Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
========================
Hari ini Lisa benar-benar mendapatkan kesialan. Kini, dia dipanggil ke ruangan kepala sekolah untuk dimintai penjelasan perkara perkelahiannya dengan Saerom.
Padahal, bukan dia yang memulainya, tapi gadis bermarga Lee itu. Entah siapa yang mengadukan perkelahian mereka. Pasti ada yang mengadu ke pihak sekolah.
"Jawab saya, siapa yang memulainya?" desak Jang Doyun—Kepala Sekolah Dulwich College Seoul.
"Lisa."
"Saerom."
Wajah Jang Doyun memerah saat kedua muridnya saling menyalahkan.
"Kim Lalisa, kau adik dari Kim Jennie. Kenapa kau selalu bertengkar di sekolah? Dulu, sewaktu eonnie-mu sekolah di sini, catatan perilakunya bersih dari perilaku tidak terpuji. Apa kau tidak bisa mencontoh eonnie-mu?"
Lisa mengepal kedua tangan kuat. Di mana pun dia berada, dirinya pasti selalu dibanding-bandingkan dengan Jennie. Lisa tahu, Jennie memang manusia yang hampir mendekati kata sempurna. Tapi, dia juga berhak untuk menjadi dirinya sendiri tanpa bayang-bayang Jennie.
Terkadang, orang yang berpendidikan tinggi sekalipun tidak mampu menempatkan ucapannya dan berkata seenaknya tanpa memedulikan lawan bicaranya.
Akhirnya Lisa memutuskan untuk diam saja. Walaupun hatinya berkecamuk tidak terima dibanding-bandingkan dengan kakaknya sendiri.
Kenapa harus Jennie yang menjadi tolak ukur tentang sikapnya? Apa karena Jennie kakaknya makanya Lisa harus menjadi seperti Jennie?
Tidak. Lisa tidak bisa menjadi Jennie.
"Dan kau Lee Saerom. Ayahmu seorang pengacara ternama. Apa kau tidak pernah diajari tata krama bersosialisasi? Kau selalu bertengkar dengan Lisa."
Sama seperti Lisa, Saerom juga hanya diam.
"Kalian tidak ada yang mau jujur?" Suaranya sedikit meninggi, merasa kesal dengan kedua siswi di depannya.
Lisa dan Saerom sama-sama diam.
"Baik, dimulai dari Lisa. Jelaskan, kronologinya."
Lisa melirik sekilas Saerom. Lalu menatap Jang Doyun. "Awalnya aku pergi ke kantin, tapi Saerom sengaja menjegalku sampai membuatku terjatuh. Aku tidak terima diperlakukan seperti itu. Sudah jelas, kan, Saerom yang memulainya? Dia juga menamparku, lihat sudut bibir saya yang memar," jelas Lisa.
"Bohong!" Saerom menyangkal ucapan Lisa, merasa tidak terima.
Kepala sekolah belum bisa menilai mana yang benar dan mana yang salah. Akhirnya dia memutuskan untuk mendengarkan kronologinya dari sisi Saerom. "Sekarang giliran kau, jelaskan kronologinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND YOU ✔ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction⚠️2 CHAPTER TERAKHIR TELAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN NOVEL [SISTERSHIP] [Jennie & Lisa] SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! ••••• Bagi Jennie, Lisa adalah penghancur kebahagiaannya. Kehadiran Lisa sejak pertama kali hanya membuat luka baginya...