The Ending

9K 343 21
                                    

"Halooo!"

Seminggu setelahnya, di hari ulang tahun Saga, kediaman mereka ramai dipenuhi tamu undangan. Sesuai rencana, mereka mengajak kerabat dan teman-teman untuk datang. Mulai dari Tante Brenda, Somi-Jericho hingga Hana dan suaminya ada semua. Di lantai atas banyak keluarga berkumpul mengisi kamar-kamar dan balkon, di ruang tengah banyak diisi anak-anak kecil yang menonton TV, di luar banyak teman kantor Saga dan Sasa bercengkerama. Kahfi bahkan datang dengan pacarnya juga. Sayang Jek dan Sherin tak bisa hadir karena sedang bulan madu.

Sasa diam-diam sibuk di dapur dengan Zia dan Yerika. Menyiap-kan kue ulang tahun yang mereka pesan untuk Saga. Saga sendiri terus berada di ruang TV dari tadi, bermain di antara anak kecil dan beberapa teman basketnya yang baru datang menikmati lasagna catering Dio dan Nina. Pria itu sudah tak sabar menggendong anak bayi. Anak Eugene yang baru berumur dua tahunan saja digendong terus olehnya. Ia tak sabar mencium wangi bedak bayi memenuhi rumah.

Eugene sendiri sedang di taman belakang bersama Tante Brenda, membicarakan cara manjur memiliki anak kedua. Di sana ada Juna dan Jericho, ingin mendengar serba-serbi hubungan pernikahan berhubung keduanya juga mulai terpikirkan untuk melepas status lajang.

Beberapa teman Saga yang masih jomblo banyak bertanya dengan Saga. Mereka ingin tahu bagaimana meyakinkan hati untuk menikah dan menjalankan pernikahan.

"Gue salut deh Ga sama lo, lo kan dulu susah banget milih cewek." Dirga, salah satu teman lama Saga bertanya.

Dirga paham betul bagaimana dulu Saga suka bertukar chat dengan berbagai perempuan, hanya pada akhirnya ditinggal begitu saja tanpa keputusan. Maka itu Dirga kaget saat tiga tahun lalu Saga tahu-tahu menyebar kartu undangan.

"Bucin banget lagi sekarang kalo gue liat di story Instagram lo!" Kali ini Tian yang menimpal.

"Btw gimana sih Ga, bisa berubah gitu?"

Saga tertawa, masih dengan kaki yang digoyang-goyang kecil memangku anak Eugene. "Ya lo cari cewek yang bener makanya, nanti lo bakal gerak sendiri buat berubah. Kalo nggak mau berubah sih emang tabiat berarti."

Kedua teman Saga langsung tertawa.

"Tapi serius," di sela-sela candanya, Saga berdeham. "Gue kan batu banget orangnya, istri gua tuh sabarnya bener-bener sabar. Gua juga awal nikah ya ada lah konflik, tapi sabarnya nggak main-main si Sasa. Kalo nggak kuat juga udah cerai kali kita."

"Sumpah?!"

"Emang harus cari yang bisa ngimbangin sih ya?"

Saga mengangguk menjawab dua pertanyaan sekaligus. "Gue tuh, pokoknya pernah ngelakuin sesuatu yang... Gimana ya,"

Ia memiringkan kepala memilih kata yang tepat.

"Pokoknya kalo cewek biasa yang gue gituin pasti gue udah ditampar. Orang dulu aja gue pernah sampe keluar rumah, nggak tinggal bareng, dia nangis juga gue tau tapi tetep nggak pulang gue. Kepala batu banget kan gue orangnya. Tapi Sasa tuh emang sabar banget, sampe setelah itu gue bener-bener mikir nggak bakal gue lepasin ni cewek."

"Demi apa?"

"Serius!"

"Ga." Tiba-tiba si empu yang dibicarakan datang.

Istrinya mengenakan dress satin selutut model V-neck berwarna merah marun, sungguh elegan tidak seperti dandanan gemas Sasa biasanya.

"Ya?"

"Jek nelfon kamu tadi, beberapa kali. Coba deh hubungin balik."

Saga pun memberi anak Eugene ke Rena yang kebetulan sedang mencari anaknya di ruang TV. Setelahnya Saga dan Sasa masuk ke kamar utama berdua, satu-satunya tempat yang tak terjamah tamu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang