Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
===========================
Selain menjenguk Jennie, kedatangan Jisoo ke rumah sakit juga ingin melaporkan kondisi terkini perusahaan pada Jennie. Sebagai sekretaris, Jisoo selalu sigap menyediakan rangkaian laporan yang dibutuhkan sang atasan. Termasuk semua jadwal Jennie dan juga aktivitas perusahaan.
“Aku tidak bisa berlama-lama di sini, saham Kim Corp kembali menurun.” Jennie berkomentar setelah membaca laporan yang diberikan Jisoo.
“Tapi kondisimu belum begitu pulih.”
“Aku tidak peduli.”
“Jennie-ya! Kau lebih mementingkan uang daripada kesehatanmu sendiri? Saham Kim Corp mengalami penurunan hingga triliunan, itu tidak membuatmu jatuh miskin.”
Jennie cukup tersentak mendengar perkataan Jisoo. Wanita itu mendengus kesal. Baginya, Kim Jisoo sangat menyebalkan. Jennie tahu, Jisoo memarahinya karena peduli, tapi Jennie juga tidak bisa bersantai terlalu lama di rumah sakit.
“Lihatlah! Karena kecerobohanmu, kau mengabaikan kesehatanmu.”
“Eonnie! Jangan memarahiku,” kata Jennie yang kini memeluk lengan Jisoo lantas menatap wanita itu dengan puppy eyes menggemaskan.
“Ne ... ne …,” pasrah Jisoo pada akhirnya. Sebenarnya dia ingin mengeluarkan beberapa ceramah lagi untuk Jennie, tetapi karena wanita itu memohon dengan sangat kiyowo, Jisoo mengurungkan niat.
“Aku pergi dulu, masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di kantor. Dan satu lagi ….” Jisoo menjeda ucapannya beberapa saat.
“Jangan terlalu lama mengabaikan Lisa. Sepertinya dia merasa sangat bersalah padamu hingga membuatnya tetap bertahan berada di depan pintu ruanganmu.”
Jennie pura-pura tidak mendengarkan ucapan Jisoo dan kini malah sibuk memainkan ponselnya.
“Kepala batu,” kesal Jisoo lantas pergi meninggalkan ruangan Jennie.
“Kim Lalisa, sampai kapan mau di sini terus-terusan? Sana masuk, temani Jennie,” titah Jisoo pada Lisa yang kini berada di luar ruangan Jennie.
“Anniya, dia pasti mengusirku.”
“Kalaupun dia mengusirmu, kau harus tetap berada di ruangannya.”
Lisa membalas ucapan Jisoo dengan gelengan. “Aku tidak mau membuatnya semakin marah.”
“Cukup, Lisa-ya! Jangan membuat emosiku naik. Kim Jennie sudah sangat keras kepala, kau juga jangan keras kepala.” Jisoo mengeluarkan uneg-unegnya.
Bukan hanya Jisoo, sepertinya pembaca di cerita ini sudah sangat emosi juga.
Lisa hanya tertunduk, kini menimbang-nimbang ucapan Jisoo. Setelah Jisoo pergi, Lisa bangkit dari posisi duduk, kini melihat ke arah ruangan Jennie. Terdapat kaca berukuran kecil di pintu, yang bisa melihat keadaan ruangan tersebut. Lisa bisa melihat bahwa Jennie kini sedang duduk bersandar di brankar sambil menatap kosong ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND YOU ✔ [SUDAH TERBIT]
Fiksi Penggemar⚠️2 CHAPTER TERAKHIR TELAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN NOVEL [SISTERSHIP] [Jennie & Lisa] SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! ••••• Bagi Jennie, Lisa adalah penghancur kebahagiaannya. Kehadiran Lisa sejak pertama kali hanya membuat luka baginya...