[بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم]
"Aku ingin, kamu ingin, dan Allah lah yang berkehendak."
________
Zalfa menabrak seseorang atau apa ya, ataukah? Subhanallah .... walhamdulilah ... waalllahhuakbar.
"Allahulailahaillahualhayyulqoyum .... maap numpang lewat, jangan ganggu mangap, eh salah maaf, biar saya lewat dengan tenang , jangan ganggu, tolong hamba ya Alah." Ucap Zalfa dengan matanya yang terpejam karena dia pikir dihadapannya syaiton. Sambil tak henti henti Zalfa dzikir dalam hati.
"Buka dulu matanya. Baru lihat!"
Ternyata yang ditabrak Zalfa bukanlah syaiton melainkan Zafran yang habis mengangkat telfon dari dosennya, dia hanya bingung melihat tingkah Mbak santri yang ini.
Zalfa masih dengan memejamkan mata sambil bedzikir, dan baca ayat ayat yang dia hafal.
"Hehh Mbak ini kenapa?" Tanya bingung Zafran. Sudah di suruh buka mata masih saja merem.
Zalfa mendengar suara itupun, mulai membuka matanya dan kaget juga kesal kenapa harus dia lagi, Zalfa segera bangkit dari jatuh karena menabrak Zafran.
"Ngapunten Gus. Saya kira Gus makhluk alam lain, habisnya..."
"Apa? Maksudnya saya Mbak anggap setan begitu? Orang manis kaya gini kok." Jawab Zafran dengan percaya diri tinggi.
Setan jenis manusia. Bisa jadi.
"Gak ada setan manis Gus." ucap Zalfa yang masih shock. Dalam hati pastinya. Tidak cukup berani mengutarakan itu.
"Ngapain Mbak di sini?" tanya Gus Zafran kepada Zalfa.
"Saya mau ke aula, Gus." Jawab Zalfa.
"Mbak kan belum pulih, Mbak masih butuh istirahat yang banyak!" Zafran menasehati Zalfa, ia memanggil Zalfa dengan sebutan " Mbak" memang itu tradisi di pesantren, memanggil santriwati dengan panggilan Mbak, dan santriwan dipanggil Kang.
"Iya Pak!" Ujar Zalfa kesal, kagi lagi Zafran mengaturnya, dan salahnya lagi dengan mudah Zalfa menurut saja.
"Kalau dibilangin!" Tegas Zafran.
"Nggih Gus, ngapunten!" Ucap Zalfa gemetar, Zafran membentaknya. Walaupun bukan bentakan keras. Zalfa kembali beranjak pergi ke kamar, namun baru selangkah ia jalan
"Eh Mbak!" Panggil Zafran.
"Apalagi?" Jerit batin Zalfa. Ia menoleh kembali ke arah Zafran.
"Iya Gus ada apa lagi?" Sopan kali ini Zalfa, memang harusnya begitu.
"Ini Hp Mbak!" Zafran memberikan hp Zalfa. "Kemaren jatuh waktu Mbak nolongin Ibu itu!"
"Oh ya Gus matursuwun, kalau gitu saya pamit ke asrama dulu, Assalamualaikum." Zalfa pamit, tidak mau terjadi perdebatan lagi.
"Waalaikumussalam." Jawab Zafran. Zalfa kembali ke asrama, Sedangkan Gus Zafran kembali ke tempat acara.
Zafran kembali ketempat acara, acara kali ini memang ramai, karena dihadiri tamu tamu kyai Abdullah. Ia kemudian memilih duduk di samping Maulana, dengan ekspresi wajahnya yang masih kesal. Iyalah kesal orang wajah ganteng seperti Zafran dibilang syaiton.
"Antum kenapa, muka kusut kaya jemuran?" Entah ini maksud bertanya atau mengejek.
"Bisa bisanya saya dikatain setan." Ia bicara dengan nada kesal. Perlu obat penurun darah tinggi sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presma Pesantren
Ficción GeneralGus dan Santri. Kisah klasik sering kali ditemukan. Tak lain dengan Zalfa gadis 19 tahun yang punya kegaguman dengan Zafran. Tidak lain ialah anak pemilik pondok pesantren yang ia tempat, dan lagi? Dia seorang Presiden Mahasiswa di kampusnya. Dia la...