[بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم]
~Jika usahaku belum membuahkan hasil, akan ku kuatkan dengan doa.~
_____Hari ini banyak aspirasi yang masuk dari mahasiswa. Tentang kenaikan Uang Kuliah Tunggal atau UKT yang memberatkan para Mahasiswa. Keputusan rektor yang mendadak, tidak ada pemberitahuan sebelumnya dan terkesan tidak memikirkan para mahasiswa kalangan bawah, memang biaya UKT sesuai golongan penghasilan, yang seharusnya biaya tersebut meringankan para mahasiswa, malah memberatkan dan isu dugaan rektor yang melakukan tindakan korupsi.
Zafran segera mengumpulkan anggota BEM KM dan juga para ketua BEM fakultas untuk melakukan rapat mencari jalan keluar untuk permasalahan ini.
"Ida kumpulin semua anggota dan tambah juga sama ketua BEM fakultas buat rapat nanti siang!" Perintah Zafran kepada Ida sekertaris BEM.
"Iya Zaf, laksanakan." Jawabnya.
Tidak mengulur waktu. Akhirnya para anggota sudah berkumpul di ruang BEM termasuk Ali. Semua sudah duduk ditempat masing-masing. Wajah Zafran yang tegang, menimbulkan ketegangan yang lain.
"Oke, semua sudah kumpul jadi kita mulai rapat hari ini, sebelum itu, kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai!" Mereka mulia berdoa dengan cara masing-masing.
"Selesai."
"Oke, saya kumpulkan kalian di sini karena akhir-akhir ini banyak mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya kepada saya dan lainya, tentang kenaikan biaya UKT, dan dugaan korupsi Rektor. Jadi di sini kita mencari jalan terbaik untuk semua masalah ini, mungkin dari kalian ada ide atau pendapat saya persilakan!"
"Begini Zaf, biaya UKT tersebut terlalu memberatkan para mahasiswa apalagi dikalangan ekonomi bawah, apalagi ketidaktransparanan pihak kampus selama ini. Kita harus cari cara agar pihak kampus transparan soal dana-dana mahasiswa selama ini." Satu persatu mulai mengutarakan pendapat dan saran mereka.
Rapat hampir berlangsung selama tiga jam. Setelah mendengar semua keluh kesah, pendapat dan saran yang lain. Zafran mengambil kesimpulan.
"Jadi saya dan perwakilan BEM putuskan dari rapat kali ini. Saya akan menemui pihak rektor terlebih dahulu, jika pihak rektor masih berpegang teguh pada keputusannya, kita lakukan tindakan lain sebagai wujud penyampaian aspirasi kita, dan saya harapkan jika demonstrasi menjadi jalannya bisa berjalan damai dan tanpa kerusuhan." Pendapat Zafran diterima, semua mengangguk tandanya menyetujui dengan anggukan paham.
"Saya akhiri rapat kali ini, selamat sore, selamat kembali beraktivitas."Anggota rapat mulai keluar satu persatu dari ruang rapat, bersyukur rapat kali ini berjalan lancar. Kini Tinggal Zafran dan Ali yang masih di ruangan.
"Semangat!" Sahut Ali.
"Semoga ada jalan tengahnya."
"Aamiin."
Setelahnya mereka menuju masjid di luar kampus untuk melaksanakan solat asar. Sekalian mengisi perut yang sedari tadi belum diisi. Setelah solat asar dan makan di sebuah warung, berhubung waktu maghrib semakin dekat Zafran dan Ali memutuskan untuk solat magrib di masjid tadi. Begitupun setelah melaksanakan solat Maghrib mereka kembali ke kediaman masing-masing.
Hampir dua puluh lima menit perjalanan
Zafran tiba di depan ndalem kemudian memarkirkan motornya digarasi. Ia menuju ke pintu utama rumah, baru mau mengetuk pintu."Astagfirullahh..." Zafran terkejut melihat orang didepannya, kenapa harus ini orang, tidak ada bidadari cantik yang lain apa?
"Hehe." Ucapnya cengengesan. Dasar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Presma Pesantren
Fiction généraleGus dan Santri. Kisah klasik sering kali ditemukan. Tak lain dengan Zalfa gadis 19 tahun yang punya kegaguman dengan Zafran. Tidak lain ialah anak pemilik pondok pesantren yang ia tempat, dan lagi? Dia seorang Presiden Mahasiswa di kampusnya. Dia la...