Sluuuurp!
Kahfi menyeruput kuah Indomie dengan semangat. Semerbak wangi kari ayam dan ayam bawang memenuhi pantry lantai delapan akibat ia dan Jericho membuat mie instan di sela lembur mereka.
"Anjir pedes juga." Di sebelah Kahfi, Jericho sudah berkeringat akibat terlalu banyak menaburkan cabai bubuk ke dalam mangkuknya.
"Bro, lu kalo galau jangan gini-gini amat."
"Ah kampret lah no woman no cry."
Semenjak putus dari Sherin, Jericho jadi gemar memakan masakan pedas sebagai cara meluapkan emosinya. Kahfi yang selalu menjadi saksi hidup Jericho makan pedas-pedasan jadi takut sendiri lambung sahabatnya itu bermasalah.
"Tapi emang udah saatnya sih bro lo putus sama dia."
Bangsat. Jericho memicing kesal menatap Kahfi.
"Selama sama dia tuh lu galau mulu Jer! Gue aja capek ngeliat lo, apa lo sendiri nggak capek? Bagus lah putus it's about time." Ucap Kahfi sambil memutar-mutar garpunya. "Lo sama Sherin tuh pacaran karena kelamaan aja Jer, nggak enak minta putus."
"Nggak enak minta putus pala lo!" Jericho menggeplak kepala Kahfi. "Gue sayang sama dia beneran anjir, udah berapa kali gue ajak dia nikah! Dianya aja yang nggak mau serius!"
"Ya maksudnya dia yang nggak enak minta putus, bukan lo."
Deg
Jericho tak pernah berpikir ke sana sama sekali.
"Sebagai mak comblang sejak SMA, menurut gue kalian emang nggak cocok-cocok banget sih." Kahfi menunjuk-nunjuk Jericho dengan garpu. "Sherin itu cukup mandiri orangnya, strong gitu lah. Di lain sisi lo juga sangat mengayomi, kebapak-bapakan, pengennya manjain pacar terus, suka dibikin susah yang-penting-ayang-seneng. Sherin bukan tipe cewek yang butuh cowok kayak gitu. Kayaknya itu yang bikin dia nggak yakin-yakin banget sama lo."
Setelah melap dahinya dengan sapu tangan, Kahfi kembali melanjutkan. "Lo tuh cocoknya sama orang kayak Sonya."
Astaga.
"Serius deh, selama empat tahun Sonya kerja di sini, gue dengan segala kesotoyan gue ini bisa ngerasain kalian oke banget berdua. Kalian berdua aja yang nggak sadar. Dia itu kalo gue liat-liat butuh cowok yang bisa ngelindungin.
Dia kan orangnya heboh, banyak gerak, clumsy petakilan, cocok sama lo yang seneng ngeliat cewek kayak gitu, yang sukanya meluk, ngelus rambut, cubit pipi. Ibaratnya nih kita berdua aja sahabatan dari SMA karena kita saling ngelengkapin kan? Sifat gue tuh 11-12 sama Sonya. Jujur deh, lo ngerasa Sonya tuh kayak gue versi cewek kan? Kalo gue cewek juga lu pasti udah pacaran sama gue."
Jericho awalnya tak mau mengakui, tapi pada akhirnya ia mengangguk juga setuju dengan Kahfi. "Iya juga ya?"
"Apalagi kalian sering yang ditunjuk rapat berdua keluar kantor kalo Koko nggak bisa. Gue yakin sebenernya banyak kenangan kalian, lo nya aja yang nggak sadar."
Jika Jericho pikir-pikir lagi, memang ia merasa nyaman bersama Somi. Pernah terbesit dalam benak Jericho untuk mendekati perempuan itu jika ia tidak punya pacar, namun karena ada Sherin di hidupnya, pemikiran itu langsung ia tepis.
"Sonya juga nggak buruk-buruk banget kan?" Kahfi bertanya retorik.
"Nggak buruk sama sekali bahkan." Jericho mengoreksi Kahfi. "Dia emang suka aja sama Pak Saga soalnya mirip member boyband Korea yang dia suka, tapi sekarang udah biasa aja."
"Tuh, lo aja deket banget sama dia. Gue mana tau dia suka Korea-Koreaan." Kahfi kini meminum air dingin di gelas kaca. "Kalian kan kubikelnya samping-sampingan ya, gue yang duduk persis di depan lo tuh kalo ngeliat kalian lagi bercanda kayak cocok banget gitu, kayak masuk aja omongan kalian. Beda sama kalo lo lagi bareng Sherin. Inget nggak waktu kita double-date pas tahun baru? Duh gue ngeliat lo sama Sherin tuh nggak seru-seru banget nggak kayak kalo lagi sama Sonya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proposal | A Romantic Comedy
أدب الهواة❝ Is it okay to marry the groom before their love bloom? ❞ The Proposal - 2020