[بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم]
~Hidup itu hanya sekedar lewat. Setidaknya berilah manfaat, jika tidak bisa untuk orang lain. Setidaknya bermanfaatlah untuk diri sendiri.~
________
"Orang saya nggak pakai ka...Astagfirullah." Zalfa kaget baru menyadari, sekarang dia pakai sandal jepit ke kampus. Ini semua terjadi karena tadi l terburu-buru.
"Astaghfirullah, Teteh kunaon?" Ucap seseorang Zalfa menggeleng. Kemudian ditolong mahasiswi itu. Terlihat Zafran yang masih tepat di depan Zalfa seraya menahan tawanya. Masih tetep ganteng.
"Ngapain senyam-senyum enggak lucu." Zalfa memutar bola matanya malas.
"Enggak apa-apa, lain kali kalau berangkat dicek dulu, bener tidak pakai apa?" Sahut Zafran.
"Saya tadi buru-buru, Gus juga kenapa
tidak mengingatkan saya pas di halte tadi? Kan saya bisa balik ke asrama lagi." Ucapnya semakin kesal."Saya saja baru ngeh lihat kamu pakai sandal jepit, iya sudah pakai saja! Ini mungkin teguran buat kamu karena kamu mempermalukan saya saat pakai baju koko buat rapat, iya sudah diterima sajalah dari pada nyeker, assalamualaikum." Jelas Zafran kemudian berlalu melanjutkan jalannya. Zalfa memandang sengit Zafran yang semakin menjauh.
"Ya Allah masalah kemarin saja diungkit-ungkit, sekedar memimpin rapat, jadinya apa nanti kalau memimpin rumah tangga." Lirih Zalfa. Perempuan yang menolongnya kembali berlalu.
"Puaskan Kak? Main pergi saja, dasar tidak bertanggung jawab." Teriak Zalfa kesal dan dia melihat sekelilingnya beberapa mahasiswa melihatnya seraya tersenyum. Tanpa aba-aba, Zalfa segera mengeluarkan jurus kaki seribu, lari.
Zalfa lari sekencang mungkin agar tidak terlalu lama menahan malu dilihat mahasiswa dan para seniornya. Zalfa sudah berada dalam kelasnya, yang lain melihat Zalfa heran.
"Za lo mau nyangkul atau kuliah si?" Celetuk salah satu mahasiswa.
"Mau rapat Presiden." Ucap Zalfa ketus tanpa menoleh ke arah mahasiswa tadi.
"Gitu saja marah Za, santuy kali!" Ia tidak ambil pusing dengan ucapan teman sekelasnya itu. Ia kemudian duduk di salah satu bangku kosong dengan raut wajah yang masih kesal tidak terima.
"Kamu kenapa Za? Kaya habis dikejar kejar depkoleptor." Tanya Fatimah yang baru saja sampai.
"Ini lebih dari dikejar depkoleptor."
"Emangnya kenapa?" Raut wajah Zalf semakin cemberut. Ia mengarahkan pandangannya ke arah bawah. Fatimah mengikuti arah pandang Zalfa. Ia tertawa lepas melihat outfit sendal temannya ini.
"Kok bisa si Za?"
"Ketawain terus, bukannya kasih solusi malah diketawain." Fatimah menepuk pipi Zalfa yang saat ini tengah cemberut kesal.
"Terus kenapa kamu bisa pakai sendal gitu?"
"Iya tadi aku buru-buru, enggak ngeh kalau aku pakai sandal jepit, sampai di sini."
"Oh, ikhlasin saja Za." Zalfa cengo, hanya itu saja respon Fatimah, tidak ada tindakan lain seperti membelikan ia sepatu begitu. Zalfa menghela napas, kemudian menyadarkan punggungnya disandarkan kursi. Lelah!
Sisi lain Zafran dan salah satu anggota dari BEM menunggu kehadiran Rektor, untuk membahas perihal kemarin. Berjam-jam mereka menunggu Rektor, tapi pihak kampus tidak ada satupun menghampiri mereka dan terkesan tidak perduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presma Pesantren
Fiksi UmumGus dan Santri. Kisah klasik sering kali ditemukan. Tak lain dengan Zalfa gadis 19 tahun yang punya kegaguman dengan Zafran. Tidak lain ialah anak pemilik pondok pesantren yang ia tempat, dan lagi? Dia seorang Presiden Mahasiswa di kampusnya. Dia la...