The Email

3.8K 284 20
                                    

Siapa perempuan itu? Seberapa berartinya ia hingga Saga berbohong kepada Sasa? Siapa perempuan itu hingga Saga termenung begitu lama?

Bahkan saat mereka masuk ke kamar, Saga langsung masuk ke toilet, izin mandi lebih dulu kepada Sasa. Sasa hanya duduk di kasurnya menatap dinding toilet dari samping. Tak tahu apa yang terjadi di dalam kamar mandi. Mungkin pria itu menangis. Memori Saga dan toilet dengan wajah yang bersedih hanya akan mengingatkan Sasa pada tangisan pria itu ditinggal Mama.

Di luar pun Sasa sudah berganti baju dan menghapus dandanan wajahnya. Ia baru sempat membuka pesan Juna setelahnya.

[Pak Juna♥♥♥]: Malam Anjanii

[Pak Juna♥♥♥]: Maaf ganggu, saya boleh minta file MTP 2018 nggaa?

[Pak Juna♥♥♥]: Kamu punya filenya kan ya? Thank you...

[Pak Juna♥♥♥]: Oh iya it's more than ok!

[Pak Juna♥♥♥]: How was your day? Last day there, right?

[Pak Juna♥♥♥]: Kok nggak yakin gitu... why

[Pak Juna♥♥♥]: Everything's good right?

[Pak Juna♥♥♥]: Looh kangen kerjaan kamu? xD

[Pak Juna♥♥♥]: Jakarta miss you more xD

Sasa menyisir rambut sambil memandang gaun indahnya dari kejauhan. Permainan pacar-satu-hari mereka sudah resmi selesai, dan Sasa benci mengapa permainan itu harus berakhir buruk.

Ia berusaha mendistraksi otaknya, atau setidaknya melupakan wanita itu saja. Malam ini seharusnya menjadi malam Saga dan Sasa berdua saja kan?

Menunggu Saga yang terasa sangat lama di kamar mandi membuat Sasa mencari jalan keluar bagaimana ia bisa mengetahui identitas perempuan tersebut. Tunggu dulu, tadi dia pergi ke minimarket hotel kan?

Meski kemungkinannya kecil, mungkin saja perempuan itu masih di sana. Setidaknya mungkin Sasa bisa melihatnya berjalan melalui lobi. Sasa mungkin tak bisa mengajaknya bicara tapi Sasa bisa memotret-nya diam-diam, atau mengingat rupanya lebih baik agar Sasa dapat men-cari media sosialnya.

Ia pun mengambil laptop di dalam tas, sekalian ingin keluar untuk mengerjakan tugas yang diminta Juna.

Sasa pun melangkahkan kaki ke arah rak sepatu dengan ponsel dan laptop di tangannya.

Cklek

Tiba-tiba Saga juga keluar kamar mandi pada waktu bersamaan, bingung melihat Sasa ingin keluar kamar. "Mau ngapain?"

"Hm?" Kali ini Sasa yang kikuk. Ia mendapati mata Saga sedikit menyipit, entah memang hanya karena basah habis mandi atau karena menangis. "Mau ngirim tugas. Disuruh Pak Juna."

"Hah?" Saga mendelik. "Tugas apa? Kok saya nggak tau?"

"Baru dikasih tau." Ada rasa sedih yang membuat Sasa kecewa, mereka kembali ke kamar dengan keadaan seperti rekan kerja. "Barusan Pak Juna ngechat saya."

"Coba mana chatnya? Dia nggak chat apa-apa ke saya."

Sasa pun memberikan ponselnya dan Saga langsung membaca pesan tersebut secara menyeluruh.

"Ngapain kamu kerjain? Udah tau lagi liburan."

"Mungkin urgent Pak, saya udah ada datanya kok tinggal dikirim aja. Emang agak berat makanya mau ke lobi bawah wifi—"

"Nggak usah." Saga memberikan ponsel Sasa kembali dan menelepon Juna dengan ponselnya sendiri yang ia bawa ke kamar mandi. "Saya telfon Juna sekarang."

"Nggak apa-apa kok Pak, saya takut dibilang ngadu kalo—"

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang