Chapter 12

31 8 0
                                    

Rena berjalan maju kearah Sander. Rena menyeringai melihat Sander yang gemetar dan mundur perlahan, padahal seharusnya jika dipikirkan harusnya Sanderlah yang maju, bukan mundur.

"Kau... Yakin tidak mengenalku? Padahal kita bertemu di jalan tadi loh."

"Ka... Kau."

"Ya... Aku orang yang sedang memperbaiki mobil di jalanan tadinya, sudah katakan dimana mobilnya? "

Sander semakin terpojok ke dinding rumahnya, sedangkan Rena berhenti di depannya dengan jarak sekitar tiga meter dari Sander.

"Mo.. Mobil apa? Aku tidak mengerti apa maksudmu. "

"Jangan berpura-pura, bukankah kau mencuri sesuatu dengan temanmu di rumah paling ujung di desa ini dengan membawa mobil itu? Aku yakin mobilnya ada padamu! Katakan dimana mobil itu? " Rena tersenyum sinis melihat keterkejutan Sander dan berusaha untuk menghindari kontak mata dengannya.

"A... Aku... A... Aku tidak tau apa maksudmu! " Sander berusaha menyangkal perkataan Rena yang sebenarnya adalah kebenaran.

"Kau pergi ke sebuah gudang bersama temanmu dan mabuk, kemudian seseorang yang menjadi tuan dari mobil yang kau pakai itu menitipkan mobilnya kepadamu. Lalu kau pulang dan meninggalkan temanmu yang pingsan di gudang." Seringaian Rena semakin lebar melihat wajah takut Sander yang seperti terciduk polisi. Well, ini bahkan lebih dari polisi.

"Kau... Si.. Siapa kau!! "

"Kau tidak perlu tahu siapa aku. Sebentar lagi, tuanmu itu akan menelfon dirimu untuk menanyakan dimana mobil itu. "

Kringgg

Setelah Rena mengucapkan kalimat tersebut, suara telefon mengalihkan perhatian keduanya. Sander menatap ragu ke arah Rena, sedangkan Rena menyuruhnya untuk mengangkat telefon tersebut.

Sander berjalan dan mengangkat telefon tersebut dan Rena berjalan untuk menutup pintu rumah tersebut.

"Ha... Halo?" Sander memulai pembicaraan tersebut dengan gugup.

"Dimana kau menaruh mobilnya? Datang padaku dan berikan kunci mobilnya sekarang!" suara berat seorang pria yang terasa tidak asing di telinga Rena terdengar. Rena mengisyaratkan Sander untuk menjawabnya melalui tatapan mata.

"Ba... baik aku akan ke sana," panggilan berakhir. Sander berbalik menatap Rena yang mulai maju dengan aura intimidasinya yang terpancar kuat.

"Jadi... Dimana kau menaruh mobil itu? " Rena menatap tajam Sander, mengisyaratkan Sander untuk tidak berbohong.

"I.. Itu di... Di... "

"Sann!! Hei ada apa ini? Kau bukankah kau, bu polisi yang membeli permen di toko nenek ku? " seorang anak kecil membuka pintu dan mengejutkan mereka berdua. Rena menghela nafasnya kasar sedangkan Sander menatap tajam Rena.

"Siapa Kau!! Pergi dari rumahku!!! " Sander membentak Rena sambil menodongkan pisau yang runcing ke arah Rena. Rena menatap anak kecil tersebut dan Sander bergantian sambil menghela nafas.

Akhirnya Rena kembali ke mobilnya sambil menghela nafas berat. Saat akan menghidupkan mobilnya, Rena melihat Sander yang berjalan ke luar rumah menuju suatu tempat. Karena penasaran, Rena turun dari mobil dengan senjata pistol di belakang tubuhnya.

Sander berjalan menuju ruang liku-liku yang diikuti oleh Rena dibelakangnya. Tepat saat Sander berhenti dan melihat ke belakang, Rena segera bersembunyi di salah satu balok ruang yang tidak akan terlihat. Hingga Sander melanjutkan perjalanannya, Rena mengikuti Sander kembali dibelakangnya.

Hingga Sander berjalan menuju seseorang yang menunggu di belakang mobil dengan membelakanginya, dan Rena yang bersembunyi di tengah padang rumput ilalang yang panjang, sehingga dirinya tidak terlihat oleh mereka berdua.

Sander dan orang itu masuk ke dalam, di dalam mobil Sander memberikan kunci mobil ke orang tersebut. Hingga suara anak kecil yang memanggil nama Rena terdengar di belakang. Rena mengusap wajahnya kasar, dia sudah ketahuan karena seorang anak kecil.

"Kau datang sendirian? " seseorang yang misterius tersebut bertanya kepada Sander.

"Iya, aku datang sendirian." Ucap Sander yakin.

"Bodoh! " setelah kalimat tersebut orang ini mengambil pistolnya dan menodongkan ke kepala Sander. Dan...

Dor

Bunyi pelatuk yang dilepaskan serta cahaya tembakan dari dalam mobil pun terdengar.

Rena keluar dari persembunyian serta pistol yang di pegangnya. Rena mengarahkan pistol ke mobil yang mulai berjalan dengan cepat tersebut.

Dor Dor

Namun sayangnya, Kedua tembakan Rena melesat ke arah Kaca spion kanan mobil dan kaca belakang mobil. Rena terus menembakan pelurunya sambil berlari mengejar mobil tersebut. Namun sayangnya, Rena kalah cepat dengan mobil.
"Argghhh!! " Rena berteriak dengan kesal sambil melihat ke arah mobil dan belakang tempat dimana anak kecil yang memanggil namanya itu berada. Bahkan  anak kecil tersebut masih terus memanggil namanya.

'Sial! ' batin Rena kesal.

Rena memutuskan untuk kembali ke mobilnya dan ditengah perjalanan, ia bertemu dengan anak kecil tersebut yang malah mengekorinya pergi ke mobil. Saat disuruh pulang dan jangan mengekorinya, anak kecil tersebut tidak mendengarkannya.

"Kenapa kau terus mengekoriku?! Sana pulang! Nanti orang tuamu mencarimu! Jangan ikuti aku! " ucap Rena kesal sambil melihat ke arah anak kecil tersebut.

"Tapi.... Aku tidak punya keluarga. "

Anak kecil tersebut menunduk sedangkan Rena mengerutkan keningnya. Bingung, bukankah anak ini bilang ada neneknya tadi?

"Bukankah ada nenekmu? Udah sana pulang! Jangan ikuti aku! " Saat Rena ingin membuka mobilnya, anak perempuan tersebut menahannya dengan memegang tangannya.

"Apa lagi? " Rena menatap kesal ke arah anak kecil tersebut.

"Aku gk punya keluarga! Aku ingin ikut kakak!" ucap anak kecil tersebut bersikeras ingin ikut dengan Rena.

Karena pusing mendengar celotehan anak kecil tersebut yang malah akan membuat kepalanya sakit, Rena memutuskan untuk mengizinkannya ikut dengannya, walaupun sebenarnya dia tidak mau.

Die Gefährliche Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang