Chapter 22

22 3 0
                                    

"Yaa!! Itu pasti Kakaknya Cila!! Aku tidak salah liat!! " Ray berteriak dengan sangat heboh.

"Makanya aku merasa kalau ada orang di dalamnya saat aku mengambil kursi dan meja untuk hotel! Aku mengintip dari balik balik jendela dan aku melihat seseorang yang yang terikat di kursi. Aku sudah mencoba untuk menggedor pintu tersebut dan mencoba mendobrak nya namun tidak bisa. Akhirnya aku menggelengkan kepala dan pergi dari situ. Aku yakin aku tidak salah lihat itu kakaknya Cila dan seorang anak kecil yang terikat di kursi!" jerit Ray baru menyadari kebodohannya.

Rena mendengarkan dengan serius dan teliti. Tepat seperti perkiraannya. Saat akan mengucapkan sepatah kata tiba-tiba saja, bunyi dari telefon menyadarkan dirinya. Rena memberikan kode kepada Cila untuk memasukan satu koin lagi agar panggilan ini tidak terputus.

" Di mana tempatnya di mana kau melihat kedua anak kecil tersebut?" Rena bertanya dengan tidak sabaran.

"Haa, itu di... "

Tet..
Tett..

Sambungan panggilan terputus. Rena dengan panik mengecek alat telefonnya, dia bahkan mengetuk kotak telefon.

Rena melihat angka panggilan yang biasa tertera untuk waktu panggilan kosong. Eror, tidak ada satu angka pun disana. Hingga Rena tiba-tiba terdiam dan teringat bahwa hari ini, listrik dimatikan.

'Shit!' batin Rena kesal.

Tepat saat itu juga, Cila maju dengan memegang buku catatannya yang mini.

"Kak, bagaimana kalau kita membuat poster atau gambar kakak terus kita tempel di pohon atau di tiang listrik? "

"Ck, kau tau?! Kakakmu itu ditahan di sebuah gudang kosong yang jauh dari sini! Dia tidak menghilang! " Rena menatap kesal kearah Cila yang menatapnya polos karena ide bodohnya itu.

Hingga Rena menyadari bahwa Cila selalu menulis informasi di dalam buku catatan kecilnya.

"Cila! Coba berikan buku catatanmu padaku. "

Cila memberikan buku tersebut dan langsung dibuka dengan cepat oleh Rena. Hingga Rena menemukan halaman yang dia cari dimana semua informasi terkumpul.

Isi halamannya:

Di dalam gudang kosong
Peralatan meja hotel
Pintu terkunci
Sesuatu yang aneh
Tidak jauh dari hotel...

Rena langsung mengusap wajahnya kasar.

"Bodohnya aku!! "

Rena berjalan cepat menuju mobil diikuti oleh Cila. Namun, tiba-tiba dirinya berhenti dan melihat lurus ke depan.

'Tukang bengkel mencariku? Ada apa? ' batin Rena saat mengingat ucapan adik Ray.

"Kak, kita mau kemana? "

"Kita mau mencari kakakmu dan adikku, sebelum itu kita ke suatu tempat, dan aku butuh bantuanmu! "

"Bantuan apa itu? " tanya Cila merasa penasaran.

"Tutup mulutmu dan jangan berbicara apapun selain aku menyuruhmu! "

"Ehh memang aku pernah bilang apa? "

"Tutup saja mulutmu! "

"Ck, kakak galak sekali! "

-------------------$$$$$------------------

"Ingat perkataanku. "

Rena melihat kearah Cila yang menganggukan kepalanya. Ya, saat ini mereka berada di sebuah bengkel yang pernah di datangi oleh Rena dulu. Dia kembali lagi dikarenakan tukang bengkel mencarinya, well, dia tidak tau namanya dan juga dia tidak peduli.

Rena mendorong pintu bengkel utamanya dan masuk bersama Cila. Sang pemilik bengkel melihatnya dan mulai merapikan dokumennya.

"Ahh, kau datang rupanya."

"Ada apa kau memanggilku? " tanya Rena langsung pada intinya tanpa ada basa-basi.

"Siapa anak ini? " sang pemilik bengkel mengalihkan perhatiannya pada Cila yang berdiri sebelum membungkukan tubuhnya sebagai tanda hormat kepada yang lebih tua.

"Halo paman, namaku Cila. Aku disini bersama kak Rena mencari kakakku. Bukankah kita sudah pernah ketemu sebelumnya? " ucap Cila sambil melihat kearah sang pemilik bengkel.

"Oh iya ya, maaf paman lupa. " Sang pemilik bengkel pun terkekeh geli mengingat dirinya melupakan gadis imut ini.

Sang pemilik bengkel pun mengalihkan perhatiannya kearah Rena. Ketika dia akan berbicara, Rena langsung menyelanya.

"Gawat!! Dia ada disini!! "

Rena melihat kearah cermin di sampingnya yang mengarahkan tampilan keluar bengkel utama. Disana seorang laki-laki keluar dari dalam mobil dan terlihat akan masuk kemari.

Rena berlari menutup pintu dan mengambil sebuah radio kecil dan menyalakannya sebelum menaruhnya disampingnya. Kemudian Rena menatap sang pemilik bengkel dengan serius.

"Berbicara sebentar padanya. Berpura-puralah untuk tidak ada orang disini. " Ucap Rena pada pemilik bengkel sebelum menarik Cila masuk kedalam satu ruangan atau bisa disebut gudang peralatan bengkel ketika sang pemilik bengkel menganggukan kepalanya.

Kriett...

Pintu bengkel terbuka, menampilkan seorang laki-laki berpenampilan formal dan raut wajah datar.

Pemilik bengkel menatapnya sekilas sebelum merapikan tumpukan tugas bengkel di mejanya.

" Oh kau sudah datang, itu mobilmu sudah siap tinggal dibawa saja." Ucap pemilik bengkel sambil melirik ke arah Pemuda tersebut.

Sang Pemuda melihat pemilik bengkel dengan heran. Dia mengangkat satu alisnya ke atas sambil melihat kearah pemilik bengkel.

Sedangkan di balik ruangan gudang, Rena memperhatikan mereka berdua dari celah celah pintu yang tidak tertutup rapat. Dari situ dia bisa mengintip mereka berdua Dan kita mendengarkan percakapan mereka.

" sudah? tinggal di bawah saja?"

Pemilik bengkel menatapnya lama kemudian menyadari kesalahannya. Kemudian dia baru menatap sang pemuda dengan sedikit gugup.

"O.. Oh itu... bayarannya Rp. 1, 5000, 000. " ucap pemilik bengkel sambil melihat sang pemuda.

Sang pemuda melihat kearah gudang kemudian kembali melihat sang pemilik bengkel,sebelum dirinya menyeringai.

" Apakah ada orang lain di sini?" Sang Pemuda kembali melihat kearah gudang yang terlihat tertutup.

Rena yang menyadari posisinya terancam pun berlari kearah satu jendela, jalan satu-satu yang ada di gudang memerintahkan Cila untuk membantunya.

Rena terus berusaha membukanya, dan terbuka. Namun sayang, saat membuka jendela tersebut, bunyi dari jendela terdengar keras. Mungkin karena sudah tidak lama dibuka.

Kriett

Kriett

Kriett

Delard melihat kearah sang pemilik bengkel yang entah sengaja atau tidak menjatuhkan sebuah batang kayu sambil mengeluh kayunya yang jatuh.

Delard menyeringai dan berjalan perlahan, entah itu kearah gudang ataupun sang pemilik bengkel. Hanya dirinya yang tau...

Die Gefährliche Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang