Chapter 1

215 27 16
                                    

"Kata orang-orang, aku itu dingin
dan cuek. Tapi bagiku, aku itu berbahaya bila di dekati. Jadi, menjauhlah dariku sejauh-jauhnya hingga tidak terlihat lagi. "

---------------$$$$$$$--------------

"Mrs Rena. Sebentar lagi anda ada rapat dengan Andian's Corp untuk membahas tentang usaha baru yang akan dibuka."

Seorang perempuan memegang sebuah buku ditangannya, sedang membacakan jadwal harian sang atasan. Perempuan tersebut menunduk setelah membacakan jadwalnya sebagai tanda hormat kepada atasannya yang sedang membaca berkas-berkas yang ada di meja.

"Hanya itu saja, Siska?"

"Hanya itu saja untuk hari ini mrs," ucap sang sekretaris yang bernama siska itu sambil mengecek jadwal di buku yang sedang dipegangnya.

"Baik. Persiapkan keperluan untuk saya rapat nanti," ucap sang atasan yang bernama Rena sambil menganggukkan kepalanya.

Siska hanya menganggukan kepalanya sambil menunduk patuh, sebelum berlalu dari ruangan atasannya untuk menyiapkan keperluan rapat nanti. Sedangkan Rena, hanya menghela nafas sambil melihat keluar jendela kantornya.

Renata Aditama, anak angkat dari sebuah keluarga konglomerat kaya yang terkenal di seluruh dunia. Dia menjadi penerus perusahaan Aditama's Corp setelah sang ayah pensiun dua bulan yang lalu. Di keluarga angkatnya, dia memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Reihan Aditama yang juga menjadi CEO di perusahaan sang ayah lainnya, yaitu perusahaan Rere's Corp, yang diambil dari nama depan mereka berdua yaitu Rena dan Reihan. Di mata orang-orang, Rena adalah seorang gadis cantik namun sayangnya dingin dan cuek. Walau begitu, tidak sedikit orang yang berusaha mendekatinya.
Namun, ada satu rahasia kecilnya yang hanya diketahui oleh keluarga dan asistennya, Siska. Yaitu Rena dan keluarganya merupakan mafia yang berbahaya. Banyak musuh yang berusaha untuk menghancurkan mereka, namun tidak ada yang berhasil karena Rena sangat pintar, kuat, dan licik.

Tok tok tok

Rena tersadar dari lamunannya setelah mendengar pintu ruangannya diketuk.

"Masuk!" Teriak Rena dari dalam.

Pintu terbuka menampilkan Siska yang memegang lembaran dokumen.

"Mrs Rena. Rapat akan dimulai satu menit lagi," ucap Siska sambil menunduk.

Rena hanya menganggukan kepalanya dan merapikan setelan kerjanya. Setelah dirasa sudah siap, Rena mengisyaratkan melalui mata kepada Siska agar mereka segera menuju ruangan rapat. Siska yang mengetahui isyarat tersebut, hanya mengangguk dan berjalan dibelakang Rena menuju ruang rapat.

-------------$$$$-------------

Brumm

Suara deru mobil sport terdengar memasuki garasi sebuah rumah mewah. Dengan perlahan, pintu mobil terbuka menampilkan seorang gadis cantik yang keluar dengan angkuh namun terlihat dingin. Tatapan matanya yang tajam, mampu membuat orang yang melihatnya merasa terintimidasi. Namun, hal itulah yang membuatnya mampu menarik perhatian semua pria yang melihatnya.

Hal pertama yang dilihat Rena adalah rumahnya kosong dan sepi. Memang dirinya tinggal sendiri. Orang tuanya pergi berlibur ke Negara Mexico, sedangkan kakak laki-lakinya mempunyai rumah sendiri. Jadi, sudah menjadi tradisi rumahnya sunyi saat dia pulang kerja.

Rena menaiki tangga menuju lantai kedua, tempat kamarnya berada. Setelah melalui lorong rumahnya yang panjang, akhirnya Rena sampai di depan kamarnya dipojok lorong.

Bruk!

Rena menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya. Akhir-akhir ini dia merasa lelah karena pekerjaan kantornya yang menumpuk. Hingga suara dering handphonenya mengalihkan perhatiannya.
Kringg

Rena mengambil handphonennya yang tergeletak disisi tempat tidurnya yang lain. Terdapat beberapa pesan yang belum dibacanya, hingga satu pesan membuatnya untuk membuka dan membaca pesan tersebut.

Notification
From: Amel Racing

Ada yang menantangimu balapan nih, kamu terima? Malam ini pukul 07.00.

Rena membalas pesan tersebut dengan bingung. Tumben sekali ada yang menantangnya balapan. Apakah orang itu ingin malu? Atau memang ingin mencoba mengalahkannya? Okay itu berlebihan tapi Rena tidak berbohong. Dia selalu menang dalam balapan sehingga dijuluki Queen Of The Racing oleh penggemarnya. Dan tidak ada yang tahu bahwa itu adalah dirinya. Karena Rena selalu menggunakan topeng dan nama samaran dalam balapan, bahkan saat dirinya menjalankan misi.

'Menarik,' pikir Rena.

To: Amel Racing

Aku terima. Persiapkan saja balapan malam ini, aku akan datang.
Send

Rena tersenyum setelah mengirim pesan tersebut. Hingga dia lupa mengabari sang kakak bahwa dirinya tidak pergi ke markas malam ini.

To: Kakak laknat

Kak, aku tidak bisa pergi ke markas malam ini. Aku lelah, jadi mungkin besok aku kesana.
Send

Tidak berapa lama, terdengar balasan sang kakak.

From: Kakak laknat

Jangan alasan! Bilang saja kau ingin pergi balapan, bukan? Aku tau sifatmu Ren! Kau tidak bisa membohongiku!

Rena membalas pesan tersebut dengan senyuman geli diwajahnya.

To: Kakak laknat

Iya deh kakak menang. Aku memang mau balapan malam ini, sekaligus aku beneran lelah karena kerjaan kantor, hehe.
Send

From: Kakak laknat

Ck! Kebiasaan deh. Yaudah, tapi besok kemari ya.

Rena terkikik geli membaca pesan sang kakak

To: Kakak laknat

Siap bos!
Send

Akhirnya, percakapan kakak beradik itu selesai. Rena melihat jam dinding kamarnya yang telah menunjukan pukul 05.00 sore. Rena memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum bersiap-siap pergi ke arena balapan nantinya. Tentunya sebelum balapan dia harus makan terlebih dahulu agar fokus dalam menghadapi lawannya malam ini. Hmm pastinya harus sudah segar dan cantik.

Rena tersenyum geli ketika mengingat percakapannya dengan Reihan tadi. Hah, dia jadi merindukan orang tuanya disana.

Die Gefährliche Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang