Chapter 25

19 3 0
                                    

Flashback saat Cila dan pemilik bengkel pergi...

Saat ini Cila dan pemilik bengkel berjalan menuju perpustakaan dengan menggunakan mobil sang pemilik bengkel yang berjalan santai. Tidak ada percakapan diantara mereka, hanya ada keheningan disana. Sang pemilik bengkel fokus kearah jalanan dan Cila yang menulis sesekali melihat keluar jendela.

Hingga tiba-tiba mobil berhenti perlahan memelan. Cila melihat kearah sang pemilik bengkel yang menajamkan penglihatannya ke depan. Cila melihat kearah depan mengikuti pandangan sang pemilik bengkel.

"Cila, itu bukankah orang yang tadi di bengkelku mengambil mobilnya?" sang pemilik bengkel melihat ke depan dengan dahi yang berkerut bingung. Cila hanya menatap kearah depan tanpa menjawab pertanyaan sang pemilik bengkel.

Disana berdiri sekumpulan pria memakai topi dan masker dengan ketuanya menghalangi jalanan. Mereka semua mendekati perlahan ke arah mobil yang di dalamnya terdapat Cila dan  pemilik bengkel. 

Pemilik bengkel menutup kaca mobil dengan perlahan untuk berjaga-jaga dari mereka semua. Dan benar saja salah satu dari mereka, mendekati kaca mobil dan mengetuknya perlahan sambil mengisyaratkan untuk membuka pintu mobil.

"Tolong buka pintunya! " ucap orang tersebut sambil mengetuk kaca mobil perlahan.

Namun, sang pemilik mobil tidak menghiraukan mereka semua. Dirinya tetap tidak membukakan kaca untuk mereka walaupun kacanya di ketuk berulang kali.

Hingga akhirnya kesabaran para pria tersebut telah habis, mereka mendobrak kasar pintu mobil tersebut dan mengeluarkan Cila sambil menutup mulutnya. Sedangkan pemilik bengkel ingin melawan mereka semua sambil berusaha menggapai Cila.

Namun, sayanganya dia kalah cepat. Salah satu dari pria bertopi tersebut mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan tepat pada tubuhnya.

Pemilik bengkel tergeletak dengan bersimbah darah di dalam mobil, sedangkan Cila yang sudah pingsan di bawa pergi menuju mobil. Sang ketua yang melihat langsung pembunuhan serta penculikan tersebut hanha tersenyum sinis sambil berlalu dari hadapan mobil yang di dalamnya terdapat mayat sang pemilik bengkel.

Tepat saat mereka sedang melakukan penculikan Cila, di tempat yang lain, seorang anak kecil laki-laki berhasil melepaskan diri dari jeratan neraka tersebut. Dirinya berusaha untuk keluar dari sini bersama seorang anak kecil yang lebih muda darinya.

Tepat mereka berhasil keluar namun sayangnya, salah seorang penjaga yang diutus oleh sang kapten melihat mereka berdua yang berusaha kabur. Mereka dikejar oleh pria tersebut. Namun, di tengah perjalanan, Bima terjatuh yang menyebabkannya tertangkap.

Sedangkan anak laki-laki tersebut ingin menolong Bima, namun pria bertopi serta memakai masker itu lebih dahulu menangkap Bima. Dirinya hanya bisa berdoa bahwa Bima akan baik-baik saja. Dirinya terus berlari hingga sampailah di sebuah bengkel yang kebetulan tidak jauh dari rumahnya.

Semuanya aman-aman saja hingga sang ketua datang ke bengkel. Anak kecil tersebut yang merasa takut pun bersembunyi dan menutup semua gorden jendela ruangan lain di bengkel tersebut agar tidak ketangkap.

Dirinya baru bisa bernapas lega ketika sang ketua pergi tanpa mengetahui dirinya berada disana. Dia duduk di bangku yang ada di dalam ruangan tersebut sambil berusaha membuka borgol ditangannya.

Hingga pintu tiba-tiba terbuka menampilkan perempuan di masa lalunya membuat dirinya merasa terkejut. Hingga dia tidak sengaja menusuk perut perempuan tersebut karena ingin melindungi dirinya sendiri.

Karena ketakutan, dirinya langsung berlari pergi dari bengkel menuju pulang ke rumah tanpa melihat apakah perempuan tersebut mengejarnya atau tidak. Namun sangat disayangkan, dirinya jatuh pingsan di tengah perjalanan tepat saat ketua itu datang dan membawanya kembali ke tempat terkutuk itu. Dimana Bima, dan adiknya sendiri yaitu Cila berada.

Flashback Off

Ray berjalan pelan mengambil peralatan meja dan kursi untuk hotelnya. Hingga tidak sengaja dirinya mendengar suara teriakan seorang anak kecil yang sangat dia kenali.

Ray berjalan menuju sebuah pintu dan mencoba membukanya. Namun ternyata, pintu tersebut di kunci.

"Ada orang? Apakah ada orang di dalam? Jawab aku?! " Ray mencoba mengintip ke dalam namun tidak ada apapun di dalam ruangan tersebut. Namun, suara anak kecil tersebut masih terdengar bahkan terlihat kencang.

Akhirnya, Ray memutuskan untuk mendobrak pintu tersebut. Dan tepat sekali pintu langsung terbuka. Ray melihat ada ruangan lain di dalamnya dan suara tersebut berasal dari sana.

Ray berjalan ke sana, dan tepat sekali suara Cila sampai ke telinganya.

"Cila!!!  Cila! Kau berada di dalam nak? " Ray mencoba memanggil Cila berulang kali untuk memastikan.

"Paman!!! Paman!!  Ini Cila!! Cila bersama kawan Cila dan abang Cila yang pingsan! Tolong kami paman!!! " Cila berteriak dari dalam ruangan mengisyaratkan kepada Ray bahwa ada dirinya dan kakak serta temannya yang tidak lain adalah Bima di dalam.

"Baiklah! Tetap tenang oke! Jangan panik, paman akan mengeluarkan kalian dari dalam sana!" tepat saat Ray selesai berbicara, dirinya langsung mendobrak pintu tersebut. Namun, siapa sangka pintu tersebut terkunci dengan sangat kuat? Ray terus mencoba membukanya namun tetap tidak berhasil.

Hingga Ray mengalihkan perhatiannya menuju sebuah meja tidak jauh dari ruangan ini. Di atas meja tersebut terdapat sebuah telepon genggam yang Ray berharap masih berfungsi dan dapat membawa harapan serta bantuan kemari.

Ray berjalan cepat kearah telepon genggam tersebut dan menggapainya dengan cepat. Perlahan, Ray menekan tombol angka yang berada di dalam telepon tersebut untuk menghubungi seseorang.

"Haloo... Tolong aku!! Anak-anak ada disini!" ucap  Ray kepada seseorang di seberang telepon.

Die Gefährliche Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang