Chapter 34

19 3 1
                                    

Beberapa hari kemudian...

Setelah misi itu selesai, Rena sudah kembali ke jadwalnya sendiri. Begitu juga dengan Reihan yang telah menyelesaikan misinya untuk menangkap sang pengkhianat di dalam perusahaannya, di bantu oleh Siska.

Berbicara mengenai Reihan dan Siska, mereka semakin dekat bahkan Reihan memutuskan akan melamar Siska dalam waktu dekat ini.

Rena yang mendengar berita tersebut pun merasa sangat senang karena setidaknya kakaknya tidak sendirian lagi dan ada yang mengurusnya selain Rena.

Namun, walaupun semuanya sudah berjalan seperti biasanya, bukan berarti Rena tidak memiliki musuh lagi. Kalian salah. Justru ini baru awal mulainya.

Perjalanan mereka masih sangat panjang. Dan mungkin 5 tahun ke depan, Bimalah yang akan menggantikan mereka. Ya, sebagai mafia dan penerus perusahaan Rena. Kenapa Bima? Karena Rena masih belum ingin untuk menikah, bahkan Reihan telah membawa berbagai pria untuk dikenalkan dengannya tetapi tidak ada yang cocok. Ya, Rena menolak semua pria yang dibawa oleh Reihan. Lain hal nya dengan Reihan yang akan segera melamar Siska. Sudah tentu anaknya Reihan atau keponakan Rena suatu saat nantilah yang akan meneruskan perusahaan Reihan.

Seperti saat ini, Rena sedang berjalan pada malam hari lebih tepatnya pada tengah malam dengan memakai baju khas mafia. Dirinya berjalan di sekitar kota yang sudah sepi dan agak sedikit gelap. Karena sebagian lampu rumah warga ada yang sudah dimatikan.

Rena berjalan menuju jalan pulang, dan melewati sebuah gedung mewah yang sudah tidak terpakai lagi. Dan Rena melewati seorang laki-laki yang sedang duduk tepat di depan gedung tersebut sambil membaca koran.

Saat Rena melewatinya, pria tersebut menutup korannya dan berdiri berjalan mengikuti Rena dari jarak yang lumayan jauh namun masih dapat melihat keberadaan Rena.

Rena berbelok kearah kiri dan membuang sebotol permen yang masih ada isinya dan berjalan kembali. Begitu pula dengan pria tersebut yang mengikutinya, membuang koran tersebut dan berjalan tepat tiga meter darinya.

Pria tersebut mengambil senjata api yang lumayan panjang namun tidak terlalu panjang, dan menyembunyikannya ke belakang jaketnya. Sama seperti Rena saat melakukan misinya.

Rena berbelok kearah gang kecil namun berlabirin dan menghilang diantara labirin dan kegelapan malam. Pria tersebut berbelok dan masuk ke dalam labirin dan menemukan Rena yang menghilang.

'Bagaimana bisa? Dirinya sudah berjalan sangat dekat dengannya namun dirinya menghilang dengan mudah? ' batin Pria tersebut merasa bingung.

Pria tersebut mencari Rena di segala tempat namun tidak menemukannya. Pria tersebut memutuskan untuk kembali keluar dari dalam labirin tersebut dan memutuskan akan mencari Rena besok malam.

Tepat pada saat pria tersebur berbalik dan berjalan keluar, dari kegelapan malam Rena keluar dari tempat persembunyiannya sambil memegang pistol kesayangannya.

'Ah sepertinya aku harus mengurus hama satu ini' batinnya menyeringai.

Rena menyeringai dan berjalan dengan tenang kearah pria yang tidak jauh darinya. Hah, sepertinya ini akan jadi malam yang sangat panjang.

-------------$$$$$$-----------

Brum

Suara mobil masuk ke telinga Reihan yang sedang mengerjakan berkas perusahaannya di meja makan. Aneh memang, kenapa dikerjakan di meja makan kalau dirinya mempunyai ruangan kerja di rumah.

Namun, Reihan tetap Reihan yang sama keras kepalanya dengan Rena. Dirinya ingin mengerjakan berkas di meja makan setelah makan malam sendirian karena Rena pergi.
"Itu pasti dia! " Ucap Reihan bangkit dari kursi dan berjalan menuju pintu dan membukanya.

Ceklek

Reihan melihat Rena yang sedang mengeluarkan barang-barangnya dari dalam mobil dan berjalan menuju Reihan yang bersedekap tangannya di dada dan bersandar pada dinding pintu.

"Darimana saja kau? " tanya Reihan mengangkat satu alisnya bingung sambil melihat barang bawaan Rena yang sepertinya.... banyak.

"Biasa ke markas ambil senjata. Udah aku ngantuk mau bocan, minggir! " Rena mendorong Reihan untuk menyingkir dari pintu dan berjalan masuk ke dalam.

"Eits, tunggu dulu. Kau tahu bukan? Selama kau menjalankan tugasmu aku mengerjakan kerjaan kantormu? " Reihan menahan lengan Rena yang ingin segera berjalan menuju sofa.

Rena mendadak kaku. Dirinya teringat akan hal itu yang entah kenapa menjadi sangat mengerikan baginya.

Rena berbalik dan menampakan cengirannya kepada Reihan yang dibalas senyuman miring oleh sang kakak. Sepertinya malam ini bakalan ada perkelahian antara kakak dan adiknya.

"Kakak... Kakak kan baik sama adiknya. Ikhlaskan saja ya hal itu.... Kan adiknya baru pulang, cape lagi. " Rena mulai melancarkan aksinya untuk merayu Reihan agar tidak diberikan mimpi buruk olehnya.

Rena menampakan puppy eyes nya kepada Reihan yang entah kenapa membuat Reihan merasa jijik.

"Okay, okay. Jangan buat hal begituan kepadaku! Menjijikan sangat menjijikan! " seru Reihan sambil mengernyitkan dahinya jijik.

"Yeayy, thank you bro!" Rena menjinjitkan kakinya karena Reihan sangat tinggi  dan mengecup pipi Reihan sebelum kabur dari sana. Bisa gawat bila Singa marah.

"RENAAA!!!!!!! "

Lihat bukan? Reihan berteriak dengan sangat kencang kearah Rena oh ralat untuk Rena. Sedangkan sang adik, dengan tidak berdosanya malah cekikikan tidak jelas akibat berhasil menggoda sang kakak yang memang anti dengan namanya hal-hal yang menjijikan.

Rena membuka bukunya dan mulai menulis kisahnya, ya anggap saja itu adalah ucapan dari hatinya walau memang kenyataannya begitu.

Dear moon

convey my greetings to my parents
Tell them I'm fine
I have saved Bima
My brother and I have successfully solved The problem that occurred in our family
Now everything is finished. Cila has returned to her home, Bima is growing up, and brother is getting married to Siska and I are happy now
I am happy to see my family happy, and  mama and dad must also be happy up there

Love you mom, dad.

Love : Renata.

Rena menutup bukunya dan melihat keatas dimana Bulan bersinar terang. Seakan menyampaikan salam dari orang tuanya kepada dirinya. Rena tersenyum dan  berjalan meninggalkan balkon dan masuk ke kamar untuk beristirahat.

Semoga besok adalah hari yang menyenangkan buat dirinya.

Die Gefährliche Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang