Sluuuurp!
Akibat harus mengejar deadline sebelum hari senin, dan karena JK tak mau akhir pekannya diganggu, jadilah ia memilih untuk bekerja lembur di malam sabtu.
Tidak, ia tidak mau berkutat di kantor sampai para office boy mematikan lampu. Ia dan Sherin memutuskan untuk lembur di McDonald's sampai tugas mereka berlalu.
Berhubung McD buka 24 jam dan tempat makan itu memiliki bangku-bangku yang nyaman, jadilah mereka memutuskan untuk mengejar deadline di salah satu cabang McD dekat kantor.
"Mau kentang goreng dong."
Diletakkannya tempat kentang goreng ke sebelah laptop Sherin oleh JK, sesuai pinta perempuan tersebut.
"Kayak anak kuliahan aja njir kita, skripsian bareng di McD." Tukas Sherin.
"Hah elu sih pake blazer, kan jadi nggak keliatan kalo kita masih muda."
"Ya elo aja pake kemeja plus nametag digantung di leher anjir."
JK tertawa mendengarnya.
Duduk tepat di tengah ruangan, mereka kerap diperhatikan orang yang berlalu lalang. Pasalnya hanya mereka satu-satunya yang berkutat dengan laptop di tengah pasangan ABG dan keluarga muda.
Setelah dijalankan, rupanya tugas yang harus JK kerjakan ulang ini tidak seberat yang ia bayangkan. Jam baru menunjukkan pukul delapan saja mereka sudah hampir selesai, padahal di tengah pengerjaannya mereka sambil bercanda memantau gerak-gerik anak SMA berpacaran yang duduk tak jauh dari mereka.
Sherin gemar sekali meledek anak SMA yang berpacaran di tempat hiburan. Seringkali setiap staff unit BPM sedang jalan-jalan, Sherin yang akan diam-diam menunjuk, 'Eh tuh liat deh'; 'Eh itu tadi masa ceweknya ...'; 'Eh liat tuh masih bocah gayanya udah sok iya'.
Karena membantu JK, jadilah Sherin ikut pria itu ke McD. Seharusnya Sherin pergi dengan Jericho malam ini, berhubung Jericho mengajaknya menonton film terbaru di bioskop. Namun Sherin menolak karena tak tega meninggalkan JK sendiri.
"Eh tapi sumpah ya, gue nggak enak banget sama Mba Sasa." Di tengah kunyahan kentang goreng, JK berujar. Membuat Sherin membuang napas.
"Yaudah lah, tadi sore juga udah chill kan. Lo juga udah minta maaf, selow. Sasa kan marah sekarang satu jam lagi juga lupa."
JK mengangguk pelan seperti berkata iya-sih. "Tapi nggak enak aja gitu. Kalo tau Pak Saga lagi kenapa-kenapa mah gue juga nggak bakal ngedumel kayak tadi."
"Iya sih paham. Tapi menurut gue Sasa juga paham kok lo kesel harus ngerjain tugas buru-buru. Dia tuh cuma ke-triggered gara-gara lo segala ngomong dispesialin."
Hhhh. JK menyesal sekali sudah bicara demikian. Semoga Sasa bisa benar-benar melupakannya.
"Tapi emang nggak nyangka banget nggak sih? Mereka nikah? Kayak, gue tuh nggak pernah bayangin aja gitu Pak Saga macarin staff nya sendiri. Apalagi ini, dinikahin."
Mendengar ucapan Sherin tersebut JK jadi merenung. Bayang-bayangnya terbang pada pemikiran lain.
Bukankah memang sering seperti itu? Yang diduga ternyata tidak sesuai realita?
Seperti orang kantor yang berpikir Hasbi adalah staff yang menyusul Hana lebih dulu melepas lajang. Atau Somi yang berkemungkinan besar menjadi istri Saga.
Nyatanya, yang dirasa paling tidak memungkinkan justru malah kejadian. Seperti kenyataan bahwa Saga dan Sasa tau-tau menjadi pasangan.
Contoh lain datang dari JK sendiri. Siapa sangka sejak lama ia menyimpan rasa pada Sherin yang menemaninya malam ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proposal | A Romantic Comedy
Fanfiction❝ Is it okay to marry the groom before their love bloom? ❞ The Proposal - 2020