Rena berjalan masuk ke kamarnya dengan santai. Sedangkan para pria yang mengintainya mengikuti dirinya masuk ke hotel dengan menggebrak pintu hotel hingga pergi ke setiap kamar untuk memeriksa dimana dirinya berada.
Hingga dua orang pria menemukan satu pintu yang mereka yakini pintu. Mereka mulai mengeluarkan senjata api dan bersiap untuk mendobrak pintu kamar tersebut.
Brak...
Pintu di dobrak kasar bersamaan dengan beberapa pria yang masuk ke kamar dengan menodongkan senjata api ke depan. Mereka menembakkan peluru ke depan dengan bertubi-tubi tanpa melihat apakah ada orang di dalamnya.
Dor!
Dor!
Dor!
Namun, setelah asap dari peluru tembakan tadi menghilang, di sana tidak ada seorang pun. Setiap kamar sudah di periksa dengan teliti sambil Memperhatikan sekeliling. Kamar Ini adalah kamar terakhir yang mereka datangi namun di dalamnya tidak ada seorangpun.
Sedangkan di dalam mobil yang memperhatikan dari kejauhan kedua pria yang duduk di depan kemudi mobil, tertawa senang ketika mendengar tembakan dari atas. Tanpa mereka ketahui seorang perempuan bermasker duduk tepat di belakang mereka sambil menyeringai.
" Apa ada sesuatu yang menyenangkan kah?" Tanya perempuan tersebut sambil menodongkan pistolnya kepada kedua pria tersebut.
Kedua pria merasa terkejut namun tidak secepat dengan Rena. Rena melepaskan pelatuknya ke salah satu dari mereka, menarik seatbelt mobil pria itu dan menutupi mulutnya dengan dasi. Kemudian Rena beralih ke pria satunya yang gemetar.
" Gimana bos kalian? kenapa dia tidak datang? " tanya Rena sambil menatap sang pria yang membeku.
Pria yang terikat di sebelahnya mencoba mengambil pistolnya yang keluar dari sakunya. Namun, Rena menyadari hal itu.
Dor!
Rena menembakan pelurunya kearah sang pria tanpa melihat dirinya. Rena masih terus menatap pria yang membeku ketakutan dengan dingin, seolah-olah memberitahukan kepada pria itu untuk tidak berbohong. Namun, sang pria hanya membeku tanpa menjawab pertanyaan.
"Aish tua bangka itu! Ternyata sudah memprediksi hal ini, ck! " Rena menarik nafasnya dengan jengkel.
Sedangkan ditempat lain, disebuah gudang kosong di samping danau, sekumpulan pria berjas sedang berdiri sambil menunggu perintah sang atasan. Sedangkan seorang pria yang lebih mendominasi dari semuanya sedang mengecek satu persatu senjata yang dipesannya, tinggal menunggu peluru yang dipesannya datang.
Anak buah dari laki-laki tersebut maju dan menunduk hormat padanya. Pria tersebut hanya meliriknya sekilas sebelum kembali mengecek senjatanya."Maaf Sir, mereka tidak berhasil menangkapnya. "
"Ah, biarkan saja. Mungkin dia sudah tau tentang penyerangan ini. " Ucap sang ketua sambil menghela nafas dan melihat ke sekitar.
"Lama tidak jumpa ya Delard. Ini peluru yang kamu pesan ada sebanyak yang kamu inginkan. Silahkan di coba terlebih dahulu. " seseorang datang dan mengalihkan perhatian sang ketua kearah benda yang dibawanya.
Delard mengambil beberapa peluru dan memasukannya ke dalam senjata apinya dan mencoba nya ke sebuah gubuk pengintai danau.
Dan hasilnya luar biasa sesuai prediksinya. Senjata serta peluru itu merupakan persatuan yang mematikan. Ini sesuai dengan ekspektasi Delard. Delard dan beberapa asistennya terus berlatih dan mencoba semua senjata hingga larut malam.
--------------------$$$$$---------------------
Rena kembali melihat berkas-berkas milik Delard di atas mejanya. Cila sudah tertidur karena itu dirinya bisa bersantai sekarang. Rena menandai tanda-tanda yang penting dari dokumennya.
Seperti kapan jaringan telefon akan memutuskan semua panggilan, tepat pada hari ke 35, tanggal 4 Agustus semua panggilan akan dimatikan.
Rena berpikir tentang peristiwa yang akan terjadi pada tanggal 4 Agustus. Namun, dari semua dokumen Delard, Rena mendapatkan satu kesimpulan yang persis seperti hal ini.
" Tanggal 2 Agustus di mana semua masyarakat akan dikumpulkan di sebuah padang rumput serta senjata senjata api yang berbahaya yang mereka pesan. Hanya ada satu hal, yaitu pada tanggal 2 Agustus di mana semua masyarakat dikumpulkan di situlah mereka akan membunuh semua orang-orang di desa ini." Rena menuliskan perkataannya di kertas dan mengangkatnya dengan mata yang terbelalak.
Rena yakin mereka akan melakukan ini pada saat 2 Agustus pada orang-orang di desa ini. Namun, yang jadi masalahnya adalah mereka pasti akan memintanya untuk bergabung tanpa embel-embel apapun.
Rena berdiri dan mengambil jaket serta topinya. Menaruh kembali dokumen dan pistol tersebut ke dalam tasnya serta melihat kearah Cila yang masih tertidur. Saat akan berjalan, Rena melihat obat yang diberikan oleh Cila dulu belum dipakainya hingga Rena melihat kearah Cila dan memutuskan untuk memakainya.
Pagi telah tiba, matahari telah berada di atas dengan bersinar dengan sangat cerah. Saat ini Rena beserta Cila berada di tempat telepon untuk menelfon Reihan serta Siska.
Namun, sayangnya tidak diangkat.'Ck, dua sejoli ini kemana sih?! ' batin Rena kesal.
Akhirnya Rena hanya bisa menghela nafasnya karena Reihan maupun Siska tidak mengangkat panggilannya.
Kemudian Rena teringat cerita Ray. Rena pun mencoba menghubungi Ray namun tidak diangkat, ketika dirinya menghubungi adiknya, akhirnya setelah menunggu panggilannya memberikan harapan.
"Halo? Kak Ren, tadi tukang bengkel menelpon katanya mencari kakak. "
"Halo dik, tukang bengkel? Udh abaikan itu dulu, ada kak Ray gak? " tanya Rena mengabaikan perkataan adik Ray.
"Owh, Oppa. Itu ada dia lagi makan. "
"Bisa kasih telefon ini dulu padanya? "
Adik Ray memanggil Ray untuk mendekat. Dengan raut wajah yang bingung, akhirnya Ray mendekatinya.
"Kak Rena, " bisik sang adik.
"Halo Ren? "
"Ray! Saat kau mengambil meja dan kursi untuk perlengkapan hotel? Apa yang kau lihat disana? Apakah kau melihat dua anak kecil?" Rena mendengarkan dengan serius dan tatapannya semakin tajam.
Ray membelalakan matanya, itu.. Dia pasti tidak salah lihat!
-------$$$$$--------
I'm back, hayoo apa yang dilihat sama Ray ya? Tunggu kelanjutannya besok.
.
.
.
Bye
ByeKakaKDinaYunita 😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Die Gefährliche Mafia [END]
Mystery / ThrillerKamu tidak perlu tau siapa aku, tapi aku tau siapa kamu. Hati-hati denganku, karena aku berbahaya. Jangan mencari masalah denganku, jika kamu masih ingin melihat dunia ini. Menceritakan tentang seorang mafia yang berjuang menyelamatkan keluarganya...