Matanya nggak bisa bohong."

"Sejak kapan lo jadi ahli pembaca mata?"

Helaan nafas kasar Malik terdengar. Lelaki itu mengacak rambutnya. Frustasi.

"Bisa kelihatan, love."

"Udah ah, jangan lebay. Gue ngantuk. Mau tidur."

"Yaaahh... aku kan masih kangen, Love."

"Lo bawel sih. Cemburunya nyebelin." Gerutu wanita itu. Ia sudah memasang selimut ke sekujur tubuh.

"Bukannya lebay. Aku cuma khawatir. Gimana kalo aku beneran pindah aja ke sana. Grandpa mau kok mempekerjakan aku di tempatnya."

"Terus ilmu lo percuma dong? Karir yang lo bangun dari nol, percuma juga? Jangan, Lik. Gue nggak suka lo berkorban segitunya cuma gara-gara hal ini."

"Ini bukan cuma, Lit. Ini tentang kita. Tentang membangun keluarga kecil kita."

"Tapi nggak dengan berkorban begitu."

"Berkorban sedikit nggak apa-apa kok."

"Gue yang apa-apa."

"Lit."

"Udah ah. Gue capek banget. Bye!"

Dan sambungan video itu terputus akhirnya.

Satu hal yang wanita itu merasa tidak nyaman terhadap Malik sampai saat ini.

Cemburuan.

Sedikit-sedikit cemburu. Pelita terlihat bersama Andrew, dikiranya Andrew naksir. Padahal mereka hanyalah rekan kerja.

Itu sih, yang Pelita pikir. Entah dengan Andrew. Lagipula yang terpenting adalah hati Pelita untuk Malik kan?

Sampai saat ini, hari wanita itu tetap utuh hanya untuk Malik seorang.

.
.
.

Malik melempar ponselnya ke atas kasur. Ia mendengus sebal. Beberapa kali sudah Pelita memposting story bersama lelaki bernama Andrew itu.

Inating lelakinya mengatakan, kalau Andrew menyukai Pelita. Itu sebabnya ia menempel pada wanita itu terus.

Cemburu?

Jelas.

Hingga rasanya Malik ingin segera menghampiri Pelita. Lalu menyeretnya pulang.

Masalahnya...

"Tau gue cara jitunya, Mas." Ucap Bara --adik ipar Malik.

Malam ini, Malik akan menginap di rumah mertua.

Cara jitu lelaki itu jika rindunya menggebu. Ya menginap dan tidur di kamar istrinya.

"Apaan?" Tanya Malik penasaran.

JETLAG (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang