Chapter 23

23 3 3
                                    

Di dalam gudang, Rena menarik tangan Cila untuk mendekat kearahnya dan membisikan sesuatu.

"Cila, kamu tau kan dimana mobil kita berada? " tanya Rena pada Cila yang diangguki olehnya.

"Nah, kamu pergi ke mobil dan kamu buka garasi mobil dan ambil senapan pistol di dalam tas kerjaku. Kemudian bawa kemari, paham? " tanya Rena menjelaskannya dengan hati-hati namun detail.

Cila menganggukan kepalanya. Rena menggendong Cila dan berusaha mengeluarkan Cila dari gudang dengan hati-hati. Hingga Cila berhasil keluar tanpa luka ditubuhnya.

"Cila... Cila! Ke kanan!" bisik Rena kepada Cila yang langsung di respon oleh Cila.

Cila berlari kearah kanan, dan berusaha mencari mobil mereka ditengah labirin bengkel ini.

Rena kembali menuju pintu dan mengintip dari celah-celah pintu untuk melihat Delard. Dan tepat sekali,  Delard melihat kearahnya atau lebih tepatnya kearah gudang yang sedang ditempati olehnya.

"Well, sepertinya ada tamu ya... "

Delard berjalan dengan pelan menuju kemari. Rena sangat berharap Cila cepat menemukan pistolnya dan membawanya kemari.

Sedangkan di sisi Cila, dia berlari dengan sangat cepat melalui labirin-labirin bengkel dengan sembarang. Dia bahkan pernah salah arah yang menyebabkannya untuk memutar balik arah. Hingga akhirnya jiwa menemukan mobil yang Rena parkirkan di dalam labirin ini langsung membuka garasi atau jok mobil dan langsung menemukan tas kerja Rena. Cila membuka tas tersebut dan langsung menemukan pistol Rena dan memasukkannya ke dalam tasnya sendiri.

Sedangkan di dalam bengkel, Delard mendekati pemilik bengkel dan hampir mendorongnya jikalau tidak mendengar pintu bengkel terbuka dan menampilkan seorang anak kecil perempuan dengan menggendong tasnya  dipundak.

Cila berjalan masuk dengan santai seakan tidak terjadi apa-apa dalam mengambil sebuah minuman berjeli yang hangat rasa strawberry yang ada di meja.

"A.. Appa kan sudah bilang! Kerjakan tugas sekolahmu dulu baru makan! " ucap pemilik bengkel secara tiba-tiba.

Okay kali ini aktingnya adalah, ayah dan anak. Atau lebih tepatnya ayah yang menasehati anaknya ketika pulang sekolah.
"Aku tahu. " Ucap Cila sambil terus menuangkan jelly hangatnya ke cangkir.

Rena memperhatikan mereka bertiga yang sedang berdrama dengan sedikit deg-degan. Dia serasa menonton drama korea langsung di depan laptopnya.

Delard melihat Cila dengan seksama yang tersenyum sinis. Delard mengambil sesuatu di sakunya dengan perlahan. Rena yang melihat Delard mulai bertindak entah apaa itu, mengambil tang di sampingnya dengan pelan. Pemilik bengkel dan Cila hanya menatapnya dengan deg-degan.

Namun, diluar prediksi, Delard mengambil dompetnya lalu membukanya. Di dalamnya berisi ribuan uang yang membuat dompetnya tebal. Delard mengambil beberapa uang ratusan ribu dan menaruhnya diatas meja pemilik bengkel.

"Kembaliannya ambil saja. " Ucapnya sebelum melihat Cila dan ruang gudang sekilas dan berlalu pergi dari bengkel.

Delard mengeluarkan mobilnya dan melajukannya. Dari kaca spion di dalam mobil, Delard menyeringai menatap bengkel tersebut.

'Hari ini kau cukup beruntung aku lepaskan. Sampai jumpa dilain waktu Rena sayang. ' Batinnya tersenyum sinis.

Sebenarnya, Delard ke bengkel selain mengambil mobilnya, dia juga mencari satu anak kecil yang berhasil kabur darinya. Ya, anak kecil tersebut adalah kakaknya Cila. Sedangkan Bima, dirinya hampir berhasil melarikan diri, jika saja mereka tidak menemukannya duluan.

Setelah dirasa Delard sudah pergi dan keadaan sudah aman, Rena keluar dari gudang yang langsung dihampiri oleh Cila yang memberikan pistolnya kepada Rena.

"Bagus bukan, aktingku? " Cila memamerkan senyumannya kepada Rena yang hanya diangguki oleh Rena.

Kemudian Rena mengalihkan perhatiannya kepada pemilik hotel.

"Ada apa kau mencariku? " tanya Rena langsung.

Sang pemilik bengkel menghela nafasnya dan melihat kearah tempat lain dari bengkel ini. Rena juga melihat kearah yang dilihat oleh sang pemilik bengkel.

"Dia, yang kau cari tadi ada disana. Dia kesini dengan keadaan yang parah. Dia bilang, dia kesini karena tempat ini yang dekat dengan rumahnya. Ya, Dia merindukan adiknya. "

Ucapan sang pemilik bengkel membuat Rena terkejut. Dia melirik kearah Cila yang hanya menatap mereka berdua dengan bingung, tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

Kali ini mata Rena telah memerah dan berkaca-kaca. Namun, dirinya menahan untuk tidak mengeluarkan air mata disini dan membuat Cila khawatir padanya.

"Shh, bisakah aku meminta bantuanmu? " Rena menatap pemilik bengkel dengan tatapan memohon. Hanya kali ini saja.

"Apa itu?"

"Tolong bawa Cila ke tempat perpustakaan yang ada di dekat hotel penginapan. Tolong antarkan dia kesana. " Ucap Rena sambil menatap lurus ke depan.

Rena berlutut kearah Cila, dan memegang kedua tangannya.

"Cila, kamu anak baik bukan? Dengarkan perkataan kakak, ikutin paman ini. Dia akan mengantarkanmu ke toko buku ya. Disana jangan nakal, aku akan segera menyusulmu kesana. " Ucap Rena sambil tersenyum melihat kearah Cila.

Cila menganggukan kepalanya dan mengikuti pemilik bengkel keluar dan masuk ke mobil sebelum pergi dari bengkel.

Rena menatap ruangan itu dengan mata yang sudah berair. Inilah saatnya dia harus mengungkapkan kebenaran di masa lalunya. Karena dari data yang diberikan Reihan, salah seorang dimasa lalu yang tau masa lalunya adalah kakaknya Cila. Karena kakaknya dan masa lalunya ada kaitan pentingnya.

Rena berjalan dengan pelan kearah ruangan tersebut. Dia mencoba untuk tidak menangis dan terlihat kuat di depan mata musuh. Saat sampai di depan pintu ruangan tersebut, Rena menghapus air matanya dan bersiap untuk masuk.

Kriett...

Pintu terbuka menampilkan seorang anak laki-laki remaja yang kelihatannya sudah berumur 18 tahun mencoba membuka borgol yang ada ditangannya. Aktivitas itu terhenti akibat suara pintu yang terbuka.

Disana anak itu melihat seorang wanita bermasker hitam dengan memakai pakaian khas perlindungan diri menatap kearahnya dengan dingin....

Die Gefährliche Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang